Meskipun sang dosen yang butuh bertemu mahasiswa, tapi sopan-sopannya tetap mahasiswa yang harus menghadap kepada sang dosen. Jadi ketika malam itu Attar mengirimkan pesan ingin menemui Farah, maka sebagai (mantan) mahasiswa yang sopan, justru ialah yang harus datang menghadap. Jadi setelah ibunya tidur, Farah keluar dari ruang rawat sang ibu, dan menemui Attar di ruang rawat Ahsan.
Saya di depan kamar Ahsan, Pak.
Begitulah Farah mengirimkan pesan singkat kepada Attar ketika ia telah duduk di kursi di koridor depan kamar rawat Ahsan. Tidak lama kemudian, Attar keluar dari kamar itu.
"Kenapa Farah yang kesini? Kan tadi saya yang bilang mau kesana," tanya Attar sambil duduk di samping Farah.
"Hehehe," Farah menggaruk tengkuknya. "Masa dosen nyamperin mahasiswa. Ya mahasiswa dong yang harus menghadap, Pak."
"Kamu kan bukan mahasiswa lagi, Far. Dan saya bukan dosen kamu. Jadi kamu nggak wajib menghadap saya."
Farah hanya bisa nyengir canggung.
"Tapi makasih, kamu sudah kemari," lanjut Attar.
Farah menoleh pada Attar. "Emm, Pak. Tadi maaf ya saya ngomel-ngomel nggak jelas ke Bapak. Nggak sopan banget."
Mendengar itu, pada detik pertama mata Attar membola. Pada detik ketiga, dahinya berkerut. Di detik kelima, matanya mulutnya melongo. Dan di detik ketuju, ia terkekeh.
"Farah pikir, saya pengen ketemu Farah karena saya marah, gara-gara kamu berani ngomelin saya tadi?" tanya Attar, merasa lucu.
"Lho? Bukan karena itu ya Pak? Trus karena apa?" tanya Farah bingung. "Abisnya tadi Bapak bilang, Bapak pengen ngomong tentang hal yang saya bilang pas marah-marah. Saya pasti tanpa sadar ngomong sesuatu yang nggak sopan. Jadinya saya minta maaf."
"Jadi tadi kamu ngomong begitu itu, nggak sadar?"
"Ngomong begitu?" tanya Farah tidak mengerti. Serius, Farah makin ngeri menerka-nerka, sebenarnya tadi dia ngomong apa. Separah apa dia marah-marah pada dosennya ini? Ampun deh, mulut kurang diospek banget ini.
"Kata kamu, saya nyebelin karena menjauhi kamu dan ngusir kamu."
"Emmm Pak, itu... Maaf... "
"... padahal kamu suka sama saya."
"Hah?"
"Kamu sebel karena saya jauhin kamu, padahal kamu suka sama saya."
Refleks, Farah membekap mulutnya dan menatap ngeri pada lelaki di hadapannya, yang sedang menatapnya sambil tersenyum.
Dirinya tadi ngomong begitu? Serius? Kok Farah sendiri nggak sadar ya? Dia lagi kesambet atau gimana pas ngomong gitu tadi? Atau Pak Attar aja nih yang ngadi-ngadi?
"Nggak! Saya nggak ngomong gitu ya Pak!" Farah mengelak dengan tegas. Membela harga dirinya. Tengsin banget kan. Eh? "Saya nggak ngomong gitu.... kan?" Tapi belakangan dia nggak yakin sendiri.
Attar tidak menjawab. Ia hanya mempertahankan senyumnya.
"Omongan orang marah jangan diambil hati Pak. Ngaco aja itu. Tadi saya pasti lagi kesambet."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEGITIGA BERMUDA (season 2)
RomanceCAMPUS SERIES #2 --Kisah Cinta Segitiga Bersama Dua Duda-- Setiap orang berhak atas kesempatan kedua. Tapi tidak semua orang beruntung mendapatkan kesempatan kedua. * * * First published on October 2021 Reposted on February 2024