8. Tuker Tambah

12.1K 1.5K 385
                                    

Hari ini Asahi ada mendadak ada urusan yang mengharuskannya pergi ke rumah kakek neneknya di Jepang sana, dan itu sedikit membuat si manis bingung.

Mungkin tidak akan menjadi masalah besar, jika saja dia belum melahirkan seekor tuyul gondrong yang hobi mengikutinya.

Ya, Jeongwoo adalah sumber kegalauan Asahi.

Dia bisa saja pergi tapi bagaimana dengan Jeongwoo dan Jaehyuk? Ingin minta tolong sama mertua, tapi mereka sedang liburan di luar negri, begitu pula dengan orang tuanya yang sudah lebih dulu ada di Jepang.

"Gak siap siap Sa?" Tanya Jaehyuk saat melihat istrinya itu hanya diam di depan koper.

"Apa aku izin gak datang aja ya"

"Masa nolak kesana terus, aki Sutopo pasti kangen cucunya. Udah kesana aja"

Perkataan Jaehyuk membuat Asahi mendadak overthinking, entah kenapa dia merasa di usir oleh Babang Jametnya itu.

"Ngusir? Mau ngajak selingkuhannya kesini ya!" Tuduh Asahi.

Jaehyuk membuka mulutnya tidak percaya, bisa bisanya si titisan medusa nuduh dia yang bukan bukan.

"Sa, buat dapatin kamu aja susahnya minta ampun. Yakali tiba tiba aku selingkuhin!"

Asahi memutar matany malas, lalu duduk membelakangi Jaehyuk dengan tangan yang terlipat di dada.

Tersenyum tabah, Jaehyuk kemudian memeluk istri manisnya itu dari belakang.

"Asahi sayang, meski kelakuan kamu sering banget kaya setan lepas kandang dan sifat random kamu bikin mental aku break dance tapi aku udah lope lope banget sama kamu"

Jaehyuk lalu memaksa Asahi untuk melihat kearahnya.

"Asahi, kamu itu harta paling berharga buat aku. Apalagi sekarang kamu udah ngasih aku seonggok mahluk mungil yang kelakuannya bikin nyap nyap tapi gemesin banget sampe rasanya aku pengen gigit pipi gembulnya itu"

"Aku gak akan pernah nyari batu kali di saat aku udah punya berlian, kamu sama Jeongwoo itu segalanya buat aku. Aku bahkan rela menjual kedua ginjal si Junkyu demi menafkahi kalian"

Air mata Asahi yang hampir menetes langsung naik lagi karna pundung.

"Kenapa ginjal si Junkyu sih?" Ucap Asahi dengan wajah yang sangat amat datar.

"Nanti duitnya haram dong, diakan sejenis babi ngepet" lanjut si manis.

Jaehyuk sudah panik, takutnya Asahi makin ngambek karna dia bercanda. Namun saat mendengar lanjutan dari kalimat istrinya itu, sekarang giliran dia yang memasang wajah datar.

"Bodo ya Sa"

...



Di tempat lain, tepatnya di rumah kediaman keluarga Junkyu terlihat dua butir bayi kodok yang sedang asik bermain rumah rumahan.

"Yuto papa, Jeje mama, Ikun dede"

Jeongwoo menujuk kepada Haruto, lalu dirinya sendiri dan terakhir menujuk kearah boneka Hikun mini yang kepalanya terlihat gepeng karna sempat dia duduki.

Haruto sebagai manusia bulol sejak sperma hanya 'iya iya' saja, selama itu bisa bikin si manis ketawa, dia pasti ikhlas lahir batin.

Jeongwoo mengambil Hikun lalu menempelkan di dadanya.

"Ikun lagi apa?" Tanya Haruto penasaran.

"Ikun meme"

Mendengar jawaban dari Jeongwoo, Haruto mengangguk paham. "Luto cuka meme cama mama"

"Jeje uga, cuka meme kayo mau bobo. Tapyi papa cuka kitik kitik kaki Jeje"

Balita menggemaskan itu mempoutkan bibirnya saat mengingat kelakuan Jaehyuk yang suka menggelitiki kakinya setiap dia menyusu kepada Asahi.

Dua ekor balita yang sedang saling curhat itu tidak sadar jika ada sesosok dedemit yang menguping pembicaraan mereka.

Junkyu yang sedari tadi menahan gemas, segera merogoh saku celananya dan mengambil handphonenya. Dengan cepat ia menghubungi Jaehyuk.

"Met"

"Paan?"

"Tuker tambah anak yok, gakpapa deh gua nambah 10 juta. Cape gua punya anak kaya Haruto"

"JUNKYU BEDEBAH!!!"

Tuutttt, sambungan terputus.

Tubuh Junkyu mendadak kaku, dia kenal, bahkan sangat mengenali suara dari sambungan telepon tersebut.

Ya, itu suara istrinya Mashiho Kijoring.

Junkyu tidak tahu jika istri bonsainya sedang berkunjung ke rumah pasangan JaeSahi.

"Alamat tidur di halaman ini mah" pasrah Junkyu.

Sepertinya dia bakal kapok untuk bercanda lagi sama Jaehyuk.




....
....
....
....
....

Keluarga Beruang || JaeSahi Ft Jeongwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang