Ch. 10 - Epilog S1

572 114 16
                                    

"Aku tidak akan ikut dengan kalian."

"Kenapa!?"

"Walaupun ini keinginan Bam, sejak awal Aku sudah tidak suka dengan si kuning itu. Dan juga, Aku tidak percaya kalau Bam sudah mati."

Semua orang yang berada di sana memperhatikan Ryuza, mereka berpikir kalau Ryuza terlalu egois untuk tidak membantu mewujudkan keinginan terakhir Bam.

"Ada alasan lain?" Khun bertanya.

"Lagian, si kuning itu bisa berjalan dengan kedua kakinya, untuk apa Aku membantunya menaiki menara?"

"Hei kau menghinanya ya!?" - Shibisu.

"Tidak, dia masih bisa berjalan, dia membohongi kalian. Tak apa kalau kalian tidak percaya, Aku tetap tidak akan ikut dengan kalian."

"Lalu apa yang akan Kau lakukan?"

Mereka marah pada Ryuza, itu karena mereka tidak tahu apa-apa.

"Aku akan mencari Bam."

"Memangnya kemana?"

"Kemana saja, Aku akan mencarinya."

"Baiklah, kalau itu keputusanmu." Khun akhirnya menyetujui Ryuza tidak akan ikut menaiki menara bersama mereka.

"Tapi Khun..!" Shibisu tetap ingin Ryuza bersama mereka.

"Kita hormati saja keputusannya."

.
.

Ryuza dan Yu Hansung berada di kantor kepala pengawas.

"Jadi, apa keputusanmu?"

"Aku.. terima."

"Keputusan yang bagus." Yu Hansung meminum kopi nya.

Mereka berdua diam, Ryuza bertanya membuka percakapan lagi, "Bam masih hidup, bukan?" Tanya Ryuza sambil melihat kopi di depannya.

"Aku tidak tahu kau mengetahui itu dari mana, tapi benar."

Mereka berdua diam lagi, dan Ryuza membuka percakapan dengan bertanya lagi.

"Hei, memangnya kau mengetahui apa tentang kelemahanku?"

Yu Hansung menatap Ryuza, keseriusan ada di dalam percakapan ini.

"Kau adalah putra dari Enryu, dan kami tahu kalau kau akan menuntun anak yang ditakdirkan menuju perubahan menara."

"Dari awal Aku penasaran, Ayah didalam menara.. sudah melakukan apa?"

"Kau akan mengetahuinya nanti."

Tuk

"Baiklah, besok Aku akan mengantarmu pada orang yang akan mengajarimu."

"Tunggu, itu bukan kau?"

"Di taruhannya, Aku tidak pernah bilang kalau Aku yang akan mengajarimu jika kau menang."

"... Benar juga."

.
.

Ryuza pergi ke kamarnya. Ia membuka pocket dan mengirim pesan pada Khun.

[Hei, hati-hati pada si kuning. Dia bisa mendengar percakapan kalian lewat light house miliknya. Juga, dia masih bisa berjalan, coba bawakan seorang dokter untuk memeriksanya. Lagian yang terluka itu perutnya, kenapa kakinya yang lumpuh?]

Sambil menunggu jawaban dari Khun, ia merebahkan tubuhnya di kasur. Pocketnya menyala, terlihat nama 'Nevan B.' di sana.

"Ada apa?"

𝐏𝐚𝐭𝐡 𝐨𝐟 𝐃𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧𝐲 || 𝐓𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐨𝐟 𝐆𝐨𝐝 || 𝐅𝐟𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang