Sebagaimana matahari yang memberikan sinarnya pada dunia, kau hadir menghangatkan hidupku dengan kasih tulus mu.
"Park Jihoon, laki-laki malang dengan segala asa yang tertahan"
Maaf jika tata bahasa dan tanda bacanya berantakan, karena author masih...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~Han River Bridge~
.
[Menangis tanpa suara itu sangat menyakitkan]
. . .
“... berjanjilah. Sebesar dan seberat apapun masalah yang kamu hadapi, kamu akan selalu membagi nya denganku”
. . .
“ Terima kasih bintang ku ”
-My Sun-
Happy Reading^-^
"Kamu mau eskrim gak?"
Jeongwoo menunjuk sebuah kedai kecil yang menjual eskrim di pinggir jalan.
"Boleh". Aku mengangguk.
"Yaudah, aku kesana dulu. Kamu tunggu disini".
Jeongwoo berlari menuju kedai eskrim tersebut. Dia pergi terburu-buru padahal itu tak jauh sama sekali.
Aku berdiri di bawah pohon persik, menunggu Jeongwoo kembali dari kedai.
Suasana semakin senyap karna tak banyak kendaraan yang melintas. Aku menyandarkan tubuh ku sejenak ke pohon yang berada tepat di belakang ku.
Memperhatikan Jeongwoo yang tetap terlihat tampan meski dari kejauhan.
Sesekali aku melihat nya melambaikan tangan padaku, memastikan bahwa aku masih berada di tempat ini menunggu nya.
Apa dia sungguh milikku? Apakah kita benar-benar harus bersama?
Pertanyaan itu selalu muncul di kepalaku. Jujur saja aku masih bingung dengan semua ini.
Tentang hubungan kami, dan tentang perasaan ku padanya. Aku masih belum bisa memahami ini semua.
Setelah beberapa saat, Jeongwoo kembali dengan membawa eskrim di kedua tangannya.
"Ini eskrim nya, rasa alpukat kan".
Aku mengangguk, mengiyakan pertanyaan nya. Eum, atau lebih tepatnya 'pernyataan' nya.
Hari semakin sore, aku dan Jeongwoo berencana untuk pulang karena sudah lelah berkelilling jalanan kota Seoul.
Kalian ingat kan kalau di jalanan dekat rumah ku selalu dipenuhi para penjual makanan? Sekarang aku dan jeongwoo sedang membeli bungeoppang disana, itu jajanan kue berbentuk ikan yang populer di Korea.
"Tada..".
Aku memberikan satu bungeoppang (kue yang biasanya berbentuk ikan) itu pada Jeongwoo.
