Sekarang Yuda dkk berada di rooftop sekolah. Mereka berencana berdiskusi untuk mencari tahu siapa yang membunuh orang hingga membuat warga menjadi resah.
"Yuda, ini sudah beberapa kalinya kasus pembunuhan terjadi terutama murid sekolah Lo," celetuk Andra dengan mengangkat alisnya.
"Benar, kali ini kita tidak boleh membiarkan lagi psikopat itu berkeliaran dengan bebas," sahut Tian dengan mengepalkan tangannya.
"Ali segera cek lokasi gadis itu saat jam pulang sekolah sampai seterusnya," perintah Yuda dengan muka datar.
Ali mengangguk kemudian membuka layar laptopnya yang menampilkan beberapa nama murid-murid SMA Antariksa. Ia mengerutkan keningnya lalu membuka bagian kelas XI IPS 3 karena pernah melihat gadis itu berbicara dengan Airin. Lalu benar saja gadis itu teman satu kelas Airin yang lebih membingungkan adalah titik lokasinya.
"Namanya Nikita Talia dia merupakan teman kelas Airin. Awalnya titik lokasi berada dijalan dekat gang kecil lalu berpindah ke cafe. Penjahat itu sepertinya sudah mengincar teman Airin dari cukup lama sebelum tragedi pembunuhan," jelas Ali dengan mengerutkan keningnya.
"Berarti pembunuh itu sudah mengincar saat sekolah bubar lalu menculiknya. Lalu ponsel yang awalnya berada gang kecil tiba-tiba berada di cafe seberang gitu?" ucap Andra dengan menggaruk tengkuknya.
"Penjahat itu awalnya berada ditempat tersembunyi yang tidak mungkin dikira gadis itu. Lalu setelah gadis itu lengah sang penjahat melakukan aksi penculikan. Ponsel itu bukan dilempar melainkan sudah dihack cukup lama namun kita tidak menyadarinya," celetuk Yuda dengan mengepalkan tangannya.
"Benar, ponsel itu dihack cukup lama. Lalu penjahat itu dengan mudah melakukan pergantian lokasi sepertinya gue menemukan lawan yang kuat," ucap Ali dengan menyeringai.
Mereka semua bergeming dengan pikiran masing-masing. Mungkin hanya ingin menerka penjahatnya atau bingung dengan kasus yang tidak jelas pasti.
"Ali coba cek lokasi terakhir semua murid," ucap David yang sedari tadi diam tiba-tiba menyahuti.
"Lo masih curiga sama Airin, hah?!" sembur Tian dengan mencengkeram kerah baju David.
"Gue hanya berjaga-jaga karena bisa saja orang yang dikiranya baik malah menusuk dibelakang dan itu sudah banyak kejadian," ucap David dengan melirik Andra.
"Lagipula tidak salah untuk berjaga-jaga. Adik Lo terlalu misterius untuk dilepaskan begitu saja," lanjut David dengan mengangkat bahunya.
Tian ingin memukul wajah David tapi ditahan oleh Yuda dan Andra. David hanya menatap tenang berbeda dengan Tian yang menatapnya tajam.
"David jelaskan apa maksud Lo untuk memeriksa lokasi semua murid?" tanya Yuda dengan muka datar.
"Seperti yang Lo katakan bahwa ponsel gadis itu dihack cukup lama. Tapi apa kalian sadar jika ingin menyadap ponsel diperlukan email, no ponsel atau memasang sebuah aplikasi. Hal itu tidak memungkinkan bahwa yang menyadap ponsel korban melainkan orang yang dekat dengan korban," jelas David dengan menatap layar ponselnya.
"Cih, masalah gini aja bicara banyak biasanya aja bisu! Lalu sering minta Airin nggak usah urusi kehidupan Asya lah!" seru Tian dengan menatap sinis.
"Gue hanya bicara seperlunya. Gue bukan kayak Lo yang tong kosong nyaring bunyinya," ketus David dengan muka datar.
Yuda hanya bergeming memikirkan perkataan David yang cukup masuk akal. Jika begini mereka harus mencari tahu titik lokasi seluruh murid terutama kelas XI IPS 3.
"Ali periksa semua lokasi terakhir murid XI IPS 3," perintah Yuda dengan muka datar.
"Yuda! Apa Lo percaya yang ngelakuin itu Airin?!" seru Tian dengan muka memerah menahan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TBM] The Biggest Mistake (END)
Teen FictionKhairina Putri atau biasa dipanggil Airin merupakan gadis yang kehidupannya tidak diperlakukan secara adil oleh keluarganya. Airin memiliki adik tempramental ini semua keinginannya harus dituruti sehingga membuatnya selalu mengalah. Airin hanya send...