Ch. 7 - Taruhan

690 126 6
                                    

Mereka bertiga ikut duduk di meja Bam dkk. atas ajakan (baca : paksaan) Nevan. Setelah itu Endorsi datang ke meja dan ikut duduk bersama mereka semua. Alhasil meja tersebut menjadi meja paling ramai di kantin.

"Putri Jahad!?"

Kini mereka tahu kalau Endorsi adalah seorang Putri Jahad.

"Eh? Kalau begitu kalian berdua adalah saudara?" Tanya Bam.

"Bukan bersaudara juga sih."

"Putri Jahad direkrut untuk mewakili suku dan keluarga terkenal." Khun menjelaskan, "Singkatnya para Putri Jahad adalah anak angkat." Dan dilanjutkan oleh Vanya.

"Betul sekali." Endorsi membenarkan.

Yang lain menyimak percakapan itu.

.
.
.

Kini para regular posisi light bearer sedang memeriksa para regular yang sedang ujian. Hanya bagi Khun dan Vanya ini semua membosankan.

Vanya menggerakkan jarinya untuk mengetik, "Wah, wah, kakak sialan satu ini sedang hidup enak di lantai 20 sedangkan adik kembarnya susah payah mengejarnya, ya." Disana terlihat nama orang yang dicari oleh Vanya, 'Nerias Balram'.

Di tempat fisherman, Anaak dan Endorsi sedang main kejar-kejaran, itu yang dilihat Nevan. Ya, Nevan sedang 'menonton' Endorsi dan Anaak. Nevan tidak ikut bertarung? Untuk apa dia ikut, lebih baik fokus bertahan saja.

"Sepertinya mereka sedang ada masalah keluarga."

Nevan melihat Endorsi yang hampir terjatuh memegang pergelangan tangan Anaak. Lalu...

'Ah, mereka berdua terjatuh.'

Sedangkan di tempat wave controller, para regular sedang berlatih mengendalikan, membentuk sebuah bola shinsu.

Ryuza mengangkat tangan kanannya, shinsu mengalir membentuk sebuah bola kecil dari telapak tangannya lalu meluncur memecahkan lima buah balon merah.

'Ups, kelebihan.' Batin Ryuza.

.
.
.

Entah sejak kapan kamar Ryuza sudah menjadi tempat berkumpul mereka bertiga. Ryuza hanya bisa menghela nafas.

"Kak, tahu tidak? Kak Nerias ada di lantai 20." Ucap Vanya memulai percakapan.

"Kak Nerias di lantai 20? Yang benar?"

"Iya, Aku mencaritahu menggunakan light house ku, dia sedang tinggal di lantai 20."

"Jadi kita harus semangat, agar bisa menuju tempat kak Nerias."

"Iya."

Sepertinya Ryuza agak penasaran. Tidak, ia hanya kesal tidak bisa mengikuti topik pembicaraan walau hanya menyimak.

"Hei, siapa yang kalian bicarakan?"

"Oh Ryuza belum tahu ya? Kak Nerias adalah kakak kami, walau beda Ibu. Dia adalah tujuan kami menaiki menara."

"Begitu.."

Vanya merasa tidak adil kalau hanya Ryuza yang mengetahui tujuan mereka, dia juga harus memberitahukan tujuannya menaiki menara.

"Ryuza, tujuanmu menaiki menara?"

Ryuza berpikir, karena ia sudah tahu tujuan si kembar, maka ia juga harus memberitahukan tujuannya.

"Aku mencari Ayahku."

Singkat, padat, dan jelas.

"Oh iya ngomong-ngomong, kusarankan jangan terlalu dekat dengan si kuning itu."

𝐏𝐚𝐭𝐡 𝐨𝐟 𝐃𝐞𝐬𝐭𝐢𝐧𝐲 || 𝐓𝐨𝐰𝐞𝐫 𝐨𝐟 𝐆𝐨𝐝 || 𝐅𝐟𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang