Video Konfirmasi

567 143 82
                                    

Mulut Mega terus bekerja keras mengumpat berkat tugas yang beranak Pinak padahal ia sangat yakin bahwa ia tak memberi tempat dan waktu tugasnya untuk berkembang biak. Kadang Mega berpikir apa gurunya memberi PR murni agar ia dan teman-temannya paham atau hanya ajang agar dia dan teman-temannya melakukan ghibah masal. Dimana kata mama Mega, ghibah itu bisa menambah pahala orang yang dibicarakan, jadi secara tak langsung guru mereka sedang berusaha menambah pahala. Sungguh teori yang luar biasa.

Lupakan tentang teori Mega yang luar biasa hebat itu, sekarang adik langit itu harus mencari sesuatu yang segar seperti tetangga depan rumah yang aduhai tampan. Namun, bukannya mendapati Fathur sang tetangga tampan, dia malah mendapati Langit yang datang menggunakan motor trail-nya dengan sosok wanita diboncengan.

"Itu bukan kuntilanak, 'kan?" gumam Mega.

"ANJIR BENERAN CEWEKK!" teriak Mega kemudian dengan heboh keluar kamar dan turun untuk memberikan pengumuman pada seluruh makhluk penghuni rumah.

"MAMA LANGIT BAWA CEWEK! PAPA LANGIT BAWA CEWEK! BANG AWANN LANGIT BAWA CEWEK!!!"

Berkat pengumuman dari Mega kini semua penghuni rumah keluar karena kepo. Biasanya Langit tak pernah membawa perempuan ke rumah, meskipun suka mengardus Langit tak begitu mudah kesemsem anak gadis.

"Siapa?" tanya mamanya ketika mereka mengadakan rapat dadakan sambil menunggu Langit membuka pintu dan mengenalkan gadis yang dibawanya.

"Temen kuliah? Mau ngerjain tugas?" tanya papanya.

"Langit nggak suka ngerjain tugas di rumah. Jelas bukan."

"Collab?" Awan memberi pendapat yang paling relate dengan kehidupan Langit.

"Dia bukan youtuber. Lo tau sendiri kalo Langit cuma mau sama yang lebih ngetop dari dia. Kemaren Chanyeol aja masuk ke waiting list."

"Chanyeol? Siapa?" tanya papanya yang jelas tak mengenal Om Chanyeol.

"Itu Pa, yang punya YouTube, nama acaranya Take Me Out."

"Oh."

"Udah balik lagi, kalo itu bukan temen kuliah dan bukan collab terus siapa?"

"Assalamualaikum." Langit memberi salam yang diikuti oleh Soka.

"Waalaikumsalam," jawab anggota keluarga Aryama dengan kompak seolah sudah janjian sebelumnya.

"Ada apa nih? Kok ngumpul?" tanya Langit.

"Lagi rapat ba—adawww!" Kaki Mega terinjak dengan epic.

"Cuma mau bahas makan malem pakai apa. Iya kan Pa?" Mamanya berusaha membuat Langit tak curiga.

"Iya. Kita bingung malam ini mau makan apa." Langit tak akan percaya, tapi mau bagaimana lagi dia tak ingin memperpanjang urusan.

"Oh, ya udah kalo gitu Langit ke kamar. Ayo Ka."

"KAMAR?!!" Kata kamar sungguh memberikan makna ambigu bagi mereka yang berotak kotor.

"Iya, kamar." Langit merasa bahwa tak ada yang salah dengan istilah kamar. Dan itu artinya Soka harus menjelaskan agar ia tak disangka macam-macam.

"Ehm, sebelumnya perkenalkan, saya Soka. Bukan pacar Langit ataupun teman Langit. Saya hanya kenal Langit. Kebetulan kemarin saya muncul di video Langit yang entah bagaimana malah menjadi skandal antara saya dan Langit. Jadi, kami mau ke kamar buat bikin video klarifikasi. Jadi, tolong jangan salah paham."

"Ah! Gue inget! Lo yang nolak Langit kan?" Soka mengangguk kemudian secara spontan Mega menyalami Soka.

"Akhirnya gue bisa nemuin cewek yang matanya nggak rusak. Lo emang keren nggak kegoda sama dia." Langit berdecak, ia yakin jika Mega akan merembet kemana-mana dan mungkin akan memonopoli Soka.

Girl Like HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang