JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA!
HAPPY READING
.
.
.
.
"Gue udah kehilangan rasa percaya sama Tuhan, Ga."
***
"SUMPAH?! LO CERITAIN SEMUANYA?"
Asha memelototi gadis yang suka berteriak tidak sadar tempat dihadapannya. "Mulut lo, Nay"
Nadya terkekeh, "Sorry, sha. Terus, terus?"
"Ya udah, gue ceritain aja semuanya." Balasnya apa adanya.
"Sedetail-detailnya?"
Asha mengangguk.
"Beneran semuanya?"
"IYA NADYA GEBETAN ANGGI" sahut Asha geram.
Nadya tertawa melihat wajah geram Asha. "Terus tanggepan dia apa? pasti nasehatin lo kan?"
Asha menggelengkan kepalanya, "Dia cuma diem, terus ya udah ngajak gue pulang."
"Ha? Serius lo? Dia ga nasehatin lo?"
"Enggak, dia bener-bener cuma diem sambil ngangguk-ngangguk doang."
Nadya terdiam, matanya fokus menatap Asha."Sha"
Asha berdeham, ia sibuk dengan semangkok bakso urat lengkap dengan tetelan di hadapannya.
Merasa tidak puas dengan jawaban Asha, Nadya merebut mangkok bakso milik gadis itu. "NAY!"
"Lo yakin dia ga bakal nyebarin tentang itu?" ucap Nadya tanpa memperdulikan teriakan Asha.
Asha terdiam. "Nanti kalau dia cerita ke mana-mana gimana? Ya, walaupun kayaknya itu ga mungkin tapi kan tetep aja, Sha.
"Kalau kata orang lo itu udah Oversharing." lanjutnya.
"Ya, sejujurnya gue juga nyesel karna udah cerita ke dia. Tapi ya gimana, orang udah kejadian. Kalaupun dia cerita ke orang juga gua ga peduli sih." sahut Asha sembari merebut kembali baksonya.
"Yakin ga peduli? awas aja ya kalau nanti dateng ke rumah gue malem-malem sambil nangis" ancamnya.
Asha tertawa hingga gigi gingsulnya terlihat.
"Ketawa lo, ntar giliran kejadian beneran lo yang malu, Sha."
Kali ini ia terdiam, tanpa Nadya marahi pun ia sungguh sadar bahwa ia sudah menceritakan hal yang pribadi kepada Arga.
***
Asha terbangun dari tidurnya ketika mendengar ponsel nya berdering. Tanpa membuka matanya, tangannya meraba nakas dan mengambil ponselnya.
"hm?"
"Bangun." Sahut seseorang dari sebrang sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Argasha [ON GOING]
Teen Fiction[BUDAYAKAN FOLLOW DULU BARU BACA] Kisah dua remaja yang sama-sama memiliki keluarga yang tidak utuh. Luka dan kecewa sudah seperti lauk sehari-hari. Tetapi setiap manusia memiliki sudut pandang dan caranya masing-masing dalam menghadapi masalah. Beg...