Ch. 3 - Menara

892 151 8
                                    

Menara.

'Aku harus pergi ke sana.'

'Harus.'

Pagi itu Ryuzalein mempersiapkan semua keperluan untuk masuk ke dalam menara. Dia tidak tidur semalaman, hatinya sangat gelisah.

Suara ketukan pintu terdengar.

Ryuza pergi membuka pintu dan melihat, ada Celia dan Ama disana.

"Ryuza.. kamu baik-baik saja?"

'Tidak.' "Aku baik-baik saja."

"Nak, jangan terlalu memikirkan hal itu. Kamu juga harus menjaga tubuhmu, Aku yakin Ayahmu tidak mau kamu sakit."

Mereka khawatir.

"Ya.."

"Aku membawa ikan bakar, ayo sarapan bersama."

Tidak ada jawaban dari Ryuza, Celia masuk ke dalam rumah dan meletakkan ikan bakar itu dimeja.

"Ayo, Ryuza."

Celia menarik lengan Ryuza untuk duduk, sarapan. Suasananya menjadi canggung karena Ryuza tidak berkata apa pun.

"Kalau begitu Bibi pulang ya."

"Ryuza.. ayo makan."

Dia tidak mengerti. Dia tidak mengerti bagaimana perasaan yang dirasakan Ryuzalein saat ini.

"Celia.. sepertinya Aku akan pergi."

Ryuzalein POV

Tekadku sudah bulat. Aku akan pergi ke menara, mencari Ayah. Celia.. dia tidak akan mengerti bagaimana perasaanku, karena ia tumbuh penuh kasih sayang oleh Ayah dan Ibunya, sedangkan Aku hanya mempunyai Ayah dan sekaran dia menghilang.

Menyesakkan.

Kenapa Ayah pergi tanpa sepatah kata apa pun? Setidaknya.. kalau Ayah memberitahu akan pergi kemana, aku bisa mengejarnya.

Haha. Kenapa aku sangat peduli dengan.. Ayah?

Di kehidupan sebelumnya orang tuaku memberiku perhatian hanya saat Aku meraih prestasi, untuk dipamerkan pada orang lain. Kalau tidak? Mereka pasti akan menganggapku sebagai udara.

"Celia.. pulanglah."

"Tapi-"

"Pulanglah. Aku ingin sendiri."

"... Baik.."

Aku tau ia mengkhawatirkanku.

Celia keluar dari rumah. Aku pergi ke kamar, membuka lemari. Disana ada jas milik Ayah. Ada beberapa sobekan kecil, masih cukup bagus. Tapi.. kalau kupakai, kebesaran.

Tombak.

Dari segala jenis senjata, Aku mahir menggunakan tombak dalam jarak dekat maupun jauh. Aku membawa sebuah tombah dari penyimpanan senjata di rumah, juga sebuah pedang dan dua buah pisau kecil.

Saat Aku keluar kamar, ah.. itu tadi sarapan yang diberikan oleh Celia. Aku memakannya, memberikan catatan 'terimakasih'.

Aku pergi meninggalkan desa.
Pergi..

***

Nah sekarang, bagaimana caranya masuk ke dalam menara? Apa ada syarat-syarat untuk membuka sendiri gerbang menara? Oh ayolah, ini memusingkan.

Ayo berpikir...

Sekarang aku ada di dalam hutan, setelah melewati hutan ada sebuah kota kecil disana. Aku berencana mencari informasi tentang menara, masalahnya hutan ini sangat luas.

𝐏𝐚𝐭𝐡 𝐨𝐟 𝐃𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧𝐲 || 𝐓𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐨𝐟 𝐆𝐨𝐝 || 𝐅𝐟𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang