Semenjak keduanya mempunyai rasa yang sama, keduanya seolah semakin menghindari satu sama lain.
Krist merasa singto mengetahui perasaannya dan sengaja menghindari krist.
Krist juga sudah merasakan canggung jika harus masuk ke dalam kamar singto, tak seperti biasa dulu krist dengan mudah keluar masuk kamar tersebut bahkan tanpa mengetuk pintu, tapi sekarang krist sudah tak berani lagi masuk.
Saat ini krist tengah termenung sendiri di kamarnya, singto sekarang sudah jarang ada waktu untuk krist, bahkan singto sering pulang larut, singto seakan tengah menghindari krist.
Padahal krist sangat merindukan perhatian daddy-nya.
Sedangkan singto di kantor saat ini, ia tengah minum bersama temannya semasa kuliah dulu.
"Off, apa aku salah jika mencintai krist?"
"Apa kamu sudah mabuk sing?"
"Aku serius, aku menyukainya off"
"Bukankah krist sudah kamu anggap seperti anakmu sendiri?"
"Itu dulu, tapi sekarang rasanya berbeda"
"Tidak masalah, krist bukan anak mu kan? Lalu salahnya dimana?"
"T-tapi krist tahunya aku papa kandungnya"
"Itu bisa di jelaskan nanti"
"Tapi apa kata orang orang dan orang tuaku nanti?"
"Itu tak masalah, yang penting kamu bahagia"
"Bagaimana dengan perbedaan umur, usiaku 36 tahun dan krist baru 18tahun"
"Memangnya cinta bisa memilih? Kalau bisa kamu tak akan menyukainya"
"Akan aku pertimbangkan jujur saja kami akhir-akhir ini terasa jauh, tidak seperti dulu lagi"
"Kenapa?"
"A-aku merasakan canggung padanya, jantungku berdegup kencang saat didekatnya, aku jadi tak tahu harus bersikap bagaimana"
"Sedikit saran, jika ingin mendekati krist sebagai pasangan jangan langsung dekati, bersikap biasa saja, takutnya nanti krist malah takut padamu"
"Baiklah"
****
Singto baru pulang dari kantor-nya , ia sengaja membawakan krist kfc, makanan favorite krist.
Singto mengetuk pintu kamar krist, hingga krist membukakan ia pintu.
"Daddy, ada apa?"
"Daddy membelikan mu kfc, mau makan bersama?"
"Benarkah, ayo dad?"
Krist dan singto berjalan menuju dapur, krist memang sangat menyukai kfc, singto melihatnya makan dengan lahap.
"Sudah lama kita tak main ke rumah nenek" ucap krist.
"Kamu benar"
"Krist sudah libur sekolah, apa bisa kita main ke sana, krist merindukan kakek dan nenek?"
"Baiklah, nanti daddy atur waktunya lagi"
"Terima kasih daddy"
"Bagaimana kalau kita jalan-jalan malam ini?"
"Kemana?"
"Terserah krist, bukankah daddy sudah lama tak membawa krist jalan?"
"Benar, daddy selalu sibuk dengan urusan daddy dan pacar daddy"
"Habiskan makanan mu, setelah itu kita pergi"
Krist merasa bahagia saat ini, jujur saja ini yang dirindukan krist, ia merindukan perhatian kecil dari singto.
Hingga disinilah mereka saat ini di sebuah mall besar karna krist yang meminta singto untuk menemaninya nonton.
Mereka berjalan di mall tersebut dengan bergandeng tangan. Hingga siapa pun yang melihatnya pasti akan mengira mereka sepasang kekasih.
"Singto" sapa seseorang.
Krist yang melihat orang tersebut pun menjadi kesal.
"Apple, kebetulan kita bertemu disini"
"Kalian kenapa disini?"
"Krist ingin ditemani nonton."
"Ayo Dad kita pergi, filmnya sudah mau di mulai" ucap krist.
"Singto, apa aku boleh bergabung?"
Singto melihat wajah krist yang sudah sangat kesal.
"Maaf apple, sebaiknya jangan aku ingin menghabiskan waktu dengan anak ku"
"Baiklah aku mengerti"
Mereka pun berpisah di sana, krist dan singto berjalan menuju bioskop, saat ini singto tengah mengantri membeli makanan ringan dan minuman sedangkan krist duduk di kursi tunggu.
Krist merasa tengah berkencan dengan daddy-nya saat ini, apa lagi tadi disaat membeli tiket mereka mendapat tiket di pojok kanan paling atas karna memang film tersebut baru tayang, jadi wajar jika ramai yang ikut nonton.
Mereka masuk ke dalam bioskop dan duduk di kursinya, lampu bioskop diubah menjadi temaram dan film pun dimulai.
Memang film yang krist pilih saat ini bergenre romantis - horor. Ada disaat horor semua penonton berteriak, tak terkecuali krist. Terkadang ia menutup matanya disaat hantu keluar, terkadang ia refleks memeluk singto.
Dan pas bagian romantis, dua orang yang dimabuk cinta itu berciuman panas. Jujur wajah krist memerah malu melihatnya.
Mata krist melirik kearah singto yang bahkan tak berkedip sedikit pun melihat adegan panas tersebut.
Walaupun singto hidup sudah 36 tahun dan sudah memiliki anak tapi singto masih belum pernah melakukan semua adegan yang ada di film tersebut.
Lain hal-nya dengan pikiran krist saat ini, krist mengira singto ingin melakukan hal yang ada difilm tersebut, mengingat singto sudah menduda belasan tahun.
Adegan panas masih berlanjut, hingga mereka sampai ditahap melepas baju, krist mengalihkan tatapannya, tangannya meraba kesamping bermaksud untuk mengambil popcorn tapi bukan popcorn yang didapatnya tapi malah tangan singto.
Sontak krist menjauhkan tangannya. Keadaan menjadi semakin canggung.
"M-maaf Daddy, krist tidak tahu jika ini film dewasa" ucap krist.
Dia hanya tertarik melihat iklan di internet dan membaca genre romantis - horor, ia pikir filmnya akan banyak horor nya saja, ternyata adegannya imbang, horor 50% romantis 50%.
"Tidak apa, sebaiknya jangan kamu tonton" ucap singto.
Iya, singto melarang krist menontonnya tapi matanya sendiri bahkan tak berkedip melihat adegan ranjang di film tersebut.
Krist mendengus kesal dibuatnya ia takut singto tiba-tiba ingin melakukan itu. Krist tak rela melihat daddynya bersama orang lain.
"Daddy sendiri kenapa masih di tonton"
"Daddy sudah dewasa krist"
"Cihhh!"
"Mulut mu sayang"
"Maaf dad"
Mereka menonton dalam diam krist hanya menonton adegan horornya saja, karna setiap adegan romantis muncul singto selalu memperingati krist agar menutup mata atau memakan cemilan saja.
Mereka pulang ke rumah pukul 9 malam, jujur saja hantu tadi masih teringat jelas dipikiran krist.
"Apa krist boleh tidur bersama daddy malam ini krist takut hantu tadi mengikuti kita"
"Hantunya hanya ada di dalam film kan? Bukan disini"
"Tapi tetap saja krist takut"
"Baiklah, ayo ke kamar daddy ,kita tidur bersama"
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy ✓
FanfictionBagaimana jika kamu menyukai seseorang yang sudah kamu rawat sejak kecil? Bahkan sudah kamu anggap seperti anakmu sendiri, tapi setelah ia tumbuh dewasa, perasaan berbeda mulai hadir. Itulah yang saat ini singto rasakan, ia jatuh cinta pada anaknya...