10.

42 17 0
                                    

"Anak appa, sudah malam. Tidak mau pulang ke kamarnya?" Suga menutup pelan pintu kamar rawat

"Di sini seru! Hae In menyukai musik yang sama denganku." Sejun tertawa dengan Hae In dapat dilihat bahwa mereka berbagi earphone berwarna merah muda. Tapi bocah laki-laki itu seolah tidak peduli.

"Sejun, bagaimana jika kita mengembalikan Raeun ke pet shop. Appa dan eomma tidak mau sampai Sejun masuk rumah sakit lagi. Kita masih bisa menjenguk Raeun kapan-kapan."

Namanya anak kecil, Sejun berubah menjadi sedih seolah bersiap meledakkan tangis. Tapi Sejun berhasil menahannya saat wanita favoritnya masuk.

"Sejun. Kemari." Hyoora berlutut membiarkan Sejun masuk ke dalam pelukannya. Lalu Hyoora menatap Hae In yang dengan canggung memainkan kabel earphone. "Hae In juga, sini. Immo beri pelukan hangat."

Hae In tersenyum dia berlari juga menabrak kencang tubuh Hyoora. "Gomawo immo." Hyoora membelai rambut Hae In dan Sejun bergantian.

"Hae In-ah, suka anak anjing atau tidak, sayang?"

Hae In mengangguk.

"Ada alergi atau mungkin appa Hae In melarang memeliharanya?"

Hae In menggeleng. Hyoora mengalihkan tatapannya yang semula pada Hae In berpindah menjadi berpusat pada putranya.

"Sejun, bagaimana jika kita percayakan Raeun pada Hae In. Eomma yakin Hae In akan sayang dengan Raeun, sama seperti Sejun sayang dengan Raeun."

Sejun memberikan tatapan menilai dari ujung kepala sampai ujung kaki pada Hae In. Sedikit tidak rela, tapi menghabiskan waktu hampir seharian ini dengan Hae In membuat Sejun kembali berpikir. Mungkin benar kata eommanya, Hae In akan sayang dengan Raeun.

"Benar kata appa, Sejun bisa saja kembali kemari jika kita masih memelihara Raeun."

Dengan itu Sejun menyetujui. "Tolong jaga Raeun untukku. Aku percaya dia pasti menjadi anjing besar yang baik."

Hae In tersenyum mengangguk. Lalu turun dari pelukan Hyoora dan mengajak Sejun untuk berjabat tangan. "Kalau kau menggenggam tanganku berarti kau setuju, Min Sejun."

Sejun juga turun dan menjabat tangan Hae In. "Aku setuju."

Suga tersenyum, Hyoora memang memiliki cara dan kalimatnya sendiri untuk memenangkan hati Sejun. Hyooranya sudah dewasa dan menjadi seorang ibu sekarang.

"Bagaimana bisa malaikat terlihat begitu nyata di dunia ini," gumam Suga tersenyum melihat sifat keibuan Hyoora.

"Hae In, ingin menemui Yoongi samchon?" tawar Suga.

***

"Samchon!!" Hae In berlari masuk diikuti Suga dengan raut wajah datarnya.

"Aigoo, uri Hae In. Bagaimana keadaanmu nona Yoo. Di bagian mana sakitnya, hmm?"

Hae In tertawa kencang saat Yoongi mengangkat tubuhnya dan digelitiki.

"Dia bisa jatuh."

Yoongi membenarkan posisi duduk Hae In. "Tenang saja aku tidak mungkin membiarkannya terjatuh." Memberikan remote pada Hae In agar anak kecil itu bisa menonton saluran yang ia suka.

"Mengapa kau membawanya kemari?"

"Kenapa? Toh dia juga tahu kita siapa, yang lain juga sudah tahu siapa kita. Bukan menjadi masalah besar."

"Seokjin hyung belum tau."

Suga menatap layar televesi dalam diam. Benar juga, Seokjin jadi jarang berkumpul dengan mereka lagi. Setahu Suga, Seokjin tidak ada masalah apa pun dengan salah satu dari mereka. Apa Seokjin benar-benar sangat sibuk?

AmbivalentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang