8. Bayangan

174 31 8
                                    

Happy reading












Jevon membuka matanya, entah dari semalam dia jadi tidak tenang tidurnya. Entah karena khawatir pada arisya atau merasa bersalah pada jenina.

"Apa kata-kata gue terlalu kejam ya?"

Memiringkan badannya lalu melirik ke arah jam dinding. Sudah jam setengah tujuh pagi. Jevon pun memilih bangun menyingkap selimutnya dan memulai paginya dengan mandi terlebih dahulu.

Biasanya kalau hari libur, jam enam pagi jevon sudah siap-siap dengan pekerjaannya. Mengayuh sepeda mengantarkan pesanan bubur. Tidak boleh telat atau buburnya akan dingin.

Tapi sekarang berbeda. Dulu ia punya waktu yang sempit, seperti dikejar waktu. Sekarang ia bebas menggunakan atau mengatur waktunya.





Selesai mandi dan berpakaian, jevon keluar dari kamarnya. Turun ke lantai bawah dan mendapati seperti biasa keluarganya sarapan pagi.

Mengingat kejadian semalam. Jevon merasa canggung untuk menyapa gevon ataupun jenina.

"Jangan melamun, ambil rotimu nah ini juga kopi susunya. Cepat sarapan dan temui guru olahragamu." titah jenina sambil menyiapkan sarapan untuknya.

Melihat jeremy dan jerome yang tidak turun untuk sarapan. Perasaan jevon benar-benar campur aduk. Dia masihlah beradaptasi namun perlakuan tidak suka itu sangat membebani jevon.











Seusai sarapan, jevon ditemani oleh salah-satu pelayan menuju ke tempat dimana ia akan memulai olahraganya. Olahraga pertama yang akan ia coba adalah taekwondo.

Sudah disiapkan bajunya.
Dulu sebenarnya jevon pernah belajar taekwondo, tapi itu sudah sangat lama. Mungkin saat ia sekolah dasar.

Di tempat latihan ini juga banyak yang berlatih ternyata, sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang bekerja dibawah naungan Terivantio.

"Hey..." Jevon menoleh ke belakang dan betapa terkejutnya ia saat seorang pria berbadan kekar menarik tubuhnya dan membanting tubuhnya ke atas matras.

Brak




"Who are you?"

Pelayan yang tadi masih menemani jevon pun agak gelagapan dan mencoba menepuk si pria berbadan kekar ini.

"Jevon."

"Saya bertanya siapa kamu, bukan nama kamu."

Pelayan yang tak tahan pun mengucapkan dengan lantang. "Dia Tuan muda Jayden!!"

Pria itu pun langsung bangun dari atas tubuh jevon, jevon bisa bernafas lega. Belum apa-apa dia sudah dibanting.

"Senang bertemu denganmu. Tak menyangka seorang pewaris akan memilih olahraga ini."

Lalu pria berbadan kekar itu membantu jevon berdiri, tanpa basa-basi lagi tangan jevon langsung ditarik ke suatu tempat dimana latihan mereka akan segera dimulai.

Yang jevon tau, taekwondo punya tiga teknik dasar.
Yaitu Kyukpa (teknik pemecahan benda keras), lalu ada Poomsae (rangkaian jurus) dan terakhir ialah Kyorugi (pertarungan).

"Sebelum kita mulai, ada beberapa hal yang ingin saya selaku pelatih yang bertanggungjawab ingin sampaikan padamu. Pertama.. saya tidak akan melihat kamu sebagai tuan muda pewaris tapi saya melihat kamu sebagai murid yang harus saya bentuk jasmani dan rohani.
Kedua.. di lapangan kamu adalah tanggung jawab penuh saya, saat latihan bila ada kendala apapun itu lapor pada saya.
Ketiga.. Disiplin ketat, bila kamu telat lebih dari tiga kali akan ada hukuman yang disiapkan. Hanya ketiga itu yang harus kamu taati."

The lost Heir : Season 1 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang