31. Perasaan yang abu-abu

118 17 3
                                    

Happy reading





Ares merasa atmosfer di sekelilingnya menjadi sangat dingin. Teman-temannya melangkah mundur sementara Jevon melangkah maju. Sehingga kini Ares merasakan bagaimana rasanya tidak didukung oleh teman-temannya.

"Jangan ikut campur, Ares. Gw hanya memberitahu kalau yang di depan lu sekarang adalah badai. Kalau maju artinya ikut melawan atau silakan mundur. Tapi yang pasti, Jesren sudah ada dalam badai itu."

Hanya itu kata-kata yang Jevon katakan pada Ares dan didengar jelas oleh teman yang lain. Setelah itu apa yang ia tunggu telah datang, kehadiran Jesren.

Jesren langsung menarik tangan Jevon dan mereka membicarakan sesuatu.

"Fine.. gw balik. Dah." Jevon melambai pada Jesren. Jesren berbalik ke arah teman-temannya dan menampilkan senyum. "Ah.. sorry guys, Jevon emang aura setannya kuat. Aslinya dia baikkkkk kokkk."

Ares dan Chiko tidak bereaksi apapun. Melihat Jesren yang mencoba mencairkan suasana. Chiko meraih tangan Jesren. Matanya menatap lurus ke arah Jesren.

"Apa semua Terivantio kayak dia?"

Senyum Jesren pun luntur. Lalu melepaskan tangannya perlahan dari Chiko.
"Kalian ga perlu tahu."

Dan akhirnya Jesren membangun benteng antara ia dan teman-temannya. Dia tetap akan menjadi teman yang setia dan hangat. Namun tidak akan membuka apapun masalah didepan mereka.

Cukup seperti ini.. jangan mereka melihat sisi jahatnya.

----:----

Katakanlah ini hal yang bisa dibilang gila. Jevon bahkan sampai tak habis pikir. Dia sampai melamun merenung didalam mobilnya.

Ya dia masih ada di mobil depan cafe, belum beranjak sedikitpun. Mobil siapa? Mobil dia dengan supirnya. Teman-temannya pamit pergi karena tiba-tiba saja supirnya datang.

Saat di cafe tadi, Jesren menaruh sesuatu di saku celananya dan itu adalah sebuah kertas berisikan satu nomor telpon yang tak ia kenal.

Lalu ada email dari Jesren. Berisikan beberapa file dan sedikit Informasi yang dianggap gila oleh Jevon. Anggota tetua keluarga Terivantio punya buku Biografi?!! Iya. Itu faktanya.





Gw dapat informasi ini dari Axon. Ah.. sebenarnya publik juga ga aneh sama buku biografi itu. Tapi buku itu dilarang beredar sama nenek di tahun 1996.

Nomor itu adalah nomor penulis dari bukunya, gw membayar mahal Axon demi ini.

Kita bisa lihat Biografi dari Om Gevon disana. Hubungan seperti apa antara dia dengan Arisya. Dan mungkin aja sesuatu yang besar akan kita dapatkan dalam buku yang dilarang itu.

—Jesren.

Jesren selalu membantunya, Jevon jadi bertanya-tanya bayaran seperti apa yang Jesren janjikan sampai Axon memberikan hal ini.

"Hanya lu jes, hanya lu satu-satunya." Gumam Jevon. Jevon akhirnya menyuruh Pak Sandi selaku supir untuk mengantarkannya ke perpustakaan. Memang mustahil untuk menemukan buku yang dilarang beredar itu.

Namun mencari buku tentunya harus ke perpustakaan, ada banyak informasi sunyi yang akan kau temukan hanya apabila kau mau menyelaminya,bukan?

Perpustakaan Kota, Perpustakaan yang juga didirikan oleh dana Keluarganya yang diberikan kepada masyarakat. Sebagai Konglomerat adalah hal yang umum jika perpustakaan begitu erat dengan mereka.

The lost Heir : Season 1 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang