Alexa masih mondar-mandir di ruang tamu menunggu sang sahabat yang menjanjikan penjelasan. Sebenarnya Alexa bisa saja menelpon Soka setelah melihat siaran langsung yang dilakukan oleh Langit, tapi ia yakin Soka tak akan mengangkatnya. Alexa paham tabiat Soka yang suka membuat orang menunggu.
"Ale! Beliin minyak goreng di mini market!" teriak mamanya yang membuat Alexa mengeram kesal. Jika ia tak ada di rumah kemungkinan Soka akan langsung pulang begitu sampai di rumahnya.
"Bang, lo aja yang beli, gue nungguin Soka." Wajah muram Renjana langsung berubah begitu nama Soka disebut.
"Soka mau ke sini?" tanya Renjana memastikan.
"Iya, makanya lo-" Lisa belum selesai bicara Renjana berlari masuk ke dalam kamarnya.
"Bang!" panggil Alexa.
"Ale! Kamu belum berangkat?" Alexa berdecak, kali ini ia tak bisa mengandalkan Renjana yang biasanya baik hati, sekarang Renjana sudah jahat padanya.
Tak lama setelah Alexa pergi Renjana keluar dengan penampilan yang berbeda. Lelaki itu tampak begitu rapi dengan kaos hitam yang menurut Pasha lelaki yang memakai kaos hitam itu ber-damage apalagi yang wangi. Untuk itulah Renjana menganti kaos belel-nya dengan kaos hitam, tak lupa dia menyemprotkan minyak wangi serta merapikan rambutnya hanya untuk membuat Soka melihatnya.
Sepuluh menit lebih lelaki itu menunggu, akhirnya yang ditunggu terlihat mendekat ke rumahnya. Dengan panik Renjana mengambil buku yang dia siapkan untuk menutupi kenyataan bahwa lelaki itu menanti Soka.
"Assalamu'alaikum," salam Soka yang dengan gaya sok cool dijawab oleh Renjana.
"Waalaikumsalam. Eh Soka, nyari Ale ya?" Soka mengangguk pelan dengan senyum, sangat cantik bagi Renjana.
"Ale lagi disuruh mama ke mini market, tadi dia nyuruh kamu nungguin dia." Dusta keluar begitu saja dari mulut manis Renjana padahal lelaki itu jarang mengatakan kebohongan.
"Oh gitu? Udah lama belum, Mas?"
"Udah lama kok, paling bentar lagi pulang. Kamu duduk dulu aja." Soka mengangguk dan mulai duduk, dalam hati dia berdoa agar Alexa lebih lama lagi, jadi dia punya banyak waktu bersama Renjana.
"Oh tangan kamu mana?" tanya Renjana membuat Soka menyodorkan kedua tangannya.
"Ini tangan yang tadi dicium Langit," batin Renjana.
Tanpa bisa Soka duga Renjana mengambil desinfektan dan menyemprotkannya ke tangan Soka dan hal selanjutnya mampu membuat wajah Soka memerah sempurna. Tangan Renjana menggosok tangan Soka membantu membersihkan tangan Soka dari bekas Langit.
"Mas," panggil Soka ketika menyadari bahwa Renjana sudah menggosok tangannya lebih dari dua menit. Apa Renjana berpikir bahwa Soka kotor.
"Maaf, kamu abis dari luar dan di luar banyak virus. Takutnya kamu sakit, jadi-"
"Iya. Aku paham kok." Renjana beruntung karena Soka tak menuntut penjelasan lebih, 'kan tak lucu jika ia mengatakan bahwa ia sedang menghapus bekas Langit dari tangan gadisnya itu.
"Ehm, Mas Ren. Mas ada tau Langit?" Soka harus memastikan Renjana tak tahu tentang dia dan Langit. Jika Renjana tahu maka matilah Soka.
"Langit? Maksudmu yang di atas?"
"Bukan. Langit yang selebgram." Renjana mengangguk dan di situlah jantung Soka berdetak keras, bisa kandas kisah cintanya jika Renjana tahu skandalnya dengan Langit.
"Dia yang tadi di kosan kamu, 'kan?" Soka benar-benar harus menghajar Langit jika Renjana sampai salah paham padanya.
"Iya, tapi itu tadi karena ... karena ada urusan penting. Kalo nggak penting dia nggak bakal ke kosan dan aku juga nggak pernah ngasih tau kosan aku." Soka yang mencoba menjelaskan dengan segala gestur ngotot membuat Renjana mengulum senyumnya. Gadis itu begitu lucu dan menggemaskan.
"Iya, Soka. Aku lihat kok siaran Langit tadi."
Darah seolah pergi dari wajah Soka, gadis itu memucat memikirkan sejauh apa Renjana melihat. Apa Renjana melihat Langit mencium tangannya? Renjana juga melihat betapa joroknya dia melepeh jus mangga. Atau jangan-jangan tadi Renjana menyemprotkan desinfektan karena berpikir Soka banyak menyimpan kuman? Ya Tuhan! Mau ditaruh dimana muka Soka?
"Mas, sumpah ya aku nggak jorok. Itu tadi aku lepehin soalnya takut pada mikir aku suka sama Langit, nanti IG aku diserang lagi." Soka dalam mode panik, jangan sampai gebetan berpikir bahwa ia jorok. Berbeda dengan Soka yang panik Renjana sedang berusaha keras menahan tawa dengan sikap menggemaskan Soka.
"Iya. Aku tau kok kamu nggak jorok." Meskipun Renjana berkata seperti itu, tapi senyuman di bibirnya yang sesungguhnya gemas pada Soka malah dianggap Soka sebagai senyuman mengejek.
"Mas-"
"Mas Ren." Renjana menilik manusia yang baru saja datang memanggilnya.
"Ada apa Rum?" tanya Renjana yang sebenarnya enggan menemui Rumi ketika sang gebetan sedang berkunjung.
"Mas ada tamu?" Soka langsung berbalik menatap Rumi dengan senyum mengejek miliknya. Gadis itu tentu sedang mencoba memprovokasi Rumi, semakin emosi Rumi semakin kuat posisinya.
"Kok lo di sini? Nggak ke rumah Langit aja?" Soka bisa saja menjawab sarkas, tapi dia sedang menjaga imagenya di depan gebetan.
"Nggak. Dia bukan pacar aku ngapain aku ke rumahnya."
"Terus ngapain lo di sini? Mas Ren juga bukan pacar lo."
"Rumi, kamu kenapa sih?" Renjana bingung dengan sikap Rumi yang tiba-tiba menjadi senggol bacok pada Soka.
"Nggak apa-apa, aku cuma nanya kenapa dia di rumah Mas Ren."
"Aku nungguin Alexa, terus Mas Ren nemenin. Oh ya, Mas Ren, Rumi nggak sekalian dikasih desinfektan kayak aku tadi? Mas nggak khawatir juga sama Rumi?" Renjana termakan omongannya sendiri, sekarang dia harus menyemprotkan desinfektan ke tangan Rumi.
"Jangan lupa digosok-gosok ya Rum. Gosoknya juga lumayan lama kayak waktu Mas Ren gosok tangan aku tadi, kira-kira tiga menitan lah." Rumi berhenti mengusap tangannya untuk memperhatikan ekspresi tengil Soka yang pamer habis dipegang Renjana.
"Lo mau pamer?" Bingo Rumi sudah terpancing.
"Bukan gitu, aku cuma nggak mau kamu kena virus." Rumi menanggapi ucapan Soka dengan merotasi bola matanya.
"Rumi, kamu kenapa sih? Soka niatnya baik." Rumi berdecak, ia tak suka ketika Renjana membela orang lain padahal Renjana lebih dulu mengenalnya dibandingkan Soka.
"Mas nggak tau apa-apa soal dia!"
"Rumi!"
"Mas Ren!" Soka ikut berteriak membuat mama Renjana keluar dari rumah.
"Kalian jangan berantem gara-gara aku. Kalian omongin baik-baik, aku pergi dulu. Permisi." Soka pergi dengan dramatis, memang soal akting gadis itu setara dengan aktris korea. Sekarang dia hanya menunggu Rumi benar-benar putus hubungan dengan Renjana.
Jika saja Rumi tak mengusiknya lebih dulu mungkin seorang Asoka tak akan sampai berbuat sejauh ini. Jika saja Rumi puas dengan apa yang sudah ia miliki mungkin Soka tak akan berubah menjadi sang antagonis.
-o0o-
Hari minggu kali ini aku makin gila wkwkwk. Bayangin aja masih jam sembilan dan aku udah jatuh cinta dua kali.
Astaga sungguh manusia paling tak setia.
Pertama ke Abang Mino dan sekarang ke Eun Jiho.Aku yakin si kalian gak tau siapa Eun Jiho wkwkw.
Buat yang tau, fix kita sefrekuensi hoho.
Itu TMI pertama terus TMI kedua tentang yang aku bilang ada yg baru.
Itu Rose x salah satu 97line dan itu jarang buangget ada yg ngeship mereka.
Karena aku juga gak yakin kalian bakal tau siapa aku kasih inisialnya deh.
Inisialnya BAda yang bisa nebak?
Gampang banget kan? Langsung ketebak dong ya?
WkwkkwUdah itu aja, selamat pagi dan sehat selalu semoga hari ini kalian bahagia selalu. Selamat beraktivitas.
Bye bye
Bluerosie