Abimanyu Yudistira adalah satu diantara banyak kakak di dunia ini yang begitu protektif pada adik perempuannya. Hal itu terbukti dari tiket pesawat di tangannya yang sebentar lagi mengantarkannya ke Jakarta. Sejarah tiket itu sendiri cukup dramatis, Abi memesan tiket tersebut sedetik setelah mendengar kabar dari Ibu Renjana bahwa adiknya sakit demam tak peduli bahwa tiga jam lagi dia harus melakukan meeting dengan client-nya.
Namun, begitu dia sampai di rumah ibu kos Soka dia begitu kaget dengan pemandangan di depan matanya. Soka berpelukan dengan pria yang bukan keluarganya. Berpelukan. BERPELUKAN!!!
"Soka! Apa-apaan ini?" teriakan Abi sukses membuat Renjana melepaskan rengkuhannya pada tubuh Soka.
"Mas Abi?" Kaget sekaligus takut tergambar jelas di wajah ayu Soka.
"Kamu! Keluar dari sini!" Abi menunjuk Renjana sebagai tanda bahwa dia bicara pada Renjana.
"Mas, saya—"
"Keluar!" Abi menaikkan satu nada suaranya.
"Saya keluar, tapi setelah memastikan mas nggak akan marahin Soka." Renjana membuat Abi memicingkan matanya kesal.
"Apa urusannya dengan kamu?" tanya Abi dengan nada yang sama sekali tak bisa disebut ramah.
"Saya yang memeluk Soka, jadi kalo mas mau marahin Soka karena itu silahkan marahi saya."
Soka mengigit bibirnya, Renjana baru saja mengacaukan rencana pembelaan dirinya tentang pelukan itu. Dia baru saja ingin mengatakan bahwa Renjana membantunya yang hampir jatuh karena lemas, tapi setelah pengakuan Renjana alibi Soka tak akan dipercaya oleh Abi lagi.
"Oh jadi benar kamu peluk adik saya? Buat apa? Nyaleg kamu?" Abi menunjukkan wajah garangnya pada Renjana dan itu sukses membuat Renjana takut. Takut jika nanti dia tak direstui.
"Bukan. Saya—"
"Soka kedinginan dan Mas Renjana nawarin pelukan dan Soka ngeiyain. Kalo mas mau marah mas marahin soka juga." Abi langsung berbalik ke arah Soka yang terlihat memprihatinkan. Gadis itu pucat, hidungnya memerah dan rambutnya tampak begitu lepek.
"Kamu kedinginan?" tanya Abi, jika ada Alexa pasti gadis itu akan mengatai Abi sebagai sister compleks.
Abi yang tadinya siap meluapkan kemarahan pada Renjana secara magic langsung merubah ekspresinya menjadi khawatir kepada Soka yang mengaku sakit. "Astaga badan kamu masih panas, kita ke dokter aja ya?"
Soka yang dulu akan menolak ide itu mentah-mentah, tapi sekarang dia sedang memegang misi membuat Abi tak memukul Renjana. Jadi, dia akan mengikuti mau saudara satu-satunya.
"Oke, Mas gendong ya." Soka mengangguk lagi, dia harus mengikuti semua mau Abi agar lelaki itu tak tantrum dan membuat Renjana menderita.
"Kamu! Kamu bisa nyetir?" tanya Abi dan Renjana langsung menjawab cepat.
"Bagus, kamu nyetir." Abi memberikan kunci mobil temannya yang dia pinjam begitu landing di Jakarta.
Abi kini sudah membawa Soka dalam gendongannya dan gadis itu begitu erat memeluk leher kakaknya. Mungkin suhu tubuh Abi membuatnya merasa nyaman.
"Mas, Soka ngantuk. Pusing. Sakit banget." Renjana sempat mendengar rengekan dari Soka yang pertama kali ini dia dengar. Sepertinya Soka hanya menunjukkannya pada kakaknya saja.
"Iya, kita ke dokter biar nggak sakit lagi. Sabar ya tuan Putri." Melihat interaksi mereka berdua Renjana makin yakin bahwa untuk mendapatkan restu Abi akan menjadi sangat sulit. Lelaki itu terlalu mencintai adiknya dan mustahil untuk melepaskannya.