"Sebentar, bagaimana kau tahu Sejun dirawat dan kami memelihara seekor anak anjing?"
Yoongi menatap Suga dengan tatapan kosong.
"Kau tahu dari mana, hah? Apa kau paranormal!?" Ekspresi Suga berubah menjadi lebih menyeramkan. Sang lawan bicara masih bertahan dengan muka datarnya.
"Suran. Dia yang memberitahuku," tutur Yoongi santai sembari menikmati lantunan musik tradisional yang terdengar sangat indah menguar dari layar plasma di hadapannya.
"Jangan berbohong. Dia tidak pernah ke rumah. Dan dia tidak ada di rumah sakit saat Sejun pingsan. Kau memiliki informan?" Suga tetap mencerca Yoongi dengan segala unek-uneknya.
"Informan? Untuk apa? Tanyakan itu pada Suran. Aku memang mengetahuinya dari Suran."
Suga terima dengan tatapan curiga juga tidak yakin dengan ucapan Yoongi. Dia baru sadar tapi terlihat sangat sehat. Dia baru sadar yapi bersikap seolah mengetahui hal yang sedang terjadi. Terlihat sangat tidak normal.
"Lagipula bukan itu yang penting sekarang! Karenamu Sejun jadi harus dirawat!" Yoongi mengomel di tengah tatapan tidak mengenakkan dari Suga.
"Kalau kau memberitahuku, semua ini tidak akan terjadi!" teriak Suga membentak. Saling menyalahkan dan saling tidak mau kalah. Kedua orang ini tidak akan pernah berhenti berdebat jika pihak netral tidak segera datang.
Beruntung, pemuda Jung itu lewat dan mendengar keributan dari kamar rawat Yoongi. Dengan cepat dia memisahkan Suga yang sudah memasang kuda-kuda untuk melayangkan tinjunya.
"Apa yang kalian lakukan!? Ini rumah sakit. Setidaknya jaga jabatan kalian sebagai dokter." Hoseok mengomel dengan wajah yang sama sekali tidak bersahabat.
Lelah karena baru saja selesai melakukan operasi sulit, ditambah masalah sahabatnya yang semakin rumit, apalagi masalah ia belum memiliki pasangan hidup. Hoseok serasa akan menjadi bom waktu di sana.
"Yoongi, istirahat. Suga, bukankah sebentar lagi kau harus melakukan rapat dengan timmu?" Mata Hoseok menyipit, nada bicaranya juga kian meninggi. Sudah jelas, Hoseok tidak senang. Suga juga langsung berubah gelisah saat mengingat bahwa besok ada pasien VIP yang harus dioperasi dan hal ini harus dibicarakan dengan tim.
"Nee, gomawo Hoseok-ah. Aku berhutang padamu." Suga berlari keluar ruangan, entah sudah kali berapa pintu itu mengeluarkan suara yang menyedihkan. Mungkin sebentar lagi pintu itu akan copot karena terlalu sering dibanting.
"Yoongi, apa yang kami tidak tahu?" Hoseok menuangkan teh hangat yang baru ia seduh ke dua gelas berbeda. Satu untuk dirinya dan satu untuk Yoongi.
"Banyak. Sampai kalian lelah bahkan untuk mengetahui satu hal lagi," jawab Yoongi dengan senyuman. Wangi teh instan itu lumayan menenangkan, pahit dan meninggalkan rasa pekat di lidah, menghangatkan saat teh itu masuk melaju turun ke kerongkongan. Hoseok mendapatkannya dari ayah kembaran Min mengingat betapa cintanya beliau terhadap minuman berbau teh.
"Aku bersungguh-sungguh Yoongi, kau terlihat aneh."
"Sungguh, kalian tidak perlu khawatir denganku. Aku baik-baik saja. Lindungi Aera saja."
"Baik apanya? Kau baru sadar belum lama ini. Tingkahmu juga jadi berubah, sedikit periang, tapi memiliki aura seorang psikopat. Kerasukan, kah?" Hoseok sepertinya sudah kembali dalam mode sunshine. Hoseok sudah terlihat lebih cerah dan bisa mengeluarkan kata-kata dengan bebas.
Yoongi mengubah wajahnya menjadi sedia kala. Datar seperti papan triplek. "Jangan mengada-ada! Mana ada yang seperti itu."
"Yak! Salah satu dokter psikolog pernah menangani pasien kerasukan. Mereka kira orang itu mengidap bipolar, berkepribadian ganda. Tapi ternyata ada hantu yang keluar masuk bergantian ke tubuhnya." Hoseok merapatkan badannya pada Yoongi kepalanya memutar ke atas, ke kiri, ke kanan, seolah mencari sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambivalent
FanfictionJANGAN LUPA FOLLOW, supaya kalian tidak ketinggalan info menarik soal cerita ini 😊 "Sekarang jaksa sedang menyelidiki kasus pelecehan dan penganiayaan yang dilakukan oleh seorang dokter bedah ternama, Min Suga. Jaksa akan memberikan tuntutan 10 tah...