13. My Decision

127 12 92
                                    


Rasaku tak pernah nyata,
cintaku sekedar kata.
Dusta pun tak kan berguna,
kala hati telah enggan bersama.

-Kim Hyerin-

Happy Reading^-^


Aku duduk di bangku jalan yang bernaungkan gelapnya langit malam tanpa bintang, seakan mereka pun ikut terpuruk hingga tak mampu menunjukkan cahayanya. Angin malam berbisik merdu menelisik dwi rungu, seolah bersedia menemani keheningan hati dan pikiran yang tak kunjung membaik.

Andai kata rembulan datang, akankah sang gulita rela tersingkir?

"Galau mulu, lagi mikirin apaan? Cowok Lo?" Ucap Haruto yang tiba-tiba datang lalu menduduki sebelah bangku ku yang kosong.

Aku menghela napas berat, "To, gue harus gimana? Gue sekarang bener-bener bingung atas semua ini" Lirih ku.

"Gak usah terlalu dipikirin, nanti Lo bisa sakit kalo terlalu banyak beban pikiran. Dan kalo masalah Jeongwoo maupun Jihoon, Lo bisa tanya ataupun cerita ke gue. Gue siap jawab plus dengerin Lo" Jawabnya dengan nada lembut seraya menepuk pelan bahuku.

Haruto, dia..
Sepertinya memang orang yang baik, hanya saja aku sudah terlanjur kesal dengan tingkah aneh dan menyebalkan nya.

"Ey!! Yeh malah bengong Lo. Ternganga ya sama kata-kata gue? Awas baper lo"

"Paan si"

"Btw, Lo lagi nungguin abang Lo ye?"

"Iya"

Huhhh...
Aku baru sadar, ternyata sudah cukup lama aku menunggu disini. Dasar kakak tak berperasaan, bisa-bisanya dia membuatku menunggu dipinggir jalan seperti ini. Kalau tahu begini, lebih baik aku tadi menunggu di rumah sakit saja.

Ah iya, kok Doyoung dan Bu walikelas belum kembali?
Nanti Jihoon siapa yang jaga?

Ah entahlah. Lagi pula dokter bilang Jihoon harus istirahat, jadi aku harus memilih pulang dan kembali lagi besok.

"Eh ngomong-ngomong, ngapain Lo disini? Perasaan Lo tuh suka muncul dimana-mana, udah kayak jin tomang tau gak!"

"Yeee tu mulut kalo ngomong asal jeplok aja. Lagian mana ada jin tomang seganteng gue" Jawabnya dengan narsis.

Aku hanya tertawa pelan melihat tingkahnya yang selalu saja aneh dan terkadang membuatku tak habis pikir itu. Namun anehnya, aku bisa merasakan ada yang berbeda dengan orang ini. Dia seperti seseorang yang selalu bertingkah konyol demi menutupi sesuatu yang amat penting baginya.

Tapi apa kiranya itu?
Ah entahlah, untuk apa aku peduli.

"Eh Rin, gue mau cerita dikit nih. Mau dengerin gak?" Tanya nya antusias.

"Paan tu?"

"Jadi kan tadi gue ke minimarket, nah pas mau pulang motor gue gak ada. Padahal gue inget persis kalo gue markirin motornya gak jauh dari pintu. Gue udah cari-cari tetep aja gak ketemu"

"Lah terus?" Tanya ku penasaran.

"Terus ya gue marah dong ke pekerja disana, gue udah ngomong nyerocos ini itu sangking marahnya. Abis itu mereka ngajak gue buat liat rekaman cctv nya. Dan Lo tau apa isi video nya??"

"Ada maling?"

"Hmmfth, ternyata.. Kkkkkkk.." Haruto malah terkekek menahan tawa tanpa memberitahuku dahulu.

"Ihhh cepet gue penasaran.." Kesal ku.

"Jadi, ternyata tadi gue kesana jalan kaki. Ya pantesan aja gue gak bisa nemuin tu motor meski dah muter-muter nyari" Jawabnya, kali ini dengan tawa yang lepas dan membuat candu.

My Sun || Park JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang