Deimos East Forest at 8.30 pm
Dinginnya malam, serta sebuah ketegangan disekitarnya. Angin malam ikut memeriahkannya dengan senang hati.
"Lepaskan dia Kaze! Sudah kau jangan menyakitinya lagi!" Suruh laki-laki itu, Kenzo.
"Tapi, ini adalah yang kumaksud, Kenzo!" Tolak Kaze, sang anak mahkota raja.
"Kenapa kalian bisa saling kenal?!" Tanya Kaze sekali lagi.
" Itu bukanlah urusanmu, Kaze" Ujar Kenzo dengan tenang.
"Itu adalah urusanku juga!" Ujar Kaze mengelak.
"Haruka! Sekarang!" Seru Akio-senpai yang langsung memberikan sebuah pedang milik Haruka itu.
Ahhhhh!!!!, Teriak Haruka yang langsung menebaskan pedangnya tepat di depan tubuh Kaze. Tapi, tetap saja usahanya selalu nihil. Kaze selalu bisa menghindari semua serangannya dengan sangat cepat. Dia berpindah tepat dibelakang Haruka.Kaze pun melancarkan serangannya dengan memberi pukulan di bagian leher belakang Haruka. Haruka pun langsung terjatuh di atas tanah tak sadarkan diri. Kenzo hanya bisa melihat saja, tak dapat berbuat banyak. Semua teman-teman Haruka juga sudah banyak yang terluka dengan serangan Hibiki.
"Baiklah, sekarang kita pergi" Ujar Kaze sambil tersenyum puas melihat disekitarnya yang sudah tumbang.
"Mereka bagaikan gumpalan kapas saja" Ejek Hibiki melihat Kazuki dan teman-temannya.
"Hoi, Kenzo! Kau bawa gadis itu dan kau ikutlah dengan kami untuk menjelaskan apa yang dimaksud semua ini!" Suruh Kaze seenaknya.
"Baiklah" Jawab Kenzo dengan santai dan menggedong Haruka dengan ala bridal style. Dia menatap gadis itu dengan lembut dan mengelus pipi merahnya itu dengan senyuman yang terulas di wajah tampannya itu.
Sudah lama kita tak bertemu....Haruka...., Batin Kenzo sambil berjalan mengikuti kawannya ini berjalan menjauhi manusia itu.
...................................................................
Virdian Castle Family's room at 9.30 pm
*Kaze PoV
Malam ini aku harus dikejutkan beberapa berita yang membuatku sangat pusing sekali. Tapi, aku berusaha tidak memikirkannya terlalu berlebihan. Entah mengapa, aku sangatlah penasaran bagaimana si gadis kecil itu bisa mengenali Kenzo. Kini, aku sudah bersama Kenzo untuk membicarakan masalah ini.
"Hoi Kenzo! Kenapa kau mengenali gadis kecil itu?" Sorotku sedikit sinis.
"Kenapa kau juga ingin mengetahuinya, Kaze?" Tanyanya dengan ekspresi seperti biasa, sangatlah tenang.
"Aku hanya ingin memastikan saja" Alasanku yang tak berbobot sama sekali itu.
"Ohh, aku mengenalinya karena aku sudah menolongnya 2 tahun yang lalu" Jelasnya dengan tenang sekali. Tapi, entah mengapa aku merasakan sebuah kejanggalan dibalik ucapan Kenzo yang satu ini. Tapi, aku berusaha untuk tidak terlalu mencuragainya, karna dia tak pernah berbohong kepadaku.
"Ohh, jadi kalian sudah mengenal satu sama lain. Lalu, kenapa tak kau jadikan saja dia aidenmu?" Tanyaku dengan tatapan serius melihatnya. Matanya yang sky blue itu pun menatapku sebentar dan kembali memandang arah lurusnya itu.
"Aku tidak mau" Jawabnya dengan diikuti oleh anggukan kepalanya.
"Kalau begitu, bolehkah aku menjadikan dia Aidenku?" Tanyaku lagi. Mimik wajahnya tidak sama sekali berubah dari pertama kami berbicara.
"What ever you want" Jawabnya sambil meninggalkan ruangan ini. Aku pun yang mendapatkan jawaban seperti itu, langsung berjalan ke jail castleku dengan tersenyum penuh kepuasan dan kemenangan.
Sungguh, aku mendapat sebuah aiden yang sangat manis darahnya, pikirku sambil terus berjalan lurus. Aku pun akhirnya sampai dan memasuki jail castleku dengan sangat cepat untuk menemui Calon Aiden ku.
.........................Virdian Castle Jail at 10.00 pm
*Haruka PoV
Kepalaku terasa sangat berat sekali, mataku pun berkunang-kunang rasanya. Nyeri di leher bagian belakangku pun makin menjadi-jadi. Tapi, aku tak bisa menyentuhnya dengan tanganku sendiri. Aku pun mencoba membuka mataku secara perlahan, dan hanya terlihat secercah cahaya dari obor api di luar ruangan yang aku tempati ini.
Aku pun berusaha menggerakan tanganku serta kakiku, tapi entah ada apa yang membuat tangan serta kakiku ini akan tertarik kembali ke belakang ketika aku mencoba menggerakkannya lagi.
"Bagaimana rasanya di penjara seperti itu, gadis kecil?"
Suara licik dan berat itu terdengar sangatlah dingin. Aku pun langsung menatapnya, tapi tetap saja samar, yang bisa kulihat hanyalah bayangannya saja.
"Siapa kau?" Suara serakku itu keluar dari mulutku. Aku sangatlah dehidrasi.
"Kau tak mengenalku?" Tanyanya dengan tersenyum penuh puas, dan mendekati wajahnya dengan wajahku itu. Tangannya yang besar menyentuh dagu wajahku dan mendekatkan wajahku dengan wajahnya.
"Kau?!" Kagetku yang berusaha menjauhi wajahnya dengan wajahku.
"Kau tak bisa kabur dariku, gadis kecil" Ujar orang itu, ya kumaksud adalah Kaze.
"Lepaskan aku! Dimana Kenzo-san?" Tanyaku dengan tatapan tak senang kearahnya.
"Ohh kau mencarinya... aku dengar kau pernah di tolong oleh Kenzo dari suatu kecelakaan ya? Aku baru tau kalau ada seorang hunter yang bisa kenal dengan Pure Blood Vampire seperti Kenzo" Ucapnya kagum dengan menyunggingkan sebuah senyuman licik. Aku hanya bisa mendengus kesal mendengar ocehannya yang tak berbobot sama sekali.
"Hey, aku haus sekali" Ujarnya sambil menunjukkan taringnya dan bola mata merah darah yang sedari tadi di unjukkannya padaku.
"Tidak akan! Aku akan membunuhmu!" Ancamku dengan kejam. Tapi,dia malah tertawa berbahak-bahak yang tanpa ada lelucon sekali pun di kata-kataku itu.
"Mana mungkin seorang gadis kecil yang hanya berani berbicara ini bisa membunuhku hahahha" Tawanya tanpa henti. Aku pun sangat jengkel sekali, rasanya aku ingin membunuhnya sekarang.
"Kau...... akan kubunuh sekarang jugaaa!!!!" Teriakku sambil berusaha memberinya pukulan yang sangat keras, tapi malah berbalik padaku yang merasakan sakitnya kebentur dengan tembok.
"Hahaha sedih sekali dirimu, disini kau tak akan bisa apa-apa selain kau mematuhi semua perkataanku" Ujar Kaze dengan enteng. Aku pun yang sudah jengkel dan geram dibuatnya akhirnya ingin aku lampiaskan kepada orang yang sedang berhadapanku sekarang.
"DIAM KAU, VAMPIRE BRENGSEK!" Bentakku yang sudah tak tertahankan karena sudah dipermainkan olehnya.
"Maaf Kaze-sama, ada yang harus sampaikan kepadamu" Kata seseorang yang baru saja datang, dia adalah pelayan serta sahabatnya, Hibiki.
"Baiklah. Hei gadis kecil, kau jangan pergi kemana-kemana, walaupun kau bisa pergi dari sini, kau akan dimakan oleh vampire yang berada disini" Peringatan Kaze itu ta" mempan olehku. Aku hanya memikirkan teman-temanku yang sudah terluka karena mereka. Si Vampire Brengsek dan pengikutnya itupun keluar. Aku akhirnya bisa menurunkan emosiku ini. Aku pun mengambil napas yang panjang dan memfokuskan pada kedua tanganku. Sesudah itu, aku pun langsung melakukan bela diri yang di ajarkan oleh ayahku. Dengan cepat, rantai yang mengikat kedua tanganku pun terlepas. Secara cepat, aku langsung melepaskan kakiku dan menendang sel tahanan yang membuat aku kesal.
Aku pun berlari keluar dari sana, tepatnya di halaman depan, perlahan-lahan agar tidak ada yang mengetahui keberadaannya.
"Selamat malam, Nona"
Suara berat itu terdengar sangatlah dekat, aku pun langsung mengeluarkan pedangku dan menghadapkannya di depan wajahnya.
"Menjauh atau kubunuh kau!" Ancamku dengan tatapan sinis. Tanpa aba-aba, dia pun menyerangku langsung dan aku pun menebasnya dengan pedangku.
Tapi, sekarang aku sudah terjebak dikelilingi oleh banyak vampire yang mengalangi jalanku untuk pergi. Tapi, aku akan kalah jumlah dengan mereka. Apa yang harus kulakukan?,batinku sambil mencari-cari celah untuk keluar dari jebakan mereka.
Tiba-tiba, asa sesosok laki-laki yang sangat ku kenal sekali.
"Sudah kubilang bukan? Kau ini benar-benar bodoh atau semacamnya, huh?" Pertanyaan itu adalah pertanyaan yang membuat telingaku sangatlah panas.
.........................................................
Virdian Castle Meeting Room at 11.00 pm
*Kaze PoV
Aku sangatlah sibuk akhir-akhir ini untuk menyusun strategi melawan para Dark Vampire, terutama kepada pengkhianat Pure-Blood Vampire, Kirihito. Pengkhianat itu yang membuat keributan disini, aku tak mengetahui apa tujuan yang sebenarnya. Tapi yang kudengar, dia ingin membangkitkan seseorang dari segel kegelapan itu sendiri, tapi yang kudengar, dia harus mencari sebuah kunci membuka segel itu.
"Permisi, Kaze-sama, disini sepertinya sedang ada keributan" Ujar Hibiki sambil melihat ke arah luar jendela yang mengarahkan halaman depan.
"Aku sedang mendengar suara keributan disana" Ujarku sambil berdiri dari duduknya dan melihat kearah yang dituju Hibiki.
"Hey tunggu, bukankah itu gadis kecil itu ya? Kenapa dia bisa lepas dari tahanan?" Kaget Hibiki sambil membelakkan matanya tak percaya.
"Dia memang bodoh!" Ujarku yang langsung menghilang dengan cepat untuk membantunya yang sedang dalam keadaan genting.
"Sudah kubilang bukan? Kau ini benar-benar bodoh atau semacamnya, huh?" Sapaku dengan tatapan sinis kearahnya. Dia pun hanya menatapku tak suka.
"Kaze-sama, bolehkah gadis itu buat kami?" Tanyanya kepadaku dengan sopan.
"Tidak, dia adalah aiden-ku" Jawabku dengan dingin, seketika semua vampire langsung menunduk tak ada yang mau melihat kearah kami.
Aku pun langsung menggendongnya ala bridal style. Dia pun langsung berteriak.
"LEPASKAN AKU BODOHHH!!!!"
Aku pun hanya acuh terhadapnya dan langsung berpindah ke tempat yang aman, yaitu sebuah kamar tamu. Aku pun langsung menurunkannya di kasur yang empuk itu.
"Sudah kubilang, itu sangat berbahaya, bodoh!" Bentakku sambil menatapnya sangat dalam.
"Kau ini memanggilku seenaknya saja! Aku punya nama tau! Aku ingin pergi dari sini! Lepaskan aku!" Omelnya dengan tatapan kesal.
"Namamu dengan kelakuanmu itu sungguhlah berbeda sangat jauh!" Ujarku sangat tidak setuju.
"Heii!! Nama itu pasti ada artinya!" Serunya tak setuju dan kini dia sudah terduduk. Aku pun yang sudah haus, tak bisa menahannya lagi. Aku pun langsung memeluknya dan langsung aku ke lehernya. Mencari-cari tempat dimana darah yang manis itu berada. Setelah ketemu, aku pun langsung menancapkan taringku padanya.
".....Sakitt....."Lirihnya kesakitan. Tapi aku tak peduli, yang terpenting aku mendapatkan darah manisnya itu. Setelah puas, aku pun mencabut taringku dan mengelap bekas darahnya itu. Aku pun melihat wajahnya sedikit pucat karena aku mengambil darahnya lumayan banyak.
"Terimakasih atas darahnya... dan sekarang kau adalah aiden-ku, kau tak akan bisa pergi kemana-mana tanpaku, Haruka" Ujarku dengan tersenyum penuh kemenangan. Aku pun melihat di lehernya terdapat tatto bekas gigitanku seperti bergambar bintang.
"Vampiree brengsek kau!" Suaranya yang sudah melemah, dan dia pun tak sadarkan diri. Aku pun reflek memopang tubuhnya itu dan langsung menidurkannya di kasur itu. Sebelum aku meninggalkannya, aku melihat wajahnya yang tanpa dosa itu yang sedang tertidur.
Ternyata, dia sangatlah lucu dan cantik sekali ketika tidur, Ujarku didalam hati dan tersenyum melihatnya tertidur sangat pulas. Aku pun mengelus pipinya itu dan aku pun mencium puncak dahinya dengan sangat lembut sekali.
"Tidurlah yang indah, My Aiden" Bisikku di telinganya.
Aku pun setelah itu meninggalkannya tertidur pulas dikamar tamu itu.
.........................................
Virdian Castle Bedroom at 8.00 am
Suara merdu nyanyian burung terdengar sangat jelas di dahan-dahan pepohon sekitar istana. Sang raja siang menyapa seluruh alam dengan kehangatannya. Seorang gadis masih tertidur pulas dalam mimpinya, dan seorang anak mahkota raja itu sedang asyik mengganggu gadis itu tertidur dengan menggelitikan kakinya itu.
"Ihhh geli tau!" Gerutu gadis itu setengah sadar.
"Bangun kau, gadis kecil yang bodoh" Seru laki-laki itu dengan keras.
"Ihh berisik tau!" Gerutu gadis itu sambil melemparkan bantal didekatnya. Laki-laki itu pun tak bisa menghindari dari serangan gadis itu dan mengenai di bagian wajahnya. Dia pun tampak kesal dan mulai ingin membalasnya.
"Oh tidak! Aku ada dimana ini?" Tanya gadis itu dengan polosnya.
"Kau ini benar-benar bodoh atau semacamnya?" Ketus laki-laki itu.
"KAU??!!! APA YANG KAU LAKUKAN DISINI??!!" Teriak Gadis itu dengan emosi sekali.
"Aku hanya ingin membangunkanmu bodoh!" Jawab laki-laki itu.
"JANGAN BERALASAN KAU!! AKAN KUBUNUH KAU, VAMPIRE BRENGSEK!!" Ancam gadis itu yang sudah menyiapkan kuda-kuda untuk menyerangnya.
"APA?! KAU BILANG AKU BRENGSEK?! HEY KAU, HARUKA BODOH, KAU JANGAN BERANI-BERANI DENGANKU, KALAU KAU BERANI DENGANKU, AKU AKAN MEMBUNUH SEMUA TEMAN-TEMANMU SEKARANG JUGA!" Ancam laki-laki itu dengan tersenyum devil. Haruka hanya bisa terdiam mendengar ancaman itu.
"Jangan bunuh mereka, Kaze!" Cegahnya dengan wajahnya yang sedikit sedih.
Toktoktok.....
"Permisi, Kaze-sama. Maaf mengganggu kemesraan kalian berdua,Mereka sudah sampai di sini, apakah kita bunuh saja mereka sekarang juga?" Tanya Hibiki dengan tersenyum sinis melihat Haruka.
"KEMESRAAN LUTUTMU ITU!!!" Omel Haruka dengan keras.
"Ide bagus itu, ayo kau ikutlah denganku!" Seru Kaze sambil menyeret Haruka dengan memengangi tangan kecilnya itu.
"Sakitttt!!!! Lepaskan tanganku!!" Lirih Haruka kesakitan sambil mencoba melepaskan tangannya.
"Diam kau!" Tegas Kaze dan langsung melanjutkan perjalanannya ke penjara castle ini diikuti oleh Hibiki serta Haruka.
..............................................................
Virdian Castle Jail at 09.00 am
*Haruka PoV
Pagi kali ini adalah pagi yang sangat menyebalkan. Rasanya aku ingin sekali membunuh 2 orang yang berada di depan dan di belakangku ini. Mereka sudah seenaknya saja, dan selalu saja membuatku membenci mereka. Kini, kami telah sampai di sebuah penjara yang dimana tadi malam aku dikurung disini. Disana, aku melihat ada dua orang gadis yang sudah banyak luka-luka di tubuhnya.
Kami pun terdiam di depan sel penjara itu, aku pun melihat sosok kedua gadis itu dengan saksama.
"Fuyumi!!! Rinne!!!" Terkejutku tak tertahan. Aku pun langsung berusaha melepaskan mereka dari sel penjara ini. Tapi, Kaze langsung memegang tanganku dengan keras.
"Lepaskan aku, bodoh!" Seruku dengan sangat sinis dan nada dinginku.
"Biar aku jelaskan ini semua" Ujar Kaze dengan serius.
"Ekhem, Hibiki, aku sudah bilang bukan? Taruh mereka di kamar tamu, jangan di penjara! Bodoh!" Dehem Kaze dengan kesal melirik Hibiki.
"Kalian ini sebenarnya punya otak tidak? Bodoh sekali" Sesalku sambil melirik ke arah mereka berdua.
"Hei! Aku tidak bodoh tau!" Seru Kaze tak setuju dia dibilang "bodoh" olehku.
"Bukankah setiap ada orang baru kita harus memasukkanya ke dalam sel penjara terlebih dahulu?" Tanya Hibiki dengan wajah polosnya itu. Aku pun hanya bisa memukul dahiku yang keras ini, aku tak membayangkan bahwa vampire sebodoh ini.
"Tapi aku tak termasuk oleh vampire bodoh itu ya" Ujar Kaze sambil melirikku.
Aku pun terkejut, bagaimana dia bisa mengetahui kalau aku sedang berpikir itu?.
"Aku bisa, karna vampire mempunyai kemampuan itu" Jelasnya singkat.
"Jangan baca pikiranku lagi!" Bentakku tak suka.
"Lepaskan mereka, Hibiki" Suruh Kaze ke Hibiki, Hibiki pun langsung mengangguk dan mengikuti perintah Kaze.
Setelah dibuka, aku pun langsung memeluk mereka berdua dengan erat sekali.
"Hoamm...... Haruka...??" Bisik suara khas Fuyumi. Aku pun langsung melepaskan pelukanku dan menatapnya ingin menangis.
"Kau tak apa, Fuyumi?" Tanyaku khawatir.
"Dimana ini.... Rinne bagaimana?!" Seru Fuyumi dengan cepat. Aku pun menunjuk orang yang berada di sampingnya.
"Ini sebenarnya ada apa, Fuyumi? Bagaimana dengan yang lain?" Tanyaku penuh khawatir. Dia pun mengambil napas yang sangat berat.
"Mereka semua terbunuh, terkecuali, Kazuki-senpai" Jawab Fuyumi dengan napas yang sangat berat sekali.
"K-kenapa....bisa...." Ujarku tak menyangka hal itu akan terjadi.
"Mereka semua diserang oleh Dark Vampire dan para Monster di hutan" Jelas Kaze yang mendekat kepada kami.
"Apa benar itu, Fuyumi?" Tanyaku penasaran. Dia menjawab dengan menganggukkan kepalanya dengan kuat.
"Terimakasih telah menyelamatkan nyawa kami" Ujar Fuyumi dengan ramah.
"Tapi Fuyumi, aku tak mengerti semua ini..." Ujarku tak mengerti sama swkali.
"Sebenarnya...." Cerita Fuyumi dengan tatapan ketakutan.
Aku hanya tak bisa berkata apa-apa karena semuanya tak maksud akal. Apa maksudnya hanya Kazuki-senpai yang selamat? Huaa, ini benar-benar sebuah teka-teki.
...................................
Lamia Palace at 07.00 am
"Permisi, Aku telah membunuh mereka semua, tapi ada yang selamat karena di tolong oleh para Pure Blood Vampire" Ceritanya dengan nada yang dingin
"Baiklah, aku terima laporan yang bagus ini. Bagaimana dengan 'kunci' yang kita butuhkan itu?" Tanya laki-laki paruh baya dengan suara beratnya itu.
"Dia masih hidup, tetapi dia juga bersama dengan Pure Blood Vampire" Jelas pelayan laki-laki itu.
"Hmm.. kita akan menyiapkan semuanya, untuk menghabisi mereka semua dengan sekejab hahaha" Tawa licik itu terdengar di seluruh ruangan.
"Kalau begitu, sudah saatnya kita mengambil 'kunci' itu perlahan dari sekarang, sebelum dia mengetahui semuanya" Jelasnya.
"Baik tuan" Jawab pelayan itu.
.......................TBC.................
Okeyy finish!! Huaaa akhirnya :')... maaf ceritanya makin ngawur kemana2 hehehehe.... maaf juga kalau ngepostnya lama banget-_- masalahnya author sibuk sama belajar buat US dan Pr. Mungkin author akan lebih susah lagi untuk ngepost selanjutnya 2 minggu kedepan. Maaf banget ya :').
Makasih banyak lho yg udh baca ceritaku:"). Dont forget to Comment and Vote :)