21. Back

129 11 8
                                    

Happy Reading ^-^

Aku dan Haruto telah sampai di depan gerbang rumahku. Bel rumah sudah dibunyikan Haruto sejak tadi, namun hingga sekarang tak ada yang kunjung keluar. Entah itu papa, mama, maupun Kak Junkyu, mereka sama sekali tak keluar.

Ah kalau saja kakiku tidak sakit, aku pasti sudah memanjat sejak tadi.

Haruto mengacak rambutnya kesal, "Arghh, gak bisa gini! Gue gak tahan nunggu terus kek gini tau gak?!"

"Ya sabar To, kali aja mereka semua lagi ada di belakang jadi gak kedengeran"

"GAK! Gue gak kenal sama si sabar.." anak itu menarik napas dalam, "OMM!! TANTEEE!! SAYA MAU BERTAMUU!!!"

"Heh gila ya lo?!

Dia tak mempedulikan perkataanku.

"WOYY BANGGG!! BUKAIN CUKK!! BURUUU"

"Heh Hartono!! Brisik.., lu kalo mau ngerusuh jangan bawa-bawa gue! gak malu apa lu diliatin sama orang-orang? Tuh liat! Mereka sampe berenti gara-gara lo.." aku tak bohong, saat itu ada beberapa orang yang sedang lewat dan mereka langsung berhenti saat Haruto mulai teriak-teriak seperti orang gila tadi. Tak sedikit pula para tetangga yang keluar dari rumahnya untuk mengecek siapa kiranya orang yang telah membuat kerusuhan disiang bolong seperti ini.

Siapa lagi kalau bukan si Watanabe Ngegas Haruto.

"Hehe.., punten pak, bu. Saya khilaf, maaf ya" Haruto menyeringai tak tahu malu, "Silahkan dilanjut perjalanannya, semoga selamat sampai tujuan" lanjutnya, sembari melambaikan tangan.

Mendengar hal itu, sontak saja para pejalan kaki tadi langsung pergi dengan ekspresi wajah yang super nyinyir. 'Aneh banget tu orang, gue sumpahin pulang dari sini dia nyusruk masuk got', mungkin begitulah isi hati mereka saat pergi tadi. Astaga, aku juga masih tak habis pikir dengan apa yang dilakukan Haruto ini. Dia benar-benar lain dari yang lain.

Saat ini rumah masih tertutup rapat, sama sekali tak ada tanda-tanda mereka akan keluar. Wah, sepertinya ada yang tidak beres didalam sana. Kalau tidak, bagaimana mungkin mereka tidak mendengar suara Haruto yang dua kali lipat lebih keras dari toa masjid itu.

Rasanya aku jadi ingin berteriak seperti Haruto, tapi itu tidak mungkin. Aku harus menjaga martabat ku sebagai kembang komplek. Huhh okay, tenang. Aku harus sabar.

Tapi..
Argh, sial! Aku tak tahan lagi..

"PAPA!! MAMA!! AKU PULANG!!"

Haruto ternganga melihat ku.

"KAK JUN!!! CEPET KELUAR ATAU GUE BAKAR NI RUMAH!!, KELUAR! BUKAIN GERBANG!!"

"Buset dah ni cewek" ucap Haruto yang hanya bisa menggeleng tak menyangka.

Tak lama dari itu, Kak Junkyu pun keluar dan berjalan mendekat ke gerbang. Aku tahu karna aku melihatnya dari sela-sela pagar. Benar-benar membuat naik darah, dia malah terus berdiri dengan santainya di balik pagar alih-alih langsung membukakannya.

"Lo lagi ngapain sih bang?" tanya Haruto dari luar pagar.

"Gak lagi ngapa-ngapain" jawab Kak Junkyu dengan santai seakan tanpa dosa.

My Sun || Park JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang