JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA!
HAPPY READING
.
.
.
.
"Kami pamit pulang ya bu." Ujar Arga kepada Ibu Panti."YAHH KOK CEPET BANGET SIH PULANG NYA KAK!"
"IYA NIH!"
"Heh gak boleh gitu dong, Kak Tara sama Kak Asha pasti ada urusan jadi harus pulang cepat. Ya kan, kak?" Balasnya.
Arga tersenyum, "Iya nih, maaf ya. Lain kali kakak janji bakal main lebih lama sama kalian."
"YEAY! OKE KAK!" Sorak mereka beramai-ramai. Arga terkekeh melihatnya.
"Ya sudah hati-hati dijalan ya, Tara bawa motornya jangan ngebut-ngebut kasian atuh nanti neng Asha nya masuk angin."
"Udah kebal dia mah bu, gak bakal masuk angin" Ledek Arga sambil tertawa.
Asha tersenyum. "Ibu, Asha pamit ya."
"Iya neng, hati-hati!"
Arga dan Asha bergegas pergi dari sana, menelusuri jalan H.Muchtar Raya yang lumayan ramai sore itu.
Mereka sama-sama sibuk dengan pikiran nya masing-masing. Sesekali rambut Asha tertiup angin hingga membuatnya harus merapihkan nya kembali.
"Pakai helm nya."
Suara berat khas Arga akhirnya terdengar. Namun Asha tetap tak bergeming dan tetap setia membenarkan rambutnya dikala angin meniupnya.
"Keras kepala"
Asha tetap diam, tak berniat sekalipun menjawab ucapan lelaki didepannya.
Hingga saat mereka melewati TPU Kedaung, Arga membelokkan arah motornya untuk parkir.
Asha masih bingung saat melihat Arga sedang membeli air mawar dan juga bunga. Dengan cepat gadis itu menyusulnya.
"Lo mau ziarah?"
"Mau ngedugem."
Asha terkekeh menyadari pertanyaan konyolnya barusan. "Mau ziarah ke siapa?"
Lelaki itu tak menjawab, ia hanya terus berjalan dengan Asha yang setia mengekor dibelakangnya.
Hingga tibalah mereka didepan sebuah makam dengan nisan yang bertuliskan.
Amanda Putri Nelson
binti
Dhani NelsonAsha tidak terlalu terkejut karna sebenarnya ia sudah tau garis besar cerita gadis malang ini. Hanya saja ia masih belum puas jika belum mendengarnya langsung dari lelaki disampingnya saat ini.
Arga mengangkat kedua tangannya, dan mulutnya melafalkan surah Al-fatihah wa bil khusus untuk Almarhumah. Dan gadis disampingnya mengikutinya.
"Amin."
Arga dan Asha mulai menyirami makam dengan Air mawar serta bunga yang tadi dibelinya.
Tangan besar lelaki itu menyentuh nisan milik Manda. Ia menunduk dalam. Asha yang melihatnya mengusap punggung lelaki itu menguatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Argasha [ON GOING]
Teen Fiction[BUDAYAKAN FOLLOW DULU BARU BACA] Kisah dua remaja yang sama-sama memiliki keluarga yang tidak utuh. Luka dan kecewa sudah seperti lauk sehari-hari. Tetapi setiap manusia memiliki sudut pandang dan caranya masing-masing dalam menghadapi masalah. Beg...