"Jadi.. kalian berdua bereinkarnasi ke sini setelah mati di dunia sebelumnya, dan kalian memberitahuku hal itu tanpa kecurigaan sedikitpun?"
Ryuza, Hiara dan Clove sedang duduk di ruang tamu, Yu Hansung sudah kembali ke kantornya setelah membangunkan Clove.
"Ya, karena kami tahu kalau kau juga bereinkarnasi." Jawab Clove.
"Bagaimana kalian bisa tahu?" - Ryuza.
"Karna kamu gak ada di cerita aslinya sayang." Hiara menjawab.
Ryuza bergidik ngeri, bisa-bisanya dia dipanggil sayang oleh orang yang baru ditemuinya.
"Aslinya ada satu orang lagi yang bereinkarnasi seperti kita. Tapi dia sedang tidak ada di sini." Clove membuka buku yang sedari tadi menganggur di meja.
Di sana ada banyak foto dari tiga orang yang sama. Yang selalu putih dari atas ke bawah itu Hiara, lalu ada yang berambut biru dan memakai kacamata, itu Clove. Dan satunya manusia telinga kucing? Berambut ungu dan warna matanya hijau. Tentu saja ada ekornya.
"Yang telinga kucing itu namanya Lo Po Bia Mia." Jelas Clove.
Ryuza membalikkan halaman, kebanyakan adalah foto kenangan dari kemenangan dalam pertarungan, dan.. sebagian besar... mereka berfoto dengan mayat-mayat yang menjadi musuh mereka.
'Gila..'
"Lo Po Bia Mia.. memangnya dia kemana?" Tanya Ryuza."Dia sedang kembali pada majikannya."
"Majikan?"
"Yaa Mia kan imut, manis, dan uwu kucing kesayangan kepala keluarga Lo Po Bia." - Hiara.
"Eh cerita-ceritaan yuk, ceritain gimana kalian mati sebelum kesini." Lanjut Hiara.
"Dih, padahal dulu lu yang gak mau cerita." - Clove.
"Ya terserah saya lah."
Setelah adu mulut sebentar akhirnya mereka setuju untuk menceritakan bagaimana mereka mamti di dunia sebelumnya. Mereka juga memperkenalkan diri.
"Oke Aku dulu ya~"
"Sebelum bereinkarnasi ke sini, namaku Cindy Yuvia Natalia Shinta dari Bandung. Aku mati tuh.. bentar lupa, wajar dah ribuan taun. Oh iya gara-gara kesabet pedang pas lagi latihan kendo sama kakak pake pedang asli. Sekian trims."
"Itu nama apa kereta api?"
"Gak tau lah Author, cuma ngetik 'Cindy' terus dikasih saran kata berikutnya sama kibord abis tu ambil." - Hiara.
Setelah itu Clove bilang ingin membuat kopi sebentar, jadi dia meninggalkan Ryuza dan Hiara di ruang tamu berdua.
"Za, nikah sama Aku yuk." Celetuk Hiara.
"Ingat umur mbak."
"Anjir."
Kenapa Ryuza bilang seperti itu? Karena umurnya di sini baru 12 tahun juga Hiara bilang ia sudah disini bahkan sebelum zaman kejayaannya White. Ryuza yang tidak tahu siapa itu White hanya mengiyakan.
Clove kembali dengan membawa nampan, diatasnya ada dua cangkir kopi dan satu gelas susu coklat.
"Kamu susu aja dek, masih kecil." Ucap Clove sambil meletakkan gelas berisi susu di depan Ryuza.
Perempatan imajiner muncul di dahi Ryuza.
"Oke sekarang giliranku. Jadi, perkenalkan namaku yang dulu adalah Andrew Andika. Mati muda karena kanker otak. Sekian."
"Kalian berdua sepertinya tidak ada niat untuk membahas masalalu." - Ryuza.
Ryuza meminum susu yang diberikan Clove.
"Haha, maaf saja karena kami sudah lama di dunia ini jadi kami agak lupa tentang kehidupan yang lalu." Jelas Clove.
Mereka bertiga diam, karena Hiara tidak terlalu suka keheningan, muncul ide untuk menceritakan masa lalu Mia.
"Oke~ sekarang Aku akan menceritakan masa lalu Mia, dulu hanya dia yang menceritakan masa lalunya. Itu karena kami belum terlalu dekat sih. Jadi, sebelumnya nama Mia adalah.. dia gak ngasih tau namanya. Di kehidupan sebelumnya Mia adalah seorang yang tidak akan berbuat apa-apa tanpa perintah orang lain, perintah siapa pun itu.
Kecuali insting untuk bertahan hidup, ia tidak akan bisa melakukan apa pun tanpa perintah seperti kataku tadi. Dia tidak memberitahu kami bagaimana dia mati."
Sepertinya Ryuza bisa membayangkan kehidupan seperti apa yang dilalui oleh Mia dulu.
"Mia kelihatannya menyukai kehidupannya sekarang. Ia mempunyai seorang tuan untuk memberinya sebuah perintah tanpa harus mendengarkan perintah orang lain juga. Bahkan Mia sampai berkata kalau saja tidak ada tuannya, ia tidak akan bisa bertahan di dunia yang kejam ini."
Hiara selesai bercerita, ia mengabiskan langsun kopi yang di buat Clove tadi, walau masih agak panas.
"Sekarang giliranmu, Ryuzalein."
Ryuza merasakan tatapan dari kedua orang di hadapannya. Mereka menunggu Ryuza untuk bercerita mengenai kehidupan sebelumnya.
Ryuza -seperti biasa- menghela nafas pelan, namun tetap bercerita.
"Jujur saja tidak ada yang dalam kehidupanku sebelumnya. Namaku dulu Rizky Anandar, Aku mati tertabrak kereta saat melewati rel kereta." Jelas Ryuza.
Clove dan Hiara mengangguk ngeri.
.
."Wkwk kukira mati ketabrak truck tercintah." - Hiara.
"Keknya cuma Aku disini yang mati gara-gara penyakit, haha." - Clove.
"Kalian ngomongin kematian kok enteng banget kayak gitu." - Ryuza.
Setelah mendongeng, Hiara pergi ke kamarnya dan keluar dengan sebuah gunting di tangannya.
"Ng-ngapain?" Tanya Ryuza waspada.
"Menggunting poni sialan yang nutupin wajah ganteng turunan om Enryu." - Hiara.
.
.
.
Tbc.Yeeyyy kita masuk ke cerita season dua!! /Tepuk tangan/
Ada yang kangen nggak? Kayaknya nggak ada sih.
... SEASON DUA YEYY~!!! /biarkan saya heboh sendiri
Jadi, ch pertama s2 ini agak sedikit, hanya 600+ kata. Bukan sengaja, saya lagi gak ada ide buat nulis sampe 1000+ kata aja.Rencananya saya mau update 1 November, tapi teman saya bilang tunggu sampai 1k reader dulu aja. Jadi, saya akan update lagi saat pembaca sudah mencapai 1k (人 •͈ᴗ•͈)
Terimakasih yang sudah menunggu, terimakasih juga sudah membaca!
25 Oktober 2021, 10.53 am
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐚𝐭𝐡 𝐨𝐟 𝐃𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧𝐲 || 𝐓𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐨𝐟 𝐆𝐨𝐝 || 𝐅𝐟𝐧
FanficAku... dimana? [DROP] Tunggu, seharusnya Aku mati tertabrak kereta, tapi kenapa Aku masih hidup? Uh.. apa apaan ini? Pandanganku buram dan.. tanganku mengecil? Tangan bayi.. Sebenarnya, Aku ada dimana!? Oh! Ada seorang pria dengan rambut merah dan...