Chapter 8

72.5K 4.3K 281
                                    

Deru roda koper terdengar memenuhi lorong, ditariknya masuk ke rumah bernuansa kayu dengan konsep modern minimalis.

Tok! Tok!

Diketuknya pintu daun hingga terbuka, mendapati perempuan cantik dibaliknya yang terlihat kaget setengah mati. "E-Eric? Kapan nyampe? Kok ga ngabarin?"

 "E-Eric? Kapan nyampe? Kok ga ngabarin?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Surprise!"

"Apasih haha, ayo masuk!"

Eric melangkahkan kaki menuju ruang tamu, badannya terasa pegal setelah 6 jam perjalanan.

"Sya mana?"

"Ada. Bentar aku panggil, sekalian aku bikinin minum." Alea bergegas pergi setelah mendapatkan anggukan dari Eric.

"Ayaahh!!" Syana berlari ke pelukan Eric, gadis itu terlihat sangat bahagia melihat keberadaan Eric.

"Hey cantik, eh ini dagu nya kenapa?"

"Jatoh,"

"Kasian banget anak Ayah, sini sini Ayah tiupin biar cepet sembuh."

"Maaci Ayah."

"Sama-sama cantik."

Alea datang, membawa 2 minuman dingin ditangannya. "Minum dulu, Ric."

"Makasih, Bunda."

Alea melotot, "Apasih."

"Kenapa? Gak boleh?"

"Ya.. kan kalo ada yang denger bisa salah paham."

"Biar gak salah paham, kita resmiin aja."

"Maksudnya?"

"Ale, aku pengen kamu sama Sya ikut aku ketemu Mami Papi di Aussie."

"Ric--"

"Please, aku pengen banget besarin Sya bareng kamu. Aku serius."

Mata Alea mulai berkaca-kaca, ia langsung memeluk Eric. "Iya aku mau ketemu orang tau kamu."

Disaat itu juga, Def masuk tanpa izin.

"Alea."

"D-Def? Ngapain kamu disini?" Tanya Alea yang bahkan lebih kaget daripada tadi.

"Aku mau ketemu kamu, Ale. Aku—"

"OM!!" Sya dengan cepat memeluk kaki pria gondrong itu, membuat Def segera berjongkok dan memeluk gadis kecil itu.

Duda MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang