7.

55 18 0
                                    

"Aku hanya mengunjungi tunanganku."

Yoongi menatap Suga dan Hyoora bergantian. Tapi wajah mereka terlihat tidak peduli, Hyoora bahkan lebih memilih menyibukkan diri dengan jari Suga yang berdarah.

"Hyoora, dengarkan aku. Ini tidak seperti yang kau pikirkan."

"Yoon, aku sudah tahu semuanya. Tinggallah bersama Suran eonni. Eonni wanita yang baik," ucap Hyoora sungguh-sungguh.

"Tidak Hyoora. Aku mencintaimu. Aku mencintai Sejun." Yoongi menolak, enggan untuk melepas wanita yang masih berstatus sebagai istri sahnya.

"Maaf oppa. Aku mencintai Suga dan Suga adalah ayah kandung Sejun." Suga menggenggam tangan Hyoora, ia ingin segera membawa Hyoora keluar dari ruangan ini.

"Eonni, tolong jaga Yoongi oppa. Eonni adalah wanita yang baik untuknya." Suran menatap Hyoora aneh. Biasanya orang-orang akan menamparnya atau apa, tapi Hyoora malah menyerahkan Yoongi untuknya.

"APA HAKMU!? Apa hakmu menentukan siapa yang baik dan siapa yang tidak untukku? Kalau aku memilihmu. Berarti memang kau yang terbaik untukku. Kau tidak mengerti?"

"Cinta tidak bisa dipaksakan Yoongi. Aku tahu kalau aku terkesan sangat kejam padamu. Tapi aku juga ingin egois kali ini. Ingin bahagia dengan Sejun."

"Sudah. Kita lanjutkan besok." Suga mengajak Hyoora menuju ruangan kerjanya. Di sana Hyoora juga mengobati luka Suga.

"Aku akan membelikanmu cincin yang baru. Berikan cincinmu untuk Suran." Hyoora mengangguk, matanya memerah menahan tangis. Seharusnya tidak hari ini. Seharusnya Hyoora tidak berlaku seegois itu. Yoongi baru siuman tapi dia sudah menggugat perceraian.

"Tidak perlu berpikir seperti itu. Kau melakukan hal yang benar. Yoongi sudah membuat Suran hamil dan melecehkan Aera. Seperti yang Namjoon bilang, ayo kita berbahagia bersama. Bertiga, bersama dengan Sejun." Seolah tahu apa yang sedang Hyoora pikirkan, Suga merengkuh tubuh wanita itu dan mengecup puncuk kepalanya berkali-kali.

"Saranghae."

"Nado, sepertinya kau tidak boleh berkata seperti itu. Itu terlalu kasar, oppa," jawab Hyoora.

Bagi mereka yang berpikir bahwa ini adalah akhir dari cerita cinta mereka. Kalian salah besar, justru ini adalah awal dari sebuah kisah. Kisah menyakitkan yang mendua. Awalan demi sebuah akhir yang menyenangkan sekaligus menegangkan. Kebenaran masih tetap harus dicari.

Karena pria Park itu masih kesepian. Sedih dan sakit hati bercampur menjadi satu. Baginya Yoongi adalah panutan hidup. Seorang sahabat sekaligus saudara laki-laki yang selalu membimbingnya. Tapi dialah yang menghancurkan kepercayaan Jimin. Dialah yang menyakiti seseorang yang sangat Jimin cintai.

"Aku membencimu hyung." Jimin menghapus air matanya, membuang topi baseball hitam miliknya, dan berjalan keluar dari gang sempit di samping rumah sakit.

《¤》

"Sejun, kita pulang ya?" Sejun menurut pada Suga, dia berpamitan pada teman-teman barunya dan juga Hoseok. Tidak lupa berterimakasih karena sudah mengenalkannya dengan anak-anak lain.

"Appa!" seru Sejun saat mereka bertiga sedang berada di lift. Sejun mengguncang-guncang tangan Suga heboh.

"Wae? Nanti kita bisa jatuh kalau Sejun lompat-lompat seperti itu." Sejun langsung berdiri tegap, tidak mau kalau perkataan Suga menjadi kenyataan.

"Berhenti menakut-nakuti Sejun seperti itu. Ada apa, Sejun?" Hyoora berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Sejun. Lift hanya diisi oleh mereka sekeluarga, jadi tidak masalah kalau Hyoora berjongkok.

AmbivalentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang