The Chapter 16

226 12 1
                                    

Maaf buat para readers yang telah menunggu lama... mungkin ada sedikit perubahan penulisan cerita jadi maaf sekali lagi^^ mungkin ceritanya makin gaje ya hehehe...
.......................
*Haruka PoV

Aku hanya terdiam mendengar cerita masa lalu Charlotte-san. Semua orang berusaha menyelamatkanku, melindungiku tapi mengapa selama ini aku tak bisa melindungi mereka? Aku ingin mengendalikan kekuatan yang besar ini untuk orang-orang yang aku sayangi.

"Ruka? Ada apa?" Tanya Ibuku dengan melihatku sedikit kebingungan.

"Oh tidak, aku tak apa" Jawabku dengan menutupi pemikiran yang susah ditebak itu.

"Bagaimana kalau pelepasan Charlotte sekarang saja?" Usul Ayahku.

"Benar juga, semakin cepat lebih baik bukan, Hanaki?" Ujar Ibunya Kaze dengan menyetujui usul ayah.

"Kau benar, bagaimana denganmu Ruka?" Tanya Ibu menunggu persetujuanku.

"Baiklah, aku tidak keberatan" Jawabku dengan disertai anggukan.

"Kalau begitu ayo kita semua keluar, kita akan mengadakan sebuah ritual" Ujar Natsuki dan semuanya pun ikut keluar dan kami pun berhenti di halaman yang sangat luas itu.

"Ruka, apapun yang terjadi, rasa sakit, kebencian, kesedihan, dan apapun lawanlah mereka, karena itu adalah kelemahan hati kamu. Mungkin kamu akan merasakan sakit, dan kamu bisa saja menjadi energi negatif yang sangat berbahaya. Jadi bersiaplah apapun yang terjadi" Jelas Ibuku

"Baiklah, aku mengerti ibu, aku akan berusaha sekuat mungkin" Jawabku dengan tersenyum.

Ibu, Ayah, Aunt Karen, dan Uncle Natsuki sudah mengelilingiku dan mereka mengucapkan beberapa kalimat yang tak ku mengerti sama sekali. Tiba-tiba cahaya muncul dari tanah yang mengelilingi sekitarku, tempatku berpijak. Cahaya itu sangatlah tinggi dan aku merasakan tubuhku semuanya kesakitan dan aku mulai tak sadarkan diri.
...............................
Aku tak tau ini dimana, aku hanya bisa melihat sebuah ruangan kosong dan gelap sekali. Aku hanya bisa merasakan dinginnya ruangan itu. Tiba-tiba, ada derap langkah kaki yang terdengar makin lama makin terdengar jelas, dan langkah kaki itu berhenti.

Kini pintu yang berada di belakangku, terbuka dan begitupun diikuti oleh cahaya yang menerangi ruangan itu. Pertama kali yang kulihat adalah darah... ya darah, lantai ruangan itu dipenuhi oleh darah. Aku tersentak kaget karena aku menginjak darah itu, darah yang baru saja keluar dari tubuh seseorang.

Lalu aku melihat orang yang membuka pintu tersebut, seorang perempuan yang sama denganku dari segi apapun. Tunggu, sama? Berarti dia itu siapa? Lalu perlahan wajahnya sedikit dinaikkan dan kulihat wajahnya yang penuh darah, lensa matanya yang berwarna merah, tubuhnya yang sedikit ada percikan darah, dan yang membuatku aneh ada senyuman puas diwajahnya.

Lalu, dia menatapku begitu dalam, aku pun melihat sekelilingku...
Disana, penuh sekali dengan mayat, aku langsung mendekati mayat yang paling dekat denganku, dan yang kulihat adalah Fuyumi. Aku sangat terkejut.

"Apakah kamu tau, wahai diriku. Itu adalah teman-temanmu, keluargamu, serta orang yang paling kamu sayangi" Ujarnya dengan mendekatiku. Aku sangat tak percaya dengan apa yang dia bicarakan.

"Ini adalah salahmu" Tambahnya.

"Ini adalah salahmu untuk dilahirkan, salahmu untuk terus melanjutkan hidup, merasakan kebahagian, dan salahmu untuk mencintai seseorang"

"Kalau kau tetap tak percaya wahai diriku, kau harus melihat orang ini" Ujarnya sambil menunjukkan salah satu laki-laki yang dipenuhi darah disekitarnya.

Aku pun langsung melihatnya dan sempat terkejut dan duduk disebelah orang itu. Kesedihanku tak dapat dibendung kembali. Aku menangis sambil memeluk mayat itu, aku hanya berpikir mungkin ada keajaiban.

CourageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang