7.

5K 1K 109
                                    

Aku tuh anak fakir vote gitu. Jadi kalau byk yg vote n komen, saya jd makin semangat buat post bab selanjutnya hahaha.

* * *

Tidak lama setelah Ahsan kembali dari kamar mandi, Faris dan Attar juga menyusul kembali ke ruang tamu.

"Wah ada Om Erlang!" sapa Faris ketika memasuki ruang tamu dan menemukan satu tamu lagi disana.

"Hai Ris!" sapa Erlang.

"Hai Om!"

"Pak Erlang." Kali ini Attar, yang berjalan di belakang Faris, yang gantian menyapa Erlang.

Dan Erlangpun membalas menyapa sambil menganggukkan kepala.

"Udah selesai, Ris?" tanya Mama pada Faris yang baru saja ikut duduk di samping Ahsan, hingga kini anak itu duduk diapit Farah dan Faris.

"Beres, Ma," jawab Faris. "Aman pokoknya. Insya Allah Mama dan Mbak Farah nggak perlu ganti-ganti lampu sampai Faris pulang liburan semester."

"Cih! Shombhong!" ejek Farah. Yang dibalas dengan juluran lidah oleh Faris.

"Makin pinter kamu ganti lampu. Cepet," puji Mama.

"Kan dibantuin Pak Attar. Hehehe," kata Faris cengengesan.

"Bapak kesini buat nemenin Ahsan, eh malah direpotin ganti lampu segala. Maaf ya Pak," kata Mama sungkan.

Attar tertawa pelan. "Nggak apa-apa Bu. Sekalian ngobrol sama Faris. Udah lama nggak ngobrol."

Erlang melirik lelaki yang duduk di hadapannya. Ngobrol? Sejak kapan Faris dekat dengan lelaki ini?

"Om Erlang tumben mampir kesini?" tanya Faris.

Erlang punya firasat, bahwa redaksional asli pertanyaan pemuda itu adalah "ngapain om kesini?" gitu. Pemuda itu hanya mengubah kalimatnya saja supaya lebih sopan.

"Tadi abis dari restoran, sekalian mampir," jawab Erlang. "Oiya, jadinya besok Om jemput jam berapa?"

"Berangkat pagi aja kali ya Om? Biar bisa beres-beres kosan dulu."

"Oke."

"Makasih ya Om, mau nganterin. Maaf nih jadi ngerepotin Om."

"Nggak repot kok. Itu kan saling membantu dalam keluarga."

Farah berjengit tidak kentara ketika mendengar kata-kata Erlang. Keluarga?

Kemudian dengan gerakan samar, ia melirik Attar. Khawatir sekaligus penasaran dengan respon lelaki itu. Tapi justru dirinya sendiri yang jadi terkejut karena ternyata sikap dan ekspresi Attar biasa saja.

Lalu tanpa bisa dicegah, Farah merasa kecewa. Tanpa alasan yang jelas.

"Ayo, Kak!" Suara Ahsan memecah kesadaran Farah. Anak lelaki itu sudah berdiri dari duduknya dan meraih tangan Faris. "Ayo ngegame, Kak! Sebelum Kak Faris pindah."

Faris tertawa dan bangkit dari duduknya. Lalu ia membiarkan anak lelaki itu menarik tangannya hingga ke ruang tengah, tempat TV berada.

Tanpa diduga, Attar juga bangkit dari duduknya dan mengikuti Faris dan Ahsan. "Papa ikut tanding juga ya San?"

* * *

Kok malah begini? Gue ditinggal sendirian? keluh Farah dalam hati.

Faris, Ahsan dan Attar sudah pindah ke ruang tengah dan main game bertiga. Mereka main berdua-berdua sebenarnya, hanya gantian berpasangan. Dengan demikian kini Farah tinggal bertiga, bersama ibunya dan Erlang di ruang tamu.

SEGITIGA BERMUDA (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang