Dua dokter memang akan lebih baik dalam mengobati pasien, tapi kadang ada yang tak mereka saddari bahwa dengan adanya dua dokter itu akan memungkinkan terjadinya pertengkaran yang nantinya akan membuat pasien bertambah pusing. Hal itulah yang dirasakan oleh Soka sekarang.
"Kalo kompres badan itu harus pake air hangat."
"Air dingin! Lo nggak tau apa badannya Soka itu sepanas magma gunung merapi kalo lo kasih panas yang ada dia meledak." Soka memegang keningnya pening, hanya masalah kompres saja Langit dan Renjana heboh bukan main.
"Gini ya Bang Gon--Maksud gue Bang yang udah nggak gondrong lagi, bye-bye fever itu kalo dipegang dingin jadi lebih bagus kalo ngompresnya pake air dingin." Langit masih kekeh dengan pemikiran bahwa kompres orang demam itu harus menggunakan air dingin.
"Itu teori lo."
"Itu teori emak-emak di luar sana dan emak-emak nggak pernah salah."
"Air hangat." Soka akhirnya bersuara, menghentikan pertengkaran tak penting antara dua dokter dadakan itu.
"Lo mau minum pake air hangat? Oke sebentar."
"Maksud Aso kompres air hangat." Alexa yang baru masuk memberitahu Langit bahwa dalam pertarungan kali ini dia kalah.
"Oke, biar aku siapin. Maaf ya kamu jadi kebangun." Renjana mendekat ke arah Soka, menyeka keringat sekaligus membenarkan tata letak rambut lepek yang menempel pada wajah Soka.
Diperlakukan seberapa lembut oleh Renjana tentu membuat degup jantung Soka tak beraturan, saat ini Renjana telah melihat her unpretty side, tapi Renjana sama sekali tak terlihat jijik ataupun terganggu. Sementara Soka sedang berusaha untuk tak tersenyum dari ujung ke ujung bibirnya, Langit yang menjadi penonton mendengus dan sesekali memberikan wajah kesalnya pada Renjana yang dia anggap modus.
"Seneng lo dipegang-pegang sama si ex-gondrong?" Soka hanya melirik Langit dari ekor matanya, keberadaan Langit sama sekali tak dia harapkan di sana.
"Iya, makanya lo cabut aja. Seneng banget jadi nyamuk." Alexa yang masih tinggal di ruangan itu mengusir rival kakaknya, dia harus bertarung dengan Langit agar si youtuber itu tak menjadi orang ketiga antara Renjana dan Soka.
"Abang lo tuh yang nyamuk." Soka sangat yakin jika ini berlanjut maka tak akan ada kata tidur dengan tenang. Dia harus mengusir satu diantara mereka.
"Ale, bukannya kamu mau ke kampus."
"Oh iya lupa!" Alexa pergi meninggalkan dua orang itu sendiri.
"Kamu nggak perlu jagain aku." Secara halus Soka sedang mengusir Langit.
"Kenapa? Lo mau dijagain sama mas-mas lo itu?"
"Iya." Langit tak percaya bahwa Soka mengakuinya dengan begitu cepat. Gadis di luar sana biasanya akan malu-malu dan berkilah.
"Lo nggak malu ngomong gitu ke gue?"
"Nggak, kamu udah tau juga." Damn, this girl have the point.
"Oke oke oke, but still gue nggak bakal cabut." Soka mencoba untuk duduk yang tentu tak semudah ketika dia dalam keadaan sehat sehingga Langit dengan cekatan membantu Soka. "Thanks, tapi ini gak buat aku berubah pikiran. Pulang Langit!"
"No, no no. Gue udah memutuskan buat jadi dokter lo."
"I will help you with your video's content, tapi kali ini tolong jangan sekarang. I need a moment with him."
"Did you even see my camera Soka? Ini bukan konten. Gue beneran mau ngerawat lo yang sakit." Soka tak mengerti ada orang seperti Langit yang mau merawatnya ketika mereka tak dekat bahkan bisa dibilang kesan antara keduanya tak begitu baik.
