Arga menghilang

21 3 0
                                    

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA!
HAPPY READING!
.
.
.

Pagi telah datang, senin menjadi hari terberat bagi semua orang termasuk Asha. Asha terpaksa harus merelakan dirinya bangun dari kasur kesayangannya.

Gadis itu berjalan dengan lunglai, ia bergegas menuju kamar mandi dan melakukan ritual disana.

Setelah sepuluh menit, Asha kembali dengan wajah yang segar dan wangi sabun stoberi yang menyeruak dari tubuhnya.

Tangannya tergerak mengambil ponselnya. "Tumben gak chat nyuruh cepetan" gumam gadis itu.

Asha bersiap-siap dengan santai, ia masih sempat untuk meng-scroll sosial media sambil mengeringkan rambutnya.

Setelah siap, ia kembali memastikan kalau Arga benar-benar tidak menghubunginya seperti biasa. "Bodo amat lah!"

Gadis itu berjalan sembari bersenandung, ia melirik meja makan yang sudah tersedia roti dan susu diatasnya.

Tanpa pikir panjang, Asha segera duduk dan menghabiskan sarapannya. Tiba-tiba jam tangan nya berbunyi, menandakan bahwa ia sudah hampir terlambat.

Mata Asha membelalak, dengan cepat ia berlari ke luar rumah sambil memakai sepatunya dengan susah payah.

Asha menghela nafasnya kesal karena belum melihat batang hidung lelaki itu.

"Udah jam segini loh padahal!" Geramnya. Tapi akhirnya gadis itu memutuskan untuk menunggu.

Dengan gelisah ia menunggu Arga datang sambil sesekali melirik jam tangannya.

07.30

"SIAL!"

Saat gadis itu ingin bergegas mengambil motornya, tiba-tiba suara motor memasuki rumahnya terdengar.

Tapi bukan Arga yang datang, melainkan Devano. "Hai, Sha!"

Asha segera berlari dan menaiki motor Devano "CEPETAN KITA UDAH TELAT!" Seru Asha pada Devano sambil memegang pundak lelaki itu.

"Eh Iya, Sha." balas Devano yang gugup karna tangan Asha berada di pundaknya.

Alhasil Devano menarik pedal gas nya dengan semangat, "Pegangan Sha, nanti jatoh!"

Dengan terpaksa gadis itu memegang erat jaket denim milik Devano. "Awas aja lo, Ga" batinnya.

***


"Makasih ya, Dev. Gue duluan!" Seru Asha lalu berlari masuk ke dalam.

"Eh Sha! kenapa kita ga ba- reng aja" Devano menghela nafas nya sambil tersenyum.

"Gak papa Dev, lo berangkat bareng dia aja udah cukup."

***

"Lo serius gak tau kemana dia?" Tanya Devano pada Anggi.

Anggi menghela nafas panjang, "Berapa kali gue bilang, gue gak tau."

Argasha [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang