23. Renggang

108 27 2
                                    

Happy reading

Jerome mengusap wajahnya kasar, rambutnya cukup berantakan. Ini semua karena dirinya bersikeras menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya dan beberapa praktikum yang tidak seharusnya atau wajib ia lakukan.

Kemejanya bahkan sudah tidak rapih lagi. Tidak seperti Jeremy yang senang berfoya-foya dan bermain. Jerome lebih seperti ini. Menyiksa dirinya dengan tugas-tugas.

Desta, asisten tuanya membawakan ia makanan. "Tuan, ini hari kedua tuan tidak makan. Saya khawatir saat pemeriksaan dokter karisa kesehatan anda tidak baik."
Meski tau makanannya akan ditolak, desta tetap akan mencoba menawarkan.

Jerome menjatuhkan kepalanya diatas meja. Memilih tidak merespon desta.

Sudah memasuki bulan Desember, tentu saja para keluarga Aristokrat akan serentak mengadakan pesta-pesta mewah versi mereka. Termasuk pesta keluarga Terivantio ini, semua publik penasaran bagaimana keluarga teratas ini akan mengadakan pestanya.

Siapa yang akan menjadi bintang ditengah pesta tentu juga tak luput.

Tahun lalu Titian lah yang berhasil menjadi bintang pesta karena dirinya berhasil menjadi pemenang kontes kecantikan dan memenangkan juga kejuaraan golf.

"Maaf tuan, saya mendapat kabar dari pesuruh jika Tuan muda Rafael ingin berbicara dengan anda."

Jerome mengangkat kepalanya lalu kembali mengucek matanya agar kembali fokus. Hal apa sampai kakak sepupunya itu mengajak bicara.

"Dimana?"

"Sterren Mansion."

"Aku akan bersiap."

Jerome membereskan semua barang-barangnya. Ingin sekali ia menidurkan dirinya ke ranjangnya yang empuk itu. Namun entah kenapa Jerome memilih tidak.

.
.
.
.

Sterren Mansion adalah tempat yang dibangun Helena untuk tempat berkumpulnya para kerabat, keluarga inti atau bahkan para cucu berdarah asli Terivantio.

Bangunan itu masih satu komplek dengan bangunan mansion Terivantio yang lain. Ada sekitarnya 100 kamar disana dengan tiga paviliun sebagai tempat tinggal para pekerja.

Rumor yang bertebaran dipublik adalah bahwa pesta mungkin akan diselenggarakan di mansion itu.

"Tuan muda rafael telah menunggu di balkon."

Jerome pun menaiki lift untuk sampai ke balkon, dalam hatinya ia sudah marah-marah karena rafael seenak hatinya menyuruhnya.

"Selamat datang sepupu, maaf mencuri waktumu." Sambut rafael yang telah lebih dulu duduk dan menyantap kudapan dimeja.

Rafael itu empat tahun lebih tua dari Jerome. Namun tetap saja para pengikut Terivantio lebih menaruh banyak hormat kepada jerome.

"Gue mau bicara padamu tentang pesta akhir tahun. Gue dengar nenek akan mengumumkan tempatnya nanti malam." Selesai menyantap kudapannya rafael pun menyalakan rokoknya. Sementara jerome tidak menyentuh sedikitpun makanannya.

Jerome sudah menduganya dari perjalanan bahwa rafael akan membahas ini, rafael selalu bersemangat dengan pesta akhir tahun.

"Pesta akan dibuka umum, ah...membayangkan para gadis dengan wajah manis mereka menyapa kita. Mencari perhatian kita. Menyenangkan bukan?"

"Kalau lo ajak gue kesini hanya untuk bicara wanita, gue akan pergi."

Rafael menahannya tentu saja. Ia hanya basa-basi.

"Mari permalukan Jevon di pesta itu nanti."

"Caranya?"

"Ish... Adelard itu curi start ya, padahal gue juga ingin pakai wanita buat menjatuhkan jevon. Jer.. lo kan udah lama tinggal satu lingkungan sama jevon, masa lo gatau kelemahan dia apa."

The lost Heir : Season 1 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang