Virdian Castle at 4.30 am
*Haruka PoV
" APAAAA??!!!!" Teriakku dengan sangat tak percaya. Ini pasti bohongkan? Ahhh aku berharap ini mimpi!!
Gin pun berjalan kearahku dan lansung menjitak kepalaku, "Kau tidak berpikir, Bodoh"Aku pun mengeluh kesakitan, dan langsung membalas dengan tatapan tak senang " Hey! Sakit tau!"
"Sudahlah kalian berdua, Kalian ini lama-lama di jodohin juga sama aku!" Sesal Rene yang dari tadi melihatku dan Gin bertengkar melulu.
"Kalian berdua, kalau mau bertengkar, silahkan diluar saja" Sindir Hibiki yang secara tidak langsung menyiratkan pergi saja kalian sana, dasar tak berguna.
"Aku juga mau keluar! Jangan mencariku!" Sesalku yang begitu saja keluar dari ruangan itu.
Aku hanya berjalan keluar dari istana
dan menuju Virdian City. Untuk menyejukkan pikiran, dan hatiku ini yang sudah panas sekali. Disana cukup ramai, ya mungkin karena hari sudah pagi dan disini banyak sekali makanan yang dijajarkan di sepanjang jalan. Aku pun buru-buru melihat-melihat dengan cepat-cepat memilih makanan yang ingin aku makan.Sebenarnya, di dalam pikiranku masih banyak pertanyaan yang ingin aku tanyakan, seperti Mengapa aku baru mengingatnya?, Mengapa mereka tidak seakan-akan membantuku mengingatnya?, Mengapa mereka tampak santai terhadapku?,Mengapa seorang musuh yang dapat mengingatkanku?, Mengapa aku melupakan jati diriku sebenarnya?, Mengapa aku tak mengingat kejadian di kota ini, Mengapa kejadian itu di kota ini?, Siapa orang yang telah menolongku sebelum bertemu Paman saat itu?, dan masih banyak lagi. Aku seakan lari dari masalah di kehidupanku yang tak ada lepas-lepasnya dari diriku.
..............................
Virdian Castle at 5.30 am"Masalah ini makin rumit saja" Seru Kenzo yang sudah pusing dengan sikap adiknya itu.
Kaze hanya terdiam mendengar perkataan itu dan dia pun langsung menepuk pundak temannya itu. "Aku mengetahui bagaimana perasaanmu kok, Kenzo"
"Huft, si Ruka itu, tetap saja keras kepala, tak mau mendengar semua orang yang mau berbicara padanya" Seru Kenzo tampak memikirkan sifat adiknya yang memang sedikit kasar.
"Mungkin dia terlalu kaget, bingung, dan bermacam-macam emosi didalam hatinya dan pikirannya" Jawab seseorang yang baru keluar dari kamar itu, Rinne.
"Kenapa kau bisa seyakin itu?" Tanya Kenzo yang tampaknya heran.
"Karena, Aku, Rinne, dan dia sudah bersama-sama dalam waktu yang lama, jadi kami mengetahui perasaan dia walau tak semuanya" Jelas Fuyumi yang dari balik punggung Rinne.
"Jadi, dengan cara dia berakting dan kabur seperti ini, dia bisa menenangkan pikiran serta hatinya, beban hidupnya sangatlah berat" Senyum pahit Rinne tergambar di wajahnya yang manis.
Kenzo hanya terdiam mendengar kata-kata itu sebagai tamparan keras di wajahnya, kata-kata itu telah menggores hatinya satu persatu. "Jadi, Kita biarkan dia sendiri dulu?" Lanjut Kaze dengan wajahnya yang datar tampak dalam matanya memancarkan sosok yang berbeda.
"Kau benar, biarkan kami yang menyusul dia" Jawab Fuyumi dengan tersenyum, mereka berdua pun pamit untuk mencari Haruka.
.........................................
Virdian City at 7.00 am*Rinne PoV
"Kamu yakin nih, kalau dia ada di sekitar sini?" Tanya Fuyumi sambil manatap mataku dengan tatapan serius. Aku hanya mengangguk. Kami pun mencari Haruka dari jalan-jalan yang cukup ramai, walau keliahatannya, Hujan besar akan turun.
