Belajar Gombal

842 166 46
                                    

Hari menjelang sore dan Alexa sedang disibukkan untuk menatap kosan Asoka yang berada tepat di seberang rumahnya. Dengan bantuan sebuah teropong dia menunggu kedatangan sahabat terbaiknya dan juga abang gondrongnya.

Namun, ada satu hal yang tak pernah diduga oleh Alexa adalah sosok yang membonceng Asoka. Sosok itu tak menaiki motor Vario biru melainkan motor trail berwarna hijau daun.

Tak mungkin Renjana ganti motor hanya dalam hitungan sehari kan? Orang tua mereka kan pelit, bagaimana bisa hanya dalam hitungan jam motor Vario biru yang gendut digantikan oleh motor trail yang langsing. Tak mungkin.

Saat Alexa masih berpikir apakah motor yang mengantar Soka itu hasil diet motor Vario atau mutasi gen yang jelas itu tak masuk akal. Alexa kembali dikejutkan dengan manusia yang mengantar Soka kala lelaki itu membuka helmnya.

Dia bukan manusia gondrong seperti kakaknya, dia adalah lelaki yang kemarin mengganggu Soka. Tapi, pertanyaan mulai muncul. Kenapa jadi Langit? Kenapa bukan Renjana?

Belum hilang rasa heran Alexa, dia melihat Langit memberikan sebuah kotak kepada Soka. Jika begini maka status calon adik iparnya akan hilang ditelan bumi. Alexa harus bertindak, jangan sampai Soka mundur dari calon iparnya. Demi Tuhan Alexa tak sudi punya ipar Arumi.

Namun, sebelum memulai memikirkan rencana misi pendekatan Renjana dan Soka, Alexa harus membuat perhitungan pada sang kakak yang dianggap lalai dalam tugasnya.

Hal itulah yang melatarbelakangi Alexa duduk bersila di depan kamar Renjana selama lebih dari dua jam dan itu mampu membuat kakinya kesemutan.

"Ngapain lo di sini?" tanya Renjana.

"Bantuin gue berdiri dulu." Renjana mengulurkan tangannya agar si adik bisa berdiri dari pertapaannya di depan kamar Renjana.

"Ngapain lo depan kamar gue?" tanya Renjana lagi.

"Mau ngospek lo!" kata Lisa kemudian memberi kode pada Renjana untuk membuka pintu agar mereka bisa bicara secara privat.

"Lagak lo kayak bos," kata Renjana, tapi tak urung dia mengikuti permintaan Alexa.

Alexa sepertinya begitu mendalami karakter hingga ia terus memasang wajah juteknya.

"Kenapa nggak pulang bareng Aso?" tanya Alexa sambil berkacak pinggang.

"Dia pulang bareng cowok lain. Ya mungkin itu gebetannya." Alexa merotasi bola matanya.

Gebetan apanya? Orang gebetan Asoka ada di hadapan Alexa sekarang. Duh, Alexa jadi gemas sendiri.

"Nggak mungkin Aso pulang bareng Langit kalo Abang nggak bikin dia kesel." Renjana memang lelaki yang perhatian, tapi kadang lelaki itu tak memahami situasi.

"Tapi, Soka nggak kesel sama gue." Alexa melakukan senam pernapasan sebelum memulai masa interogasi.

"Cewek itu ketika bilang nggak kesel apa marah sebenernya dia itu kesel. Masa gitu aja nggak tau sih?"

"Tapi, gue bener-bener nggak bikin dia kesel. Gue—"

"Oke, sekarang kasih tau gue kronologi kenapa dia bisa bareng si Langit."

"Gue nunggu dia kan, terus Arumi dateng ngajak ngobrol terus gue udah liat dia ngobrol sama itu cowok. Terus, gue lupa kalo gue ada rapat UKM bareng Rumi, jadi gue ke mau UKM, tapi tiba-tiba Rumi—"

"Udah! Nggak usah dilanjut. Udah paham gue. Lagian kenapa cewek lo tiba-tiba ikut sih?" Alexa paham bahwa masalah di sini berakar dari musuh bebuyutannya—Arumi.

"Cewek siapa? Gue masih jomblo!" Alexa serangan kaget.

"Oh."

"Kok oh doang sih? Terus ini gimana?"

Girl Like HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang