"Aku sudah bilang untuk tidak mendekati Seokjin! Beraninya kalian bertemu diam-diam di belakangku, hah! Apa kalaian berencana kawin lari? Meninggalkanku sendirian, huh!"
Plak
Satu tamparan mengenai wajah Aera. Aera ketakutan, dia beringust menjauhi Jimin hingga sampai di ujung sofa.
"Ji-Jimin, apa maksdumu? Siang ini kami tidak sengaja bertemu saat aku membeli bahan makanan di supermarket." Aera tidak menyangka kalau Jimin akan marah besar mengenai pertemuan yang benar-benar tidak disengaja itu siang ini. Aera lelah menghadapi sifat cemburu Jimin yang berlebihan.
"Bilang saja kalian ingin jalan-jalan dan berbelanja bersama layaknya pasangan yang saling mengasihi!" Jimin tanpa ampun terus menuduh Aera. Kemudian menampar Aera sekali lagi.
"Tidak Jim, sumpah! Kami tidak sengaja bertemu."
"Sialan! Aku harus melakukan ini."
Jimin melepas celana training pendeknya dan dilempar ke sembarang arah di area ruang tamu. Kemudian Jimin menarik celana tidur Aera. Meraba bagian tubuhnya di sana-sini. Melecehkan kekasihnya sendiri. Menyakiti Aera lagi dan lagi.
"Berhenti Jim! Tolong berhenti!" Aera meraung. Menjerit-jerit meminta pertolongan. Tapi JImin seolah tuli dan terus melancarkan aksinya.
"Kalau kau memiliki anak denganku. Sudah pasti kau tidak akan lari dariku lagi, benarkan? Seperti hubungan Suga hyung dan Hyoora. Mereka memiliki Sejun sebagai anak mereka dan sampai sekarang mereka tetap terikat. Sial saja, Yoongi yang sama-sama berperan sebagai Seokjin menjadi benalu di antara mereka!"
Jimin seperti kesurupan. Dia membuka pakaiannya sendiri yang berupa baju training dan bersiap melancarkan aksinya pada Aera yang terus memberontak. Tidak sudi disetubuhi oleh Jimin.
Ting nong Ting nong
"Aera, apa kau di dalam? Ini Yoongi, oppa!"
Jimin mengumpat begitu mendengar figur yang ia anggap sebagai tokoh antagonis itu datang.
Mengganggu sekali, dasar nyamuk, batin Jimin kesal.
Buru-buru, dia berlari ke arah kamar Aera. Sebelumnya dia mencengkram rahang Aera dengan kuat. "Awas kalau kau berani kabur lagi! Sudah kupastikan, kita akan menghilang dari Korea."
Aera menghapus tangisan sembari merapihkan penampilannya. Kemudian dia berjalan ke arahg pintu untuk membukakannya.
"Yoongi oppa, ada apa datang malam-malam?"
"Aku kebetulan lewat sini. Tadi pulang dari rumah sakit aku membelikan donat untuk Sejun dan kau juga ingat kalau kau suka dengan donat ini. Jadi aku belikan juga. Ini!"
"Ah terima kasih, oppa. Aku akan memakannya. Kau mau masuk dulu? Kelihatannya kau cukup mabuk." Aera memberikan ruang yang lebih lebar di area pintu masuk, mengajak Yoongi untuk masuk. Bukan tanpa sebab.
Jimin masih ada di dalam dan Aera takut kalau Jimin melakukan yang tidak-tidak lagi kepadanya. Siapa tahu dengan keadiran Yoongi, Jimin tidak berani macam-macam dengannya,
"Hei Yoon, sudah mengirim do---nat?" Sosok laki-laki lain muncul di belakang Yoongi. Seokjin, si pria yang membuat Jimin marah besar muncul di hadapannya.
"Sebaiknya Jin hyung yang kau bawa masuk." Yoongi menyengir lalu mendorong Seokjin sehingga dia terdorong masuk ke dalam apartemen
"Aku pulang dulu!" seru Yoongi kemudian pergi menuju parkiran menunggu Seokjin karena mereka harus pulang bersama. Yoongi sengaja melakukan itu untuk memberikan Seokjin waktu berbicara dengan Aera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambivalent
FanfictionJANGAN LUPA FOLLOW, supaya kalian tidak ketinggalan info menarik soal cerita ini 😊 "Sekarang jaksa sedang menyelidiki kasus pelecehan dan penganiayaan yang dilakukan oleh seorang dokter bedah ternama, Min Suga. Jaksa akan memberikan tuntutan 10 tah...