Pergilah,
karena sejak awal
matahari dan bintang tak akan
pernah bisa bersama.-Park Jihoon-
*
Happy Reading^-^
Fajar hari yang gelap tanpa hadirnya sang surya menjadi teman perjalanan singkat penuh makna. Ditambah dengan remis embun pagi di rerumputan jalan, membasahi dua pasang sepatu yang berjalan beriringan melewati indahnya taman kota.
Udara sejuk dengan angin pagi yang dingin menerpa halus tubuhku yang tersembunyi dibalik mantel tebal nya.
"Nyaman"
"Benarkah?"
Aku mengangguk kecil, tersenyum manja lalu mengeluarkan tubuhku dari mantel nya dan beralih untuk menggenggam tangannya saja.
Laki-laki itu melihat ku heran.
"Kenapa? Katanya nyaman.."
"Aku takut"
"Takut? Kenapa takut? Aku gak akan berbuat macam-macam"
Aku menggeleng cepat, "Bukan, bukan itu.."
"Aku takut nanti gak mau ngelepasin kamu lagi kalau terus-terusan nempel kayak gitu. Nanti kalau kita gak ketemu, bisa-bisa aku sekarat karena terlalu kangen sama kamu"
Jihoon tertawa kecil,"Kamu ada-ada aja deh" Ucapnya sembari mencubit gemas hidung ku.
Setelah berjalan cukup lama, kami pun memutuskan untuk berhenti dan duduk di kursi taman. Menikmati indahnya pemandangan matahari terbit yang terhalang tingginya gedung-gedung kota Seoul.
Jihoon menengokkan kepalanya ke sisi timur, mengamati cahaya jingga yang perlahan meninggi.
"Indah bukan? Gedung-gedung itu tampak gelap dari depan, tapi tiba-tiba saja muncul sinar redup yang kian menerang dari belakang" Ucapnya dengan nada yang dalam.
"Iya, itu indah. Sangat indah.." Jawabku, lalu merotasikan mata ku pada sesosok laki-laki bersurai hitam kecoklatan yang duduk disamping ku.
Tapi, bolehkah jika ku katakan bahwa laki-laki ini lebih indah?
Cahaya samar yang masuk melalui celah bulu mata memberikan efek gradasi di lensa legam miliknya. Lantas itu membuat mata indahnya menjadi semakin mempesona dengan warna hazel yang dihasilkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sun || Park Jihoon
Fiksi UmumSebagaimana matahari yang memberikan sinarnya pada dunia, kau hadir menghangatkan hidupku dengan kasih tulus mu. "Park Jihoon, laki-laki malang dengan segala asa yang tertahan" Maaf jika tata bahasa dan tanda bacanya berantakan, karena author masih...