30. Terlambat

9.8K 661 7
                                    

Bismillah rame

-Happy reading-









"NATHANNNN!!!! CEPETANNN KITA UDAHH TELATTT!!!" Teriak Bella dari luar rumah.

"ASTAGFIRULLAH IYA BENTARR!!!"

Nathan berlari keluar rumah dengan rambut yang acak-acakan karena tidak sempat menyisir.

"Lama banget ngapain aja?!" Tanya Bella nyolot.

"Marahnya nanti aja, ya. Udah telat," balas Nathan sembari menaiki motor sportnya.

"Ayo naik," titah Nathan.

Bella menaiki motor Nathan sambil menggerutu dalam hati. Sudah di pastikan ia akan telat sampai sekolah, karena Nathan yang susah dibangunkan.

"Pegangan, Aku mau ngebut." Nathan melingkarkan kedua tangan Bella ke pinggangnya.

"Udah cepetan jalan!!"

"Iya, sabar Astagfirullah."


****


"Tuhkan telat." Ujar Bella dengan nada sedih saat melihat pintu gerbang sekolahnya sudah tertutup.

"Yah, telat," sahut Nathan ikutan sedih.

Bella menoleh, menatap Nathan kesal. "Gara-gara kamu kita jadi telat kan. Makanya kalo dibangunin tuh langsung bangun!!" Omel Bella.

"Masih pagi, jangan marah-marah mulu nanti cepet tua."

"Terus ini gimana?!" Bella menghentak-hentakkan kakinya kesal.

Untuk pertama kalinya dalam hidup, Bella terlambat datang ke sekolah. Nathan mengetuk-ngetukkan telunjuknya di dagu, kebiasaannya ketika sedang berpikir.

"Aku tau!!" Nathan menjetikkan jarinya begitu tahu cara agar dirinya dan Bella bisa masuk tanpa ketahuan guru.

"Apaa?!"

"Ayo ikut." Nathan menarik tangan Bella dan membawanya entah kemana.

Bella mengernyitkan keningnya bingung saat Nathan membawanya ke belakang gedung sekolah.

"Ngapain?" Tanya Bella.

"Masuk lewat sini," jawab Nathan.

Bella menatap pagar di depannya yang cukup tinggi. Sementara dirinya pendek dan juga memakai rok, lalu bagaimana caranya ia naik?

"Gimana caranya? Aku kan pake rok," ujar Bella menatap Nathan.

"Naik." Nathan berjongkok di hadapan Bella sambil menepuk-nepuk bahunya, menyuruh Bella agar naik ke bahunya.

"Terus lompat ke dalam."

"Ta---tapi aku pake rok, Nathan!"

Nathan memuat bola mata jengah. "Buruan Bell, keburu ada guru yang liat."

"Tapi, kamu jangan ngintip, ya!"

"Iya, enggak."

Perlahan Bella menaiki bahu Nathan, lalu Kedua tangannya memegang pembatas pagar.

Bella menatap bawah kemudian bergidik ngeri karena jaraknya yang cukup tinggi.

"Nathan, aku takut lompatnya," cicit Bella pelan.

"Ngapain takut sih? Tinggal lompat juga. Buruan Bell, berat nih."

"Nanti kalo aku jatuh terus amnesia gimana? Terus aku nggak kenal sama suami aku sendiri gimana?" Cerocos Bella membuat Nathan memutar bola mata malas.

My Sweet Husband | END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang