Hari menjelang sore, krist baru saja terbangun dari tidurnya, dia keluar kamar bermaksud ingin mencari neneknya, namun hanya kekosongan yang ia dapatkan, kemana neneknya? Singto juga tak terlihat sama sekali.
Tak lama singto datang dari luar dengan menenteng belanjaannya.
"Nenek kemana dad?"
"Nenek sudah pulang tadi"
"Kenapa tidak membangunkan krist?"
"Katanya ia tak mau mengganggu krist, apa krist sudah baik-baik saja?"
"Memangnya krist kenapa?"
"Mungkin masih bersedih"
"Tidak lagi, asal daddy tahu krist sudah lama menyukai daddy, jadi krist bersyukur jika daddy bukan daddy kandung krist"
Singto mendekat ke arah krist dan memeluk tubuh krist.
"Daddy akan tetap menjadi sosok daddy yang baik untuk krist"
"bukankah kita berpacaran? Kenapa daddy ingin menjadi daddy yang baik? Bukan pacar yang baik" ucap krist sambil menunduk ke bawah.
"Lihat daddy"
Krist mendongakan kepalanya menatap singto tatapan mata mereka bertemu, singto mengecup bibir krist singkat.
"Daddy juga akan menjadi sosok pacar yang baik, apa krist tak malu berpacaran dengan daddy yang sudah tua ini?"
"Kenapa harus malu, krist sangat mencintai daddy, terima kasih untuk segalanya"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Singto tengah berkutat dengan perkerjaannya saat ini, tak lama apple memasuki ruangannya. Apple memang menjabat menjadi sekertaris singto."Kenapa apple?"
"Kamu kenapa kemarin tak turun lagi?"
"Aku menenangkan krist, memangnya kenapa?"
"Kata mama, kamu ingin menikahiku? Benarkah?"
"Sepertinya tidak jadi"
"Kenapa?"
"Aku sudah punya kekasih"
"Siapa?"
"Kamu tak perlu tahu"
Apple berpura-pura biasa saja dan memilih kembali keruangannya. Siapa yang telah berani merebut singto darinya. Karna selama ini jika ada yang berani mendekati singto selalu di ancamnya. Untuk kali ini kenapa dia bisa kecolongan.
Setelah jam pulang kerja, singto dan apple menghadiri pesta rekan bisnisnya. Mereka minum-minum di sana.
Singto bahkan baru menyesap minumannya, entah kenapa tubuhnya terasa panas kali ini.
Singto merasa ada yang tak beres dengan tubuhnya, ia bergerak gelisah, singto mengambil ponselnya dan mencari tahu penyebabnya apa dia meminum obat perangsang? Tapi siapa yang memberinya.
Singto merasa di jebak sekarang dia masih bersikap biasa saja dengan menahan hasratnya tak lama singto berpamit ke toilet. Singto berdiam diri di toilet sambil menunggu off datang menjemputnya, ia takut ada yang memanfaatkan keadaannya saat ini.
Sedangkan apple dari tadi sudah berpikir keras,bukankah harusnya obatnya sudah berkerja, kenapa singto tak memperlihatkan reaksi apapun.
Setelah masuk ke mobil off, singto bergerak gelisah kembali.
"Jangan sampai kamu memakan ku" ucap off.
"Pulang cepat off"
"Nanti sampai rumah kamu berendam dalam bathub, itu bisa meringankan efek obat itu" ucap off.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy ✓
FanfictionBagaimana jika kamu menyukai seseorang yang sudah kamu rawat sejak kecil? Bahkan sudah kamu anggap seperti anakmu sendiri, tapi setelah ia tumbuh dewasa, perasaan berbeda mulai hadir. Itulah yang saat ini singto rasakan, ia jatuh cinta pada anaknya...