19

2.4K 634 93
                                    

Author POV

"Anak kami berkelahi dengan anak laki-laki? Tidak mungkin, Pak."

"Iya, Pak. Bapak pasti salah lihat."

Awalnya orang tua Selli sama-sama yakin bahwa Kepala Sekolah yang mengatakan melihat langsung saat Selli terlibat baku hantam dengan anak laki-laki dari sekolah lain pasti salah lihat.

Tapi mereka tak lagi bisa berkata-kata saat Kepala Sekolah menunjukkan bukti berupa video dari cctv yang merekam kejadian saat geng Jihoon baku hantam dengan geng anak sekolah lain. Di situ terlihat jelas, Selli menghajar beberapa anak laki-laki sampai mereka jatuh tersungkur.

Orang tua Selli antara percaya dan tak percaya. Mereka tak pernah tau sebelumnya, bahwa putri mereka yang begitu feminim dan senang mengoleksi boneka ternyata jago berkelahi.

Selli malah menatap takjub dirinya yang ada dalam kuasa Jihoon saat menghajar musuh-musuhnya. Dirinya kelihatan keren seperti di film-film action.

"Sayang, itu ... bener-bener kamu?"

Lidah Jihoon mendadak kelu mendengar pertanyaan Mamanya Selli. Bagaimanapun orang tua Selli masih tak percaya dengan apa yang mereka lihat.

Pak Yanto yang duduk di kursinya masih diam memperhatikan dua murid yang berdiri dengan wajah tertunduk di hadapan orang tua mereka. Kedua mata beliau terus menatap Selli dan Jihoon bergantian.

"Jihoon." Tiba-tiba beliau bersuara memanggil Jihoon.

"Iya, Pak?"

Bodohnya, Jihoon malah menyahut.
Membuat orang tua Selli dan orang tuanya, juga wali kelas Selli dan wali kelasnya menatap keheranan pada raga Selli dalam kuasanya.

Pak Yanto berdiri dan lantas berjalan mendekat ke hadapan orang tua Jihoon dan orang tua Selli yang duduk berhadapan di sofa dalam ruangannya.

"Sebelumnya saya mohon maaf, karena mungkin apa yang saya ucapkan sedikit tidak masuk akal. Saya rasa ... jiwa putra dan putri bapak ibu tertukar."

Kedua mata Selli dan Jihoon membelalak. Sama halnya dengan orang tua dan wali kelas mereka.

"Bapak ibu sekalian mungkin tidak pernah mendengar sebelumnya, tentang mitos di sekolah ini. Bahwa jika dua orang datang ke atap sekolah pada tanggal 25, pukul 10 malam, saat bulan terang benderang, dan bibir mereka bersentuhan, maka jiwa mereka akan tertukar," terang Pak Yanto.

"Ja-jadi ... mitos itu ... nyata, Pak?" tanya wali kelas Jihoon penuh keterkejutan. Beliau dan guru-guru lainnya pun pernah mendengar tentang mitos itu, tapi tentunya tak ada yang percaya. Semuanya menganggap bahwa mitos itu hanya cerita karangan yang dibuat oleh anak-anak dari angkatan pertama.

"Kalian pasti tak bisa percaya akan hal ini. Tapi ... ada dua murid dari angkatan kedua yang pernah mengalami itu. Dan kenapa saya bisa yakin akan kebenarannya, karena ... dengan penuh rasa malu saya katakan, bahwa saya mengalaminya sendiri sewaktu masih berstatus sebagai guru di sekolah ini."

Pak Yanto menunduk malu. Mengingat saat jiwanya tertukar dengan jiwa istrinya yang saat itu juga berstatus sebagai guru di sekolah ini. Waktu itu, mereka bermalam di sekolah karena harus memantau kegiatan PerSaMi. Ingin mencari tempat dengan suasana romantis, Pak Yanto dan istrinya pergi ke atap sekolah untuk melihat bintang. Siapa sangka, setelah berciuman di atap malam itu, jiwa keduanya tertukar keesokan harinya. Kejadian serupa dialami oleh dua anak dari angkatan kedua, jiwa mereka tertukar setelah berciuman di atap sekolah.

"Mungkin ibu bapak sekalian bisa mengingat-ingat, apa ada keanehan pada putra putri kalian selama beberapa bulan terakhir," ucap Pak Yanto lagi.

Orang tua Jihoon langsung mengingat bagaimana sikap Jihoon berubah drastis, dari yang mulai jarang pulang terlambat, rajin membereskan rumah dan bahkan menjadi bersikap lebih hangat dan terbuka.

T E R T U K A R || Park Jihoon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang