Enemy

55 25 7
                                        

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA!
HAPPY READING!

.
.
.

     "Hai Cantik, kenalin gue Alvin."

     Dengan cepat Arga menarik Alvin untuk menjauh dari Asha, hingga ia sedikit terhuyung karena tak siap. "Urusan lo sama gue, bukan dia"

     "Kenapa Ga? segitu berharga nya dia sampe gue gak boleh kenal?" Alvin tersenyum menatap Asha.

     Arga terdiam.

     Melihat Arga tidak menjawab, Alvin tersenyum puas. Ia kembali mendekati Asha. "Lo tau? cowo ini gak lebih dari seorang ba.ji.ngan." Ucap nya tepat di telinga Asha.

     Asha melirik Arga yang menatap Alvin dengan wajah yang merah padam karena amarah.

     "Dia itu suka nebar perhatian ke cewek manapun, keliatan nya baik, tapi nyatanya busuk." Alvin berpaling mendekati Arga.

      Ia sedikit melirik tangan Arga yang mengepal kuat menahan emosinya.

     "Sampai sekarang gue masih bingung, kenapa ya masih banyak cewek yang tutup mata sama keburukan lo demi bisa meluluhkan hati ketos tercinta."

     Arga melirik Asha yang sudah khawatir dirinya akan bertengkar dengan Alvin.

    "Dan, apa lo udah tau rahasia terbesar seorang Arga?"

    Arga menarik kerah seragam Alvin, "Kalau lo mau ribut, ga disini tempatnya." Mata mereka saling menyorotkan kebencian terhadap satu sama lain.

    Tiba-tiba Anggi dan Rahmat memisahkan keduanya.

    Alvin membenarkan kerah nya dengan kesal. "Awas lo, Ga! Gue tunggu nanti malem!" Ancam nya dan berlalu menuju kelas.

    Arga menetralkan emosinya, ia melirik Asha. Asha menunduk, tangan nya memilin ujung seragam nya.

    "S-sorry, Ga"

    Setelahnya Arga melenggang pergi meninggalkan mereka, Asha menatap punggung nya yang mulai menghilang dengan gelisah.

     "G-gue minta maaf" Ucapnya pada Anggi dan Rahmat.

     Anggi menggeleng, "Lo gak salah. Udah, gak usah dipikirin."

     "Iya, Sha. Gak usah dipikirin. Mereka emang ga akur. Oh ya mending lo ke kelas aja biar bukunya gue sama Anggi yang bawa." Ucap Rahmat sembari tersenyum.

     "Eh, gak usah. Biar gue aja" Tolaknya diakhiri senyuman.

     "Yakin kuat?" Ledek Rahmat sambil menunjuk tumpukan buku paket kimia yang ada di lantai. Asha terkekeh.

     "Kayak nya enggak deh, btw makasih ya-" Asha melirik name tag di dada dua remaja yang tak kalah tampan nya dari Arga.

      "Gue Anggi" Ucap remaja tampan dengan tubuh sedikit berisi, alis tebal dan rambut jambul nya.

      "Kalau Gue, Rahmat" Sahut remaja berwajah manis yang memiliki lesung pipi diwajahnya.

      Asha mengangguk, "Gue Asha" balasnya dengan senyuman manis diwajahnya.

      "Yaudah, kalau gitu gue duluan ya. Thank's!" Ucap nya dan berlalu menuju kelas.

       "Dia yang tadi disebut sama Silvi kan, ya?" Tanya Rahmat. Anggi mengangguk.

       "Iya, dia juga cewek yang lo tabrak di lorong waktu kita dikejar sama Pak Surya" Sahut Anggi lalu mengangkat buku paket dan berlalu meninggalkan Rahmat.

Argasha [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang