Dunia Arga (2)

20 4 0
                                    

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA!
HAPPY READING

.
.
.
.

         "Im so proud of you, Tara."

         Lelaki itu tersenyum mendengarnya, perlahan Arga bergerak menghapus jejak air matanya, pandangan nya terkunci pada Es Krim mereka yang sama-sama sudah tak terbentuk karna meleleh.

         Arga terkekeh karna nya.

         Mendengar kekehan lelaki itu, Asha mengulur pelukan mereka. Lalu menatap nya heran. "Kenapa ketawa?"

        Arga membalas dengan lirikan nya pada Es Krim di tangan mereka. Asha mengikuti arah pandangan lelaki itu, dan ia ikut tertawa.

        "Sini, gue buang." Ucap Arga.

        Asha menggeleng, "jangan mubazir, ini masih bisa dimakan kok." Balasnya sambil segera melahap Es Krim Stoberi miliknya.

         Arga tersenyum, tanpa sadar tangan nya bergerak mengelus puncak kepala Asha. Lalu ia pun ikut melahap Es Krim Vanila miliknya.

         Asha terpaku. Matanya berkedip berkali-kali, pipinya bersemu merah sambil menahan senyum ia melahap cone es krimnya dengan sekali suapan. Hal itu membuat pipinya menggembung karna mulutnya penuh.

         "Makannya kayak bocah lo." Ketus Arga sambil bergerak mengusap ujung bibir Asha yang terdapat sisa Es Krim.

          Drrt. Drrt. Drrt.

          "Sha, gue angkat telpon sebentar ya." Ucap Arga lalu beranjak menjauh meninggalkan Asha yang masih sibuk mengontrol debaran jantungnya.

          "Pantesan Silvia baper, orang dia kayak gitu!" Gumam Gadis itu sambil memainkan ponselnya.

          Arga kembali mendekatinya sambil menatap ponselnya. "Kenapa?" tanya Asha.

          "Ada yang bilang kangen, terus minta ketemu." Ucapnya tanpa dosa. Asha menatapnya heran.

          "Siapa?"

          "Mau ikut?"

          "Kemana?"

          "Ketempat orang yang bilang kangen."

           Asha menggeleng. "Ya udah gak usah, anterin gue pulang aja." Balas gadis itu dengan nada ketus dan berlalu meninggalkan Arga yang sedang tersenyum lebar.

         Dengan langkah lebar, Arga dengan mudah menyamakan langkahnya dengan Asha. "Jealous, mba?"

         "Dih pede amat mas!"

         Arga tertawa melihat wajah kesal Asha. Lalu tangannya menggenggam tangan gadis itu.

         "Dengerin dulu!"

         Asha membalikkan badannya dengan malas, "Apa lagi?"

          "Temenin gue yuk,"

Argasha [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang