29. Stay with me

131 24 4
                                    

Happy reading

Jesren menutup telponnya, telpon yang hanya berlangsung selama beberapa detik. Dari Jevon yang menyanyikan sepenggal lirik dari lagu yang biasa mereka berdua nyanyikan.

Satu yang tidak Jevon ketahui, bukan hanya dirinya sekarang yang dilumpuhkan tapi Jesren juga. Jesren juga sedikit terjebak disini, di rumahnya.

Jenina tahu hubungannya dengan Jevon terbilang sangat dekat, maka dari itu Jenina membicarakannya dengan kedua orangtuanya. Darius dan Lucy.

"Papa tahu kalian dekat namun untuk saat ini kita harus memberikan waktu untuk pemulihan dari Jevon, ya?"

Jesren melirik papanya yang sedari tadi seperti mencoba memberikan pengertian kepadanya. Jesren tahu kedua orangtuanya juga merasa tidak nyaman dengan wewenang Jenina selaku menantu pertama.

Namun mereka hanya berusaha menjaga hubungan baik antar keluarga. Jevon anak kandungnya, haknya Jenina dan mereka tidak bisa berkomentar.

"Aku paham dengan kesehatan Jevon namun tidakkah Tante Jenina menyampaikannya dengan sedikit salah? Mengapa dia tadi berbicara seolah aku.. pembawa energi buruk?"

Darius menghembuskan nafasnya, terlihat bingung tidak tahu harus apa. Keadaan begitu kaku untuk semua kepala keluarga.

"Aku paham haknya sebagai ibu kandung, namun tidak ada hak untuk Tante Jenina melumpuhkan kegiatanku."

Jesren bangun dari duduknya dan langsung berjalan menuju tangga, meninggalkan keluarga intinya disana. Sesampainya di kamar langsung Jesren kunci pintu kamarnya.

Dia sudah menghubungi teman-temannya untuk menjemputnya di perbatasan Terys Area.

Berbekal handphone kedua dan beberapa lembar uang, Jesren keluar diam-diam dari rumahnya. Penjagaannya tidak terlalu ketat di taman belakang. Dia bisa lari keluar lewat sana.

Berlari sangat kencang, Jesren memang dikenal sebagai pelari cepat. Sprinter. Hingga ia bertemu dengan mobil teman-temannya.

"Mengapa berlari?" Tanya Chiko.

"Gw lagi kabur."

"HAH?!!" Sahut semuanya terdengar terkejut.

"Dengar! Maksimal waktu gw buat kabur itu sampai jam 11 malam. Kalian harus anterin gw ke beberapa tempat yang gw tuju." Dengan nafas tersengal-sengal habis berlari namun berkata dengan lancarnya Jesren menjelaskan maksudnya.

Beberapa temannya yang lain setuju-setuju saja, terkecuali dua teman dekatnya. Chiko dan Ares. Mereka berdua masih mempertimbangkan.

Jesren yang menunggu terlihat menahan kesal. "FUCK! GW GA AKAN MELIBATKAN KALIAN, CUMA ANTERIN GW APA SUSAHNYA?!!"

.
🍁
.
🍁
.
🍁
.
🍁


"Apa kamu ada masalah dengan anakku? Hingga memecatnya."

Master Li langsung menembaknya dengan pertanyaan yang sepertinya juga memperlihatkan kekecewaannya.

"Mengapa mempertanyakan? Apa kau ada hak Master Li?" Balas Jevon dengan tenang. Master li terlihat masih belum menerimanya. Ya.. dampak dari pemecatan Karel lumayan besar.

Seseorang yang dipecat oleh Terivantio kedepannya dipastikan akan sulit mencari pekerjaan karena akan diragukan. Tercap sebagai pekerja yang buruk karena sampai dipecat. Itulah mengapa Master Li mendatanginya.

"Terlepas dari alasan apapun itu, aku dan anakmu tidak lebih dari pekerjaan. Dekat? mungkin hanya putramu yang menganggap hubungan kita dekat."

Master Li kemudian membuang mukanya entah apa yang ia rasakan. Lalu ia kembali menatap Jevon dalam tatapan yang tak biasanya.

The lost Heir : Season 1 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang