13.

28 3 0
                                    

"Eommaaaa!" Sejun berseru begitu memasuki butik milik Hyoora, ditemani dengan Suga yang membawakan makan siang untuk mereka.

"Angkat tangan!"

Sejun maupun Suga menghentikan langkah mereka saat melihat seorang laki-laki mengacungkan pistol di udara. Suga diam-diam mengaktifkan ponsel di sakunya dan segera memencet panggilan darurat.

Kelihatannya itu bukan pistol mainan.

"Sejun, tetap di belakang appa."

Meski sangat ketakutan, Sejun menuruti perkataan Suga. Anak laki-laki itu memeluk kaki Suga erat dari arah belakang.

"Lepaskan Hyoora."

Si laki-laki itu bukan hanya asal menodongkan pistolnya, tapi juga menggunakan Hyoora sebagai sandera. Seolah akan menembak Hyoora jika Suga salah melangkah.

"Bawa Min Yoongi ke hadapanku terlebih dahulu baru akan ku bebaskan wanita ini."

Hyoora berusaha tetap tenang dalam penyanderaan laki-laki yang menjadi pelanggan di butiknya beberapa waktu lalu.

"Kang Daniel-ssi, kita bisa bicarakan baik-baik---"

"Diam! Aku tidak butuh mendengar ocehan darimu!" Daniel memotong ucapan Hyoora.

Suga menyadari sesuatu, rupanya laki-laki dengan hoodie hitam itu adalah Kang Daniel. Anggota keluarga Kang Hyerim yang menjadi pasien Yoongi.

"Kau salah tempat jika mencari Yoongi. Dia tidak akan ada di sini."

"Aku akan menggunakan wanita ini agar bisa bertemu dengannya."

Ujung pistol yang dingin sudah menyentuh pelipis Hyoora. Suga yang melihat itu menjadi gelagapan. Takut kalau Daniel nekat dan benar-benar menarik pelatuk pistolnya.

"Apa yang kau mau dari Yoongi?" Suga bertanya pada Daniel. Berusaha mengulur waktu hingga polisi datang. Mengalihkan perhatian Daniel agar tidak menyakiti Hyoora.

"Memasukkannya ke penjara setelah membunuh adikku, Kang Yerim. Bagaimana bisa dia bahagia dengan kehidupannya sementara aku tersiksa di sini?"

"Kau menungguku, Kang Daniel?"

Semua orang melihat ke arah suara. Seorang pria dengan pakaian rumah sakit dibalut coat hitam terduduk di atas kursi roda. Di belakangnya ada seorang pria juga yang membantu untuk mendorong kursi rodanya.

"Yoongi samchon dan Seokjin samchon sedang apa di sini?"

Suga semakin mengamankan Sejun di belakang badannya setelah Daniel menatap tajam ke arahnya.

"Bagus kau datang dokter sialan! Sudah waktunya kamu melihat kematian istrimu!"

Daniel semakin menarik erat Hyoora, pistolnya semkain menempel di pelipis Hyoora. Wanita itu tetap berusaha tenang dengan melihat Sejun yang diam-diam tengah menatapnya.

"Lepaskan Hyoora dan bicarakan semuanya denganku. Ada anak kecil di sini," Yoongi berbicara dengan nada santai. Orang yang paling tenang di antara semuanya.

Daniel tertawa terbahak-bahak lalu menodongkan pistolnya ke arah Yoongi. Seokjin pasang ancang-ancang untuk segera menarik Yoongi keluar. Tapi Yoongi menahan roda agar Seokjin tak gentar dan membiarkannya tinggal di sana.

Belum sempat Daniel berucap kembali, beberapa petugas kepolisian sudah masuk sembari mengacungkan pistol ke arahnya. Namjoon, Taehyung, dan Jungkook ada di sana bersama beberapa polisi lainnya. Hanya Jimin yang tidak bergabung.

"Sejun, ikut samchon," kata Jungkook membawa Sejun keluar dari tempat kejadian. Tidak mau kalau anak kecil kesayangannya terluka di sana.

"Turunkan senjatamu tuan Kang! Kita bicarakan semuanya baik-baik!" teriak Namjoon sembari berusaha berjalan mendekat ke arah Daniel.

AmbivalentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang