Unknown Place at 10.00 am
Salju putih menutupi seluruh hutan sekitarnya, hembusan angin yang hilir meniup lingkungan sekitarnya membuat suara gesekan batang pepohonan di pagi hari. Sekelompok orang sedang menempuh perjalanan yang berat ini, menemukan sebuah puzzle yang hilang begitu saja di lahap mesin waktu yang berjalan.
"Baiklah! Kita istirahat terlebih dahulu!" Perintah seorang laki-laki dengan tegas. Semuanya pun menurutinya dan duduk di sekitar pepohonan.
"Rin! Salju lho, salju!" Seru seorang perempuan dengan menggoyangkan bahu sahabatnya tersebut.
"Ya ampun, Haruka. Memangnya kau belum pernah merasakan salju sebelumnya? Di academy kan kalau musim salju pastinya akan turun salju!" Jawab sahabatnya itu dengan heran melihat tingkah sahabatnya seperti anak kecil yang baru mengetahui bagaimana rasanya tumpukan salju.
"Tapi ini berbeda!" Bela Haruka dengan semangat sekali.
"Memang apa bedanya, Haruka?" Tanya seseorang yang baru saja datang dengan membawa pistol.
"Bedanya, ini di hutan dan di sini tumpukan saljunya lebih nyata! Kalau di academy kan pastinya sudah di bersihkan tumpukan saljunya terus siapa tau disini bisa ice skating, Fuyumi!" Tambah Haruka dengan berbinar-binar melihat sekitarnya.
"Ruka! Kau harus latihan! Tidak ada yang namanya main lempar bola salju!" Teriak seorang laki-laki dari kejauhan yang sudah mengetahui gerak-gerik adiknya.
"Ya ampun! Merepotkan!" Sesal Haruka dengan memanyunkan bibirnya sambil menendang-nendang tumpukan salju yang di pijaknya.
"Sudahlah! Jangan banyak mengeluh! Ayo kita ke lapangan itu! Kau harus bisa mengendalikan kekuatanmu itu!" Ujar orang tadi yang langsung menyeret Haruka dengan paksa.
"Kak! Lepaskan aku! Kak Kenzo yang rupawan!" Ujar Haruka yang berusaha melepaskan tangan kakaknya yang sedang menarik jaket yang dia pakai.
"Aku tak akan mempan dengan pujian seperti itu, Ruka" Ujar Kenzo dengan menatap adiknya itu sinis.
"Ah! Lepaskan! Aku tercekik Kak!" Ronta Ruka dengan teriak menahan sakit di lehernya. Akhirnya, dia pun di lepaskan dari tarikan Kenzo. Kenzo pun menghembuskan napas berat melihat adiknya yang berpikiran untuk bermain-main.
"Kita latihan disini saja! Kaze mana?" Tanya Kenzo menatap adiknya yang masih membenarkan napasnya.
"Mana kutau!" Jawab Ruka dengan nada kesal.
"K-kau ini....." Ujar Kenzo sambil mencubit pipi Ruka dengan gemas.
"Ih! Sakit kak! Aduh!" Sesal Ruka sambil memegangi pipinya yang merah karena cubitan kakaknya.
"Latihannya sudah di mulai ya?" Tanya seseorang dari arah belakang mereka.
"Latihan? Kau tak salah lihat, Kaze? Kau harusnya bersama adikku yang banyak bicara ini!" Sesal Kenzo dengan menatap malas ke arah sahabatnya itu.
"Kakak sendiri yang menyebalkan! Wekk!" Ujar Ruka sambil memeletkan lidahnya keluar dengan wajahnya yang jelek. Kenzo yang sedang di permainkan pun kesal dan ingin membalas Ruka dengan cepat akan tetapi sudah di hentikan oleh Kaze.
"Kenzo, kalau kau sekarang dilihat oleh dia, aku yakin dia akan marah kepadamu" Ujar Kaze dengan cool.
"Dia?" Tanya Ruka dengan penasaran menatap kedua orang di depannya.
"Ah, sayangku belum tau soal dia ya?" Goda Kaze dengan tersenyum jahil. Ruka pun langsung salah tingkah dengan panggilan itu.
"A-apa? S-sayang? Ihh apaan" Ujar Ruka sambil menjauh.
