The Chapter 5

724 41 1
                                    

Virdian Castle Someone's Bedroom at 7.00 am
*Haruka POV
Matahari bersinar sangatlah terang, burung-burung berkicauan, dan embun pagi di dedaunan serta rerumputan di taman sekitar castle. Aku tak mengerti kejadian tadi malam, mungkin itu sebuah mimpi? Aku ingin sekali cepat terbangun dari mimpi aneh itu.
"Hoaammm" Aku pun menguap dan merenggangkan otot-ototku ini. Mataku pun masih ingin tertidur lagi.
"Jadi kau sudah terbangun, My Aiden?" Sapanya dengan suara yang khas sekali menurutku.
"Aku bukanlah Aidenmu, Baka Kaze!" Sesalku sambil melihatnya dengan tatapan tajam setajam pisau.
"Kau ini masih pagi saja sudah kesal, nanti kecantikanmu hilang lho" Godanya dengan tersenyum mengejek sambil duduk di samping kasur.
"Ihh, suka-suka aku dong! Aku ini dimana? Sepertinya aku tak mengetahui tempat ini" Ujarku penuh selidik. Kaze pun hanya tersenyum simpul.
"Hey, kamu jangan tersenyum seperti itu, aku butuh jawaban bukan senyummu itu!" Cibirku kesal melihatnya.
"Ini dikamarku, My Aiden" Jawabnya dengan tenang. Aku pun hanya bisa terdiam mendengarnya. Lalu, aku pun langsung sadar dan ingin rasanya menbunuhnya sekarang.
"Kau! Kau tidak berbuat macam-macam kan? Sampai kau berbuat macam-macam padaku, akan kubunuh kau sekarang juga!" Ancamku dengan tatapan penuh dengan pembunuhan.
"Aku tak berbuat macam-macam kok!" Katanya dengan serius. Entah mengapa, aku menjadi percaya kepadanya. Kenapa aku menjadi aneh seperti ini?!
"B-baiklah aku percaya padamu" Jawabku dengan memalingkan wajahku darinya.
"Hey, kau suka sekali memalingkan wajahmu ketika kau bertemu denganku atau sedang berbicara padaku!" Protesnya sambil memegang dagu wajahku. Aku pun membelakkan mataku kaget, karena wajahku dengannya hanya berjarak 5cm saja. Tiba-tiba jantungku berdetak sangatlah kencang, lalu wajahku terasa amat panas sekali, dia menatapku dengan lembut, membuatku sangat tenang dan rindu dengan tatapan ini.
"Kau... jangan pernah mencintai seseorang selain diriku, Haruka" Ujarnya dengan serius, tapi tatapannya sangatlah lembut, entah dia belajar darimana tatapan itu.
"Me-menjauhlah darikuuu!!!!" Teriakku sambil memukul wajahnya dengan sangat keras, begini-gini aku pintar dalam hal karate. Aku pun langsung menjauh darinya dan keluar dari kamarnya.
Dia selalu saja membuatku kesal tapi entah mengapa aku merasa rindu, kenapa aku bisa seperti ini?! Aku benar-benar kesall!!
"Good morning, Haruka" Sapa seseorang yang berdiri di dekat tangga. Aku pun langsung berlari kearahnya dengan gembira.
"Kenzo-san!" Kataku, "Anu...Kau masih disini?"
"Yaa begitulah, kau kenapa? Sepertinya kau sedang kesal?" Tanyanya dengan sangat lembut. Aku hanya bisa tersenyum.
"Maukah kau berjalan-jalan dengan ku? Kita akan melihat banyak bunga-bunga yang kau sukai" Ajaknya sambil mengandengku turun tangga.
"Memang kau mengetahui kalau aku suka bunga?" Tanyaku bingung. Dia hanya menatapku dengan sangat tenang.
"Itu rahasia!" Katanya sambil tersenyum jahil.
"Ihhh... Kenzo-san!" Ujarku sedikit manja dan menyubit lengannya pelan.
Virdian Castle Flower Garden at 8.00 am
"Huaaaa!!! Disini banyak sekali bunganya!! Aku baru tau kalau disini ada banyak sekali tumbuhan!!!" Seruku dengan riang sambil berlari mengitari taman itu dengan tertawa.
"Sepertinya kau sangat menyukainya ya! Syukurlah kalau begitu" Kata Kenzo-san
"Kenzo-san!! Kemari!! Kita duduk di pohon itu!" Ajakku dan menarik tangannya untuk ikut denganku. "Huaaa, disini tenang sekali, dan teduh lagi. Aku benar-benar nyaman" Ujarku sambil duduk bersender di batang pohon yang besar itu.
"Ayo kau ceritakan padaku apa masalahmu, aku tak akan memberitahu yang lain kok!" Ujarnya sambil duduk disebelahku. Aku hanya tertunduk diam memikirkan kejadian tadi dan kemarin malam.
"Anu... jadi, aku bingung... ada 2 orang laki-laki yang mencintaiku, aku bingung, aku harus memilih siapa, aku juga tak tau aku mencintai siapa... Aku hanya menganggap mereka seperti temanku saja, tak lebih dan tak kurang..." Ceritaku dengan menggenggam jari-jari tanganku dengan erat.
"Aku mengetahuinya... selama ini aku selalu berada disini dan melihat semua kejadian yang kamu rasakan" Ujarnya, lensa matanya yang melirikku sangat hangat.
"Lalu apa yang harus kulakukan? Aku tak tau harus berbuat apa..." Ujarku setengah berputus asa. Tiba-tiba, tangan Kenzo-san langsung membelai rambutku ini dengan sangat lembut. "Kau tak boleh menyerah, Haruka!, Bersemangatlah!"
"Ya" Jawabku tegas dan mengangguk setuju. Kenzo-san pun bangkit dari duduknya.
"Ano... Kenzo-san? Kau ingin kemana?" Tanyaku penasaran. Dia pun tersenyum dan memandang wajahku dengan hangat.
"Aku ingin berjalan-jalan ke kota di dekat sini, kau ingin ikut?" Ajaknya.
"Disini ada kota?! Serius? Aku saja tak mengetahui itu! Aku mau iku!" Jawabku sangat bersemangat sekali.
"Kalau begitu, kita berangkat!" Ujar Kenzo-san dengan bersemangat juga.
"Tapi apakah kau tidak apa-apa kalau pergi ke kota? Kau kan seorang Pure Blood Vampire dan ini akan terik" Tanyaku dengan polosnya. Sepertinya aku sangatlah bodoh untuk menanyakan hal seperti ini yang sudah pasti aku tau jawabannya.
"Tidak apa, ayo kita pergi!" Ajaknya sambil menggandeng tanganku sangat erat. Entah mengapa, aku menjadi nostalgia tapi ingatanku berkata lain dengan perasaanku ini. Oh iya! Aku lupa menceritakan sesuatu padanya!.
Srekk...srekk..srekk.. ada suara gesekan rerumputan yang membuatku sedikit risih, perasaanku berkata ada yang beesembunyi di balik rerumputan itu... ah sudahlah! Aku terlalu memikirkan perasaan dan perasaan selalu! Aku harus berhenti memakai perasaan terus.
"Haruka? Mengapa kau berdiam diri saja? Ayo kita berangkat!" Ajaknya dengan gembira.
..................................................
Another side at Flower Garden when Haruka and Kenzo in there.
"Hey!! Lihat-lihat! Aku jadi penasaran, mengapa Haruka suka sekali bersama dengan Kenzo?" Tanya Rinne dengan penasaran dan memata-matai dari kejauhan.
"Mungkin.... triangle love??" Selidik Fuyumi sambil tersenyum penuh makna.
"Tak mungkin, ayo kita mendekat dan mendengar pembicaraan mereka!" Ajak Rinne dengan langkah yang penuh hati-hati.
"Hey kalian! Sedang apa kau berjalan layaknya seorang pencuri disini?" Ujar seseorang dari belakang mereka, mereka pun tersentak kaget untung saja mereka tidak berteriak.
"Huft.... Hibiki! Jangan membuat kami ketakutan!" Sesal Rinne.
"Tau nih! Kau harus berhenti berbicara! Kami sedang memata-matai seseorang" Jelas Fuyumi dengan suaranya yang pelan.
"Ohh kalian sedang memata-matai Haruka dan Kenzo-sama" Kata Hibiki mengerti.
"Hey! Seharusnya kan kau yang lagi menjaga Kazuki-senpai!" Protes Rinne dengan menatapnya kesal.
"Dia benar, Hibiki, mengapa kau malah meninggalkannya?" Tanya Fuyumi heran.
"Dia kabur entah kemana" Jawab Hibiki santai.
"Hah? Kabur? Maksudmu menghilang atau apalah?" Tanya Rinne tak menyangka.
"Ya, biarkan sajalah dia, aku mencurigai dia dari awal dia datang kesini" Jelas Hibiki.
"Aku juga punya perasaan seperti itu" Setuju Fuyumi. Rinne hanya bisa mendengar mereka saja. "Hey! Kita disini sedang memata-matai jadi jangan asyik sendiri!" Ceramah Rinne sambil mendekatkan telinganya di balik semak-semak rerumputan yang hanya berjarak 1 m dari Haruka dan Kenzo.
Mereka berdua pun ikut bersembunyi dan ikut mendengarkan apa yang mereka bicarakan.
"Hey! Mereka ingin ke Virdian City?" Tatap Rinne bingung ke arah Hibiki. "Memangnya disekitar sini ada kota ya?" Tambah Fuyumi meminta jawaban yang pasti.
"Ya memang ada, walaupun beberapa tahun yang lalu terjadi kekacauan dan kehancuran yang parah disana" Jelas Hibiki dengan berbisik.
"Eh?! Kekacauan dan kehancuran?" Kaget Fuyumi untung saja dengan suaranya yang kecil.
"Benar, dikenal dengan The Blood Day" Jawab Hibiki.
"Hey, apa yang kalian lakukan mengumpat dibalik semak-semak seperti itu?" Tanya Kaze yang baru saja datang dengan penuh kebingungan.
"Shuutttt!!! Diaamm!!" Kata mereka kompak dan langsung menarik Kaze mengumpat dibalik semak-semak yang menimbulkan bunyi gesekan antara rerumputan. Mereka pun langsung diam mematung.
"Shutt....dia sedang melihat kearah kita" bisik Hibiki.
Mereka pun diam dalam waktu yang lama, Akhirnya Haruka maupun Kenzo sudah pergi sangat jauh.
"Huft! Untung saja!" Lega Rinne dengan menghembuskan napas beratnya itu.
"Huftt....Kaze! Kau seharusnya jangan berisik! Itu membuat kami hampir ketahuan oleh mereka!" Sesal Fuyumi.
"Jadi kalian sedang memata-matai mereka?" Tanya Kaze sedikit mendinginkan suasana.
"Begitulah, soalnya kami penasaran" Jelas Rinne dengan semangat berapi-api.
"Aku tak menyangka kalau hibiki juga terlibat" Heran Kaze tak percaya.
"Aku hanya ikut-ikutan saja dan aku pun jadi penasaran" Jawabnya dengan polos.
"Ayo kita memata-matai mereka lagi! Ini membuatku semakin penasaran!" Semangat Rinne dengan senyum penuh kemenangan.
"Kaze, kau ingin ikut tidak?" Tanya Fuyumi dengan kesannya yang mengajak.
"Hmph, Mengapa aku harus mengikuti permainan kalian yang seperti anak kecil itu? Aku tak ikut, aku banyak urusan!" Jawabnya dengan sombong sambil melangkahkan kakinya menjauh dari kami.
"Cih! Dia sombong sekali!" Sesal Rinne dengan menatapnya kesal.
"Sudahlah, ayo kita mengikuti mereka dengan cepat!" Ajak Fuyumi. Mereka pun langsung menuju kota yang dimaksud Haruka dan Kenzo.
...................................................
Virdian City at 11.00 am
"Huaaa!! Disini sangat ramai sekali!!" Seru Haruka dengan sangat semangat sekali melihat sekelilingnya. Banyak sekali toko-toko yang ramai, seperti makanan ringan yang manis-manis. Mata Haruka pun berbinar-binar yang ingin mencicipi semua makanan semuanya.
"Kau senang kesini?" Tanya Kenzo dengan tenang berdiri disamping Haruka.
"Aku sangat sangat sangat senang sekali! Terimakasih sudah mengajakku kkesini Kenzo-san!" Ujar Haruka dengan senang sekali.
"Kau jangan menjauh dariku ya! Nanti kau akan hilang disini. Masalahnya kan kau baru tiba disini dan pasti kau tak tau jalan dan arah yang dituju" Jelas Kenzo sambil memerhatikan Haruka.
"Baik!" Jawabnya dengan semangat. Mereka pun mengunjungi banyak stand-stand makanan, seperti ice cream, cupcakes, pop corn, gulali, dan masih banyak lagi. Mereka pun serasa sangatlah cocok dimata orang lain dan menjadi pusat tontonan orang lain.
"Kenzo-san! Aku ingin itu!" Tunjuk Haruka salah satu pedangang yang sangat ramai antrian.
"Oh kau ingin takoyaki? Baiklah aku akan belikan, kau jangan kemana-mana ya!" Perintah Kenzo, dia pun langsung mengangtri di barisannya. Tak lama kemudian, Kenzo pun membawa 2 bungkus takoyaki dan menghampiri Haruka.
"Ini takoyaki yang kau pesan" Ujar Kenzo sambil menyerahkan salah satu takoyaki yang terlihat sangat lezat itu.
"Wah... terimakasih! Oh ya, Kenzo-san membeli dua? Satunya untuk siapa?" Tanya Haruka bingung.
"Ohh, ini buat orang yang sudah mengikuti kita dari tadi di castle" Kata Kenzo dengan santai. Tiba-tiba dari atas pohon yang berada di atas mereka, ada sesuatu yang jatuh dengan kerasnya. Semua orang yang berada disana melihat itu dan mengelilingi benda yang jatuh itu. Haruka pun ikut melihatnya, ternyata bukanlah benda yang di dapat, malah Fuyumi, Rinne dan Hibiki sambil merasakan kesakitan di bagian bongkong mereka.
"Aduh.... sakit banget" Lirih Rinne pelan.
"Memang kau saja? Aku juga nih!" Sesal Fuyuni menatap tak senang ke arah Rinne.
"Kalian sih! Mengapa bersembunyi di atas pohon? Aku kan sudah bicara, kalau itu tak efektif!" Omel Hibiki.
"Ya ampun, kalian ini mengikutiku? Pantas saja aku merasakan ada yang aneh" Tatap Haruka dengan heran.
"Kalian kenapa mengikuti kami?" Tanya Kenzo dengan santai.
"Ah....tak apa, aku hanya ingin kesini, benarkan, Fuyumi, Hibiki?" Alasan Rinne sambil menyikut dua orang yang berada di sampingnya.
"Ini untuk kalian, silahkan dimakan selagi hangat" Ujar Kenzo sambil mengulurkan takoyaki yang masih hangat.
"Terimakasih! Wah.... enak sekali" Kata Fuyumi sudah tak tahan dengan harum wangi takoyaki.
"Ayo kita mencari tempat duduk yang nyaman!" Ajak Haruka dengan semangat mencari-cari tempat duduk. Mereka menemukan tempat duduk itu di dekat taman.
Disana mereka memakan takoyaki dengan lahabnya terkecuali Hibiki dan Kenzo, mereka adalah Vampire.
"Hey Haruka, aku ingin mencicipinya juga!" Kata Kenzo sambil menunjuk takoyaki yang sedang dimakan Haruka.
"Ehhh?!!" Kaget Haruka dengan wajahnya yang polos. "Kau... bukannya Vampire tak bisa makan makanan seperti ini ya?"Bisik Haruka dengan pelan, agar tak diketahui oleh lingkungannya yang sedang ramai.
"Hahahahaha" Tawa Kenzo dengan sangat puasnya. "Vampire Pure Blood pasti bisa, kalau Dark Vampire tak bisa" Lanjutnya.
"Ohh... ini silahkan diambil saja, Kenzo-san" Ujar Haruka sambil menyodorkan Takoyaki miliknya.
"Suapin aku, boleh ya? Kau kan hari ini harus kembali bukan?" Ujar Kenzo dengan tersenyum lembut.
"Hmmmm.... baiklah, ayo buka mulutmu akan aku suapin, aaa..." Ujar Haruka sambil menyodorkan satu buah takoyaki yang ada ditangannya. Kenzo pun membuka mulutnya lebar-lebar dan takoyaki pun berhasil masuk kedalam mulutnya itu.
"Hey, Fuyumi. Mereka itu seperti orang yang sedang berkencan!" Bisik Rinne sambil melihat aksi yang sedang dilancarkan oleh Haruka.
"Kau benar, aku jadi iri " Kata Fuyumi.
"Bagaimana kita godain saja?" Bisik Rinne dengan tersenyum jahil.
"Boleh juga" Angguk Fuyumi setuju.
"Wah, Haruka kau sangat baik sekali ya" Ujar Hibiki sedikit menyindir.
"Haruka memang baik yakan?" Ujar Fuyumi.
"Ehem... Hey, Fuyumi. Suapi aku takoyakinya!" Ujar Rinne yang suaranya sedikit dia lantangkan, sampai-sampai Haruka melihatnya dengan mukanya yang memerah, dan Kenzi hanya tenang-tenang saja.
"Say... aaaaa" Goda Fuyumi sambil melihat ke arah Haruka. Rinne pun membuka mulurnya lebar-lebar dan melahab takoyaki itu.
"Bagaimana rasanya?" Tanya Fuyumi sambil mengedipkan salah satu matanya.
"Enak sekali. Aku sayang padamu, Fuyumi" Ujar Rinne sambil memeluk Fuyumi dan mereka pun kompak melihat Haruka yang sedang di permainkan oleh mereka.
"A-apa yang kalian lakukan?" Tanya Haruka sedikit kesal.
"To be continued" Ujar Mereka sangat kompak.
"Awas ya kalian! Aku tak suka diriku ini dipermainkan!!" Teriak Haruka sambil mengejar Rinne dan Fuyumi kesana dan kemari.
"Yaampun, mereka tak tau malu" Heran Hibiki yang melihat tingkah mereka.
"Biarkanlah, biar mereka senang. Hey, Kaze, mau sampai kapan kau berpura-pura menjadi Hibiki?" Tanya Kenzo dengan tenang.
"Yah... aku ketahuan" Ujar Kaze yang langsung berubah menjadi dirinya sendiri.
"Yaampun, tumben sekali sahabatku ini berurusan dengan hal yang tak penting seperti ini" Kata Kenzo dengan heran tetepai tetap tenang.
"Aku juga tak tau" Jawabnya singkat tapi dari arah matanya, dia terus memandang Haruka.
"Ohh aku mengerti, kau mencintai Haruka ya?" Curiga Kenzo sambil tersenyum-senyum tak jelas.
"Tidak! Aku tidak akan pernah!" Belanya sambil berusaha agar tidak diketahui oleh Kenzo.
"Hey kalian, ayo kembali! Kami ingin membereskan barang-barang kami!" Teriak Rinne dengan kencang sekali.
"Baiklah" Jawab Kenzo dengan santai diikuti oleh Kaze.
"Kok ada Kaze? Mana Hibiki?" Tanya Haruka bingung.
"Kau benar" Fuyumi dan Rinne setuju.
"Tadi yang menyamar menjadi Hibiki itu Kaze, ya aku tau sebenarnya dia hanya ingin menhaga imagenya" Cerita Kenzo dengan menatap aneh sahabatnya itu.
"Sudahlah kalian! Jangan mempermainkanku!" Tatapan dingin Kaze pun menyeluruh.
"Duh dingin banget" Ujar Rinne dengan jahilnya itu.
"Hahahha"Tawa mereka kompak sekali.
Mereka pun kembali ke castle untuk mempersiapkan barang-barang untuk kenbali ke Academy mereka.
......................................
Lamia Palace at 5.00 pm
Sore itu sangat lah mendung. Tak ada secercah cahaya pun yang masuk ke sana. Aura yang dingin itu seakan-akan menceritakan keadaan disana sangatlah berbahaya.
"Panggilkan dia sekarang!" Teriak seseorang dengan tatapan yang tajam.
"Baik tuan, dia sekarang sudah berada disini" Jelas Pelayannya.
"Ada apa wahai tuanku?" Tanya pelayan setianya.
"Kita akan menyerang sekarang. Kita akan membawa dia kemari" Suruhnya
"Baik tuan Aldnor" Jawab pelayan itu dan langsung meninggalkan ruangan itu.
"Sebentar lagi... Gerhana Bulan Merah akan datang, Selamat bersenang-senang, Princess" Ujarnya dengan nada licik.
...................................TBC...............
Huaaa akhirnya selesai yeay:") Alhamdulillah UN sudah selesai kemaren dan deg-degan yaa... Maaf kalau lama ^^, makin gaje, makin aneh, dll yaaa... Jangan lupa Vote and commentnya! Arigatou Gozaimatsu

CourageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang