JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA!
HAPPY READING!
.
.
.Dihari Senin akhir bulan ini, mentari bersinar dengan terang. Menyinari seluruh sisi bumi, termasuk sebuah rumah berwarna putih bersih dengan pepohonan yang tumbuh di halaman rumah.
Cahaya menelusup ke dalam sebuah kamar bernuansa putih-abu yang sedikit berantakan. Beberapa buku tergeletak dilantai, salah satunya berjudul 'Biologi itu susah' yang dengan keadaan terbuka, sisa-sisa botol soda yang tersebar di sekeliling, tak lupa dengan sajadah yang tak dilipat disudut ruangan.
Diatas ranjang terdapat sesosok remaja tampan yang masih tertidur lelap dengan guling dan selimut yang menyelimutinya. Matanya sedikit terusik dengan cahaya sang Mentari, tubuhnya menggeliat.
Bola mata berwarna coklat tua itu sedikit demi sedikit terbuka, tubuhnya bangkit yang mengakibatkan rambut nya sedikit bergoyang.
Tangannya mulai mencari benda pintar yang bernama ponsel. Tepat saat itu juga, ponselnya berdering. Dengan cepat ia mengambil benda itu, dan mengangkat telepon.
"Hm?"
"WOI ARGA, LO MAU BERANGKAT JAM BERAPA?! PAK SURYA UDAH MAU NUTUP GERBANG!" Teriak seseorang diseberang sana.
Seketika mata nya terbuka lebar. Dia menoleh ke arah meja belajarnya, menatap jam digital yang bertuliskan angka 07.30.
"SHIT! GUE OTW SEKARANG!"
***
Sebuah motor sport berwarna merah melaju dengan cepat. Sang pengendara seakan tak peduli akan sumpah serapah orang-orang yang terkejut karnanya.Hingga saat ia sampai didepan gerbang sekolah, ia sudah disambut dengan guru BK nya yang sudah tersenyum penuh arti padanya.
Arga langsung turun dari motornya.
"Assalamualaikum, Bu"
"Waalaikumsalam, Arga. Yuk." Guru itu berbalik dan meninggalkan nya.
Arga menghela napas nya. Sudah dipastikan ia tidak bisa lolos kali ini.
Hingga akhirnya kini dia sedang berdiri di hadapan guru BK, yaitu musuhnya bebuyutan nya.
"Argantara Nelson, seorang Ketua OSIS terlambat satu jam empat puluh lima menit, baju tidak dimasukkan-"
Mata tajam guru tersebut melirik kerah remaja itu.
"Dasi tidak dipakai, rambut kamu juga panjang-" ucapnya saat melihat tak ada nya dasi yang terpasang dileher remaja itu
"Lalu, kamu juga cosplay jadi Valentino Rossi di jalan raya yang sedang macet-macet nya. Wow, prestasi yang mengesankan, Arga. " Ucap Guru BK tersebut.
Arga tersenyum manis, sengaja berusaha untuk meluluhkan hati guru tersebut.
Hal itu sontak berhasil membuat sang guru BK yang usia nya masih muda itu sedikit salah tingkah.
"K-Kamu pikir dengan kamu senyum begitu, kamu bisa lepas dari hukuman, hah?" Tukasnya menutupi rasa salah tingkah nya.
"Bu Fitri, saya kan sudah telat nih. Jadi boleh ya, saya masuk ke kelas? Please." Rayu Arga
"Gak bisa dong. Turun ke lapangan basket, berdiri di sana sampai jam istirahat! Berani kabur? Sepuluh poin." Tegasnya.
Arga menghela napas, "Baik, Bu."
***
Keringat mengucur dari setiap inci kulitnya, tubuhnya terasa pegal karena harus berdiri selama 2 jam pelajaran. Seragamnya juga sudah mulai lepek karena keringat."HAHAHA, KASIAN BANGET SIH DIJEMUR!"
Arga menoleh, nampak dua remaja seusianya sedang menatap kearahnya dari lorong menuju kantin dengan ekspresi mengejek andalan nya.
"GAK USAH BACOT, LO!" Balas Arga.
Dua remaja itu tertawa geli melihat reaksi Arga. Mereka sangat menyukai ekspresi kesal Arga.
"AWAS LO YA, RAHMAT! ANGGI! GUE TANDAIN MUKA LO!"
"AW! MAU DONG DI TANDAIN SAMA BANG ARGA!" Sahut Rahmat.
Saat mereka sedang bersahutan, tiba-tiba ...
"RAHMAT! ANGGI! PELAJARAN APA KALIAN?!"
Seketika mereka bertiga menoleh. Seorang pria paruh baya dengan memegang buku piket ditangan nya sedang menatap Anggi dan Rahmat. "Hm, anu pak, anu"
"Anu apa Rahmat? Kamu gagu?" Balas guru piket itu.
"Anu, saya mau pipis pak!"
Rahmat dan Anggi langsung berlari, bukan menuju WC tapi, menuju kantin.
"HEI ITU BUKAN ARAH KE WC! RAHMAT! ANGGI! SINI KALIAN!" Pria itupun ikut berlari mengejar mereka.
Arga tertawa geli melihat aksi kejar-kejaran tersebut. "MAMPUS LO BERDUA! SIAP-SIAP KENA POIN! HAHAHA"
Tepat saat Arga menertawakan mereka tiba-tiba saja Rahmat menabrak seorang gadis yang sedang berjalan sambil membawa buku.
"Eh!"
Saat Arga akan berjalan mendekat, Anggi dengan sigap membantu gadis itu. Hal itu membuat Arga mengurungkan niatnya, dan kembali pada posisinya semula.
"Dasar Rahmat"
***
Halo semua!
Welcome to my imagination!
.Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan komen ya!
.Oiya jangan lupa follow my Instagram
@silendtaa_
.See you in the next part!
Luv<3

KAMU SEDANG MEMBACA
Argasha [ON GOING]
Teen Fiction[BUDAYAKAN FOLLOW DULU BARU BACA] Kisah dua remaja yang sama-sama memiliki keluarga yang tidak utuh. Luka dan kecewa sudah seperti lauk sehari-hari. Tetapi setiap manusia memiliki sudut pandang dan caranya masing-masing dalam menghadapi masalah. Beg...