(16)

35 4 2
                                    

Bel istirahat berbunyi, Asahi memilih berada dikelas, sementara jaehyuk dan yedam lagi menuju kantin.
Banyak yang menatap heran, sebenarnya jaehyuk itu pacarnya Asahi atau yedam, namun dihati jaehyuk tetap Asahi.

Asahi salah menebak, ia tidak tau kalau jaehyuk terus memikirkannya, bukan dengan yedam tentunya.
.

.

.

"Bisa lepasin sehari aja bisa nggak sih, beri gw masa masa bebas tanpa lu" jaehyuk sudah di rada kesal.

"Apa aku ada salah sama kamu, sampai kamu begitu membenciku" ucap yedam dengan wajah sok bersedih.

"Pakai nanyak lagi, lagaian dah tau juga" batin jaehyuk.

"Oh iya, aku pesenin ya, supaya kamu nggak marah samaku" ucapnya dengan nada manja.

"Nggak usah, aku sendiri aja ya" jaehyuk hendak berdiri namun ditahan yedam.

"Aku memaksa, kalau kamu seperti ini lagi, aku nggak akan segan segan bilangin ini ke orang tua kita" tegas yedam.

Jaehyuk memilih diam, ia kini pasrah dengan keadaan.
Yedam pun beranjak dan menuju ibu kantin.

Yedam pun tersenyum devil.
"Rasakan itu Asahi" batin yedam, ia baru saja melihat Asahi yang dari tadi memperhatikan jaehyuk.
.

.

.

"Bagaimana dengan Asahi"

"Masih belum, gw belum sampai intinya"

"Cepet dikit bisa nggak sih"

"Jangan terburu buru dulu, gw masih mau bersenang senang"

"Gw tunggu sampai mana"
.

.

.

"Huh, gw kecewa banget sama lu jaehyuk" Asahi masih berada disekolah.

"Asahi" panggil jaehyuk dari samping.

Asahi yang melihat jaehyuk langsung pergi tanpa memperdulikan jaehyuk yang terus memanggilku namanya. Bahkan Asahi bisa mendengar suara yedam yang memanggil jaehyuk.
Asahi terus berlari di lorong demi lorong, ia seperti biasa pergi ke atap sekolah dan menikmati angin sepoi-sepoi.

"Jaehyuk adalah TUNANGAN gw" kata kata itu masih terngiang-ngiang dikepalanya.

"Akhh, seharusnya gw menolak saja" Asahi menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Beberapa hari kemudian Asahi terus terusik dengan pemandangan mereka yang membuat hatinya makin sakit.
Asahi berada dikelasnya, semua murid sudah keluar dan menuju kantin.

"Hai anak haram" sapa doyong beserta junkyu yang berada disampingnya.

Asahi memilih acuh.

"Daripada sakit hati, lebih baik ikuti saja apa kata gw kemarin" junkyu dan doyong berada diambang pintu kelas.

"Nggak, seumur hidup gw nggak akan ikuti permainan licik kalian" asahi pergi melewati mereka, namun junkyu menahan tangannya.

"Apa lu masih mau mempertahankan jaehyuk, setelah ia menyakiti hati lu"

"Tau apa kalian kalau dia menyukai gw- Ups" asahi menepuk mulutnya yang kelewatan ember.

"Tanpa lu kasih tau, gw dah tau duluan" senyum junkyu.

Asahi menarik tangannya kasar dan pergi dari hadapan mereka.
.

.

.

Unforgettable Love (Jaesahi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang