Farah tidak langsung pulang ke rumah selepas kantor hari itu. Sudah beberapa hari Erlang menanyakan kapan bisa bertemu dengan Farah untuk menyerahkan oleh-oleh yang dibawanya dari Bali. Farah tidak butuh oleh-oleh itu, toh dia pernah tinggal selama 1 tahun disana, untuk apa lagi membelikan oleh-oleh kan? Farah juga tahu, itu hanya cara Erlang untuk bisa bertemu dengannya.
Dengan segala cara sopan yang ia bisa, Farah sudah menolak bertemu dengan Erlang. Tapi lelaki itu terus memaksa. Jadi sore itu, sepulang bekerja, Farah mampir ke rumah Erlang. Ia berencana hanya mengambil oleh-oleh itu sebentar, lalu langsung pulang.
Pak Attar: Farah hari ini pulang jam brp?
Pak Attar: Saya jemput yaWah, saya udah di jalan Pak.
Bapak ga blg mau jemput.Pak Attar: Iya, tadi meeting cancel mendadak, jadi pulang cepat.
Pak Attar: Trus kepikiran pgn ketemu FarahNanti Ahsan marah lho
Pak Attar: Kan dia nggak tahu
😑
Pak Attar: Farah lgsg plg?
Pak Attar: Mau makan dulu brg saya ga?Duh, maaf ya Pak.
Kapan2 aja ga apa2 kan Pak?Pak Attar: Oh, lgsg pulang ya?
Pak Attar: Oke deh. Hati2 di jalan ya.Iya Pak. Hati2 jg Pak.
Farah selesai berbalas pesan dengan Attar tepat ketika ojek yang ditumpanginya berhenti di depan rumah Erlang. Mohon kelakuan Farah main henpon sambil naik ojek, jangan ditiru, sodara-sodara, karena itu berbahaya.
Farah turun dari ojek, membuka pintu pagar, lalu menekan bel rumah Erlang. Tapi sampai ia 3 kali menekan bel, Erlang belum muncul juga. Apakah jangan-jangan Erlang sedang tidak di rumah? Ia memang datang tanpa memberi tahu Erlang lebih dahulu sih.
Tapi ini aneh. Andaipun Erlang sedang tidak di rumah, harusnya Mbok Nah, sang asisten rumah tangga, tetap membukakan pintu kan? Tapi kali ini Mbok Nah yang biasanya sigap membukakan pintu, juga tidak muncul. Jelas ada seseorang di rumah ini, karena pintu pagar tidak dikunci. Tapi kenapa tidak ada yang membukakan pintu setelah ia menekan bel?
Farah baru saja akan menelepon Erlang ketika akhirnya pintu rumah Erlang terbuka.
"Kamu kenapa nggak ngomong dulu bahwa mau kesini?" tanya Erlang ketika pintu terbuka. Meski bukan bernada marah, entah kenapa Erlang terlihat tidak nyaman.
"Maaf Om. Ini kebetulan nggak ada lembur di kantor, jadinya mumpung bisa mampir kesini, sekalian. Lagi sibuk ya Om? Baru bangun tidur sore, atau mau pergi ya?"
Itu enaknya pengusaha mah. Pas lagi sibuk, memang bisa sibuk banget. Tapi waktunya bisa fleksibel. Kadang malah bisa tidur siang, meski malamnya pulang larut karena rapat dengan klien.
"Nggak kok. Masuk, masuk!" kata Erlang cepat. Ia memiringkan tubuhnya, mempersilakan Farah masuk.
"Nggak usah Om. Aku di teras sini aja. Cuma mau ambil oleh-oleh Om aja."
"Ya tapi masuk dulu. Aku ambil dulu oleh-olehnya di dalem."
"Aku disini aja, ga apa-apa, Om."
"Kamu takut sama aku?" tanya Erlang akhirnya. Wajahnya tersinggung dan terluka. "Apa aku semenjijikkan itu sampai kamu nggak mau lagi masuk ke rumahku? Padahal dulu kamu bisa bebas menjelaja kemana-mana di rumah ini. Apa___"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEGITIGA BERMUDA (season 2)
RomanceCAMPUS SERIES #2 --Kisah Cinta Segitiga Bersama Dua Duda-- Setiap orang berhak atas kesempatan kedua. Tapi tidak semua orang beruntung mendapatkan kesempatan kedua. * * * First published on October 2021 Reposted on February 2024