13. Narkoba, Rentenir dan Asisten

137 28 3
                                    

Happy reading





"Kamu masih marah sama mama?mama salah apa?"

Pagi-pagi jenina sudah menodongnya dengan berbagai pertanyaan. Ini adalah senin dimana akhirnya jevon bisa bebas dari hukumannya dan kembali ke sekolah.

Dia tidak mau sarapan itu sebabnya jenina menahannya. Awalnya jevon ingin mencoba namun mengetahui ini semua jevon benar-benar tidak bisa membuka hatinya.

"Salah mama karena tidak menghadiri pemakaman wanita itu? Katakan apa salah mama!"

Jevon menyentak kasar tangan jenina. Lalu memberikannya sebuah tatapan penuh marah dan kecewa.
"Mama membunuhnya, itu salahmu."

Jevon langsung keluar dari rumah, melewati gerbang walau sempat adu cekcok dengan penjaga yang tidak mengizinkannya tapi akhirnya ia bisa keluar.

Sesampainya disekolah beberapa siswa mulai berbisik-bisik, entah gosip apa lagi yang tersebar. "Kenapa sih?" tanya jevon ke Troy.

"Bastian.. mengajak satu sekolah ke acara ulangtahun resmi ibunya. Dan lo aja seorang yang gak diajak."

"Dia pikir gw Sudi datang?"

"Ayolah jev, disangkanya lo ada masalah sama keluarga Delardo."

"Gw emang punya masalah kok sama mereka." Tak menyangkal, jevon membenarkannya. Untuk apa ia merayakan acara di kandang musuh?

"Wah... Wah... LIHAT GUYS!! ANAK MISKIN INI PENJUAL NARKOBA TERNYATA!!!" Dari dalam kelas troy ada seorang anak laki-laki yang mengangkat tinggi-tinggi sebuah plastik berisi bubuk yang ia yakini sebuah narkoba dari dalam tas seorang gadis.

Semua langsung menjauhi gadis itu, hanya para pembully yang mendekat. Satu ruangan diam karena mereka tahu sesi penindasan akan segera dilakukan. Gadis itu cuma bisa menunduk saat hp nya dihancurkan oleh anak laki-laki gendut disana.

Gadis itu diseret ke tengah lapangan yang terkena langsung terik panasnya matahari. Karena ketahuan membawa narkoba ia langsung diguyur dengan air kotor. Berbagai makian dilemparkan kepadanya.

"DASAR ANAK PREMAN!!!"

"IBUNYA MUCIKARI!!!"

"AYAHNYA PECANDU NARKOBA, SURAM BANGET HUUUU"

"GA PANTAS ADA DISINI!"

"BUANG SAJA DIA!!"

Jevon dan Troy tak akan terkejut saat pembullyan itu ternyata dipimpin oleh Bastian dan salah satu anteknya si Noji. Si keriting berwajah sangar.

"Meskipun lo sudah terjun ke dunia bela diri, gw ga akan biarin lo ikut-ikutan." Troy memperingatkannya sambil menahannya tetap diposisi.

Mereka masih diam saja lalu melihat bagaimana gadis itu sudah bertekuk lutut tapi tetap saja bahkan sekarang ia disiram dengan bensin. Jevon bertanya darimana mereka dapat bensin itu.

Lalu bastian mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya, sebuah pematik api. Sahutan tawa mengejek satu lapangan terdengar ramai.

"Ini bukan pertunjukan yang bagus,troy.." ucap jevon sambil menggelengkan kepalanya pelan.

Jevon pun maju membelah kerumunan. Dia sebenarnya sangat malas memisahkan penindasan seperti ini karena pasti akhirnya ia akan terseret namun jevon tidak mungkin membiarkan hal itu terjadi. Seorang gadis akan dibakar ditengah lapangan sekolah hanya karena ketahuan membawa narkoba, apa pantas?

"Lo itu emang suka ikut campur ya. Kenapa sih? Mau dapat gelar pahlawan gitu?" tanya bastian yang benar-benar muak acaranya terganggu oleh jevon.

"Apa kata Delardo,anaknya melakukan tindak pembunuhan secara umum?" Jevon melemparkan pertanyaannya saat itu juga.

The lost Heir : Season 1 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang