Selamat beribadah di bulan Ramadhan untuk Kakak2 yang menjalankannya. Semoga Kakak2 sekeluarga sehat2 selalu dan lancar dalam menjalankan seluruh ibadah di bulan Ramadhan ini.
Saya juga memohon maaf lahir batin atas kesalahan2 saya selama kita berinteraksi di WP, IG maupun KK 🙏🏻🙏🏻
* * *
Pada akhirnya Attarlah yang meminta ijin kepada Fariha untuk mengajak Farah berlibur bersama keluarganya, karena Farah tidak juga memberikan jawaban hingga beberapa hari karena galau bagaimana caranya meminta ijin. Dan sesuai dugaan, meminta ijin membawa Farah berlibur dan menginap tentu saja tidak mudah.
"Saya nggak pernah mengekang pergaulan Farah, Pak. Saya hanya memberi batasan. Saya pikir itu saja cukup. Tapi kejadian satu tahun lalu menyadarkan saya, sebaik apapun saya mendidik Farah, dan bagaimanapun saya mempercayai seseorang untuk menjaga Farah, godaan setan bisa menyusup kapan saja saat manusia lengah," kata Fariha. Dari kata-katanya, jelas sekali beliau keberatan kalau Farah ikut berlibur dan menginap bersama Attar.
"Saya mengerti, Bu. Kalau saya punya anak perempuan, mungkin saya juga sama protektifnya dengan Ibu," jawab Attar maklum. Lalu terkekeh kecil. "Hehehe. Tapi kali ini saya tetep nekat mencoba meminta ijin Ibu. Soalnya saya pikir ini kesempatan bagus buat menunjukkan ke Ahsan, bahwa meski saya menikah lagi, dan meski mamanya menikah lagi, tapi dia nggak akan kehilangan saya atau mamanya, seperti yang dia takutkan selama ini. Dengan liburan bersama kali ini, saya berharap bisa nunjukin ke Ahsan, bahwa dia nggak akan kehilangan saya dan mamanya, tapi dia justru akan dapat 2 orang mama papa lagi yang sayang sama dia."
Fariha mengangguk-angguk."Susah ya Pak memberi pengertian itu kepada anak-anak. Apalagi kalau banyak tontonan yang nakut-nakutin tentang ibu atau ayah tiri."
"Hehehe, iya Bu." Kali ini Attar yang mengangguk-angguk. "Kalau gitu saya pamit pulang, Bu."
Lho? Lho? Udah? Gitu aja? Kok nggak berusaha yakinin Mama untuk ngasih ijin? Kok langsung nyerah? Pikir Farah bingung saat Attar pamit pulang padahal belum mendapat ijin ibunya.
"Bapak jadinya liburan berempat aja?" tanya Fariha.
"Mungkin liburannya dicancel, Bu."
"Karena Farah nggak ikut?"
Attar mengangguk. "Ahsan ngajak Farah ikut karena khawatir nggak bisa akrab sama calon papa tirinya. Setidaknya dia bisa main sama Farah kalau males main sama mama dan calon papa tirinya. Jadi kalau Farah nggak bisa ikut, Ahsan pasti nggak mau ikut juga, Bu. Nanti kami cari cara lain buat bikin acara berlima, Bu."
"Gimana Bapak bisa meyakinkan saya, bahwa Farah akan baik-baik aja ikut liburan keluarga Bapak?"
"Saya janji menjaga Farah, Bu," jawab Attar tegas, tapi santai. "Tapi sebelumnya ada orang yang sangat ibu percaya untuk menjaga Farah, tapi mengecewakan kepercayaan Ibu kan? Jadi saya maklum kalau Ibu sulit untuk bisa percaya lagi."
Astaga! Bapak-bapak ini mulutnya berbahaya! Ini namanya mengalah untuk menang.
Dan benar saja. Setelah mendengar kalimat pasrah itu, ibu Farah justru jadi merasa tersentuh dan akhirnya mengijinkan Farah ikut berlibur bersama Attar. Tentunya setelah serangkaian pertanyaan mengenai tempat menginap, pengaturan kamar, syarat agar ponsel tidak boleh mati dan harus siap ditelepon kapanpun.
Sekarang Farah mengerti. Pantas saja ia bisa jatuh hati pada lelaki ini. Karena sikapnya yang pengertian dan mengalahlah yang membuat Farah merasa dipahami dan tidak dituntut apapun.
* * *
Sesuai kesepakatan bersama, mereka berangkat terpisah. Sania dan Maliki berangkat lebih dulu. Sementara Attar, Farah dan Ahsan berangkat agak lebih siang, karena Ahsan malas bangun pagi-pagi. Sesampainya di sana, hari sudah menjelang siang. Sania dan Maliki sudah menunggu di vila yang mereka sewa, dengan makanan yang sudah siap tersaji di meja makan, ketika Attar, Farah dan Ahsan tiba disana. Setelah selesai makan siang, barulah mereka bermain di pantai bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEGITIGA BERMUDA (season 2)
RomanceCAMPUS SERIES #2 --Kisah Cinta Segitiga Bersama Dua Duda-- Setiap orang berhak atas kesempatan kedua. Tapi tidak semua orang beruntung mendapatkan kesempatan kedua. * * * First published on October 2021 Reposted on February 2024