Chapter 43

20.9K 1.3K 65
                                    

"Udah sore, Kak. Ayo pulang." ucap Alea saat tiba di halaman rumah Alden.

"Hellow adik!" Syana mencium perut sang Bunda begitu mereka bertemu.

"Eh— maaf ya Syana tadi saya ajak main." Alea mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Kita pulang dulu ya, Om Alden. Makasih udah ngajak Syana main." ucap Alea lalu diikuti oleh Syana, "Makaci Om."

"Ngomong-ngomong, pak Def lagi gak ada ya?"

"Iya lagi keluar negri. Perjalanan bisnis."

"Oh begitu. Bu Alea udah sehat? Kandungannya aman?"

"Iya udah gapapa. Makasih ya waktu itu udah nolongin saya Pak."

"Iya sama-sama Bu. Udah kewajiban saya."

Tiba-tiba Alden mengelus perut Alea, tanpa aba-aba. Alea melotot dan segera menepis tangan laki-laki itu. "Eh— maaf. Ya ampun saya reflek Bu. Gak sengaja."

Alea terdiam, tapi matanya menatap Alden dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. "Maaf sekali lagi. Saya keinget Kakak saya Bu. Dia juga lagi hamil."

"Permisi." pamit Alea lalu membawa Syana pergi. Kejadian tadi masih membuat Alea sedikit terkejut. Sekarang ia mengerti mengapa Def tidak suka pada pria itu.

* * *

Mohon maaf, part ini sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan. Jika ingin mendapatkannya cerita lengkapnya silahkan beli ebooknya yang sudah tersedia di Google Playstore dan Playbook. Link pembelian ada di bio profil wattpad ini. Jika ada kendala dalam pembelian, tidak perlu sungkan untuk bertanya ke penulis maupun penerbit melalui DM.

Duda MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang