Semua orang mengalihkan atensinya kepada sosok gadis yang menggunakan seragam SMA Antariksa. Mereka segera menatap sekeliling karena penasaran siapa yang dipanggil gadis itu.
"Siapa Lo itu Tian?"
"Lo pengkhianat!"
"Anjir! Bohay juga tuh cewek!"
Tian yang merasa dipanggil menghampiri gadis itu dengan raut wajah penasaran. Ia menarik tubuh gadis itu dengan memutar seperti komedi putar.
"Airin? Lo ngapain disini?" tanya Tian dengan mengerutkan keningnya.
Airin bukannya menjawab malah tersenyum palsu. Ia menepuk pundak Tian lalu membawa kedalam rangkulannya.
"Seharusnya gue yang tanya, LO NGAPAIN DISINI?!" sergah Airin dengan menjewer telinga lelaki itu.
Semua orang terkejut melihat tindakan gadis itu yang cukup berani melawan tangan kanan geng Zachery. Namun, ada juga beberapa orang yang tertawa melihat mimik wajah Tian.
"Itu ... gue numpang berak! Ya, berak!" dalih Tian dengan tersenyum lebar.
Airin mengangguk pelan berkata, "Memangnya bisa ya berak ditengah jalan lalu dikelilingi oleh para geng abal-abal? Berarti urat malu Lo sudah putus berani berak di tengah jalan."
Semua orang menatap tajam menuju Airin enak saja mereka dibilang geng abal-abal terutama anggota inti geng Achazia. Yuda menatap tajam lalu diberikan acungan jari tengah dari Airin membuat semua orang semakin terkejut dibuatnya.
"Anjir! Lo Rin! Berani banget Lo bilang begitu nanti kalau Lo dikeroyok gimana?! Gue nggak bisa lawan orang sebanyak ini!" seru Tian dengan menatap khawatir Airin.
"Nggak perlu khawatir, jika mereka nyerang cewek dan keroyokan berarti mereka bukan laki-laki gentle," sindir Airin dengan menyeringai.
Semua orang hanya diam tanpa diminta pun mereka tidak akan menjadi orang pengecut yang menyerang cewek juga keroyokan. Ia menarik kerah baju Tian, namun laki-laki itu hanya bergeming.
"Pulang sekarang atau Tante akan tahu semua kelakuan Lo!" tekan Airin dengan muka dingin.
Tian kelabakan lalu bergelayut manja di lengan Airin merengek, "Airin ... jangan bilang ke mama gue, ya."
Tiba-tiba dari belakang ada seseorang yang ingin memukul Tian dari belakang. Airin yang melihat itu segera menarik tangan Tian lalu menendang orang itu sekuat tenaga hingga muntah darah. Pukulan yang ia berikan tadi merupakan bukan main-main.
Semua orang terkejut melihat tendangan dari Airin. Mereka menatap orang yang terbatuk-batuk dengan darah berada disamping mulutnya.
"Uhuk! Tian Lo pengkhianat!"
Andra segera menghampiri anggotanya dengan membantunya berdiri. Ia meringis ngeri sepertinya mungkin anggotanya ini harus memeriksa ke rumah sakit karena ia mengetahui tendangan gadis itu bukan main-main.
"Apa-apaan Lo ogeb?! Dia itu adik sepupu Tian wajar aja kalau mereka itu dekat!" seru Andra dengan mengelap wajahnya.
Semua orang lagi-lagi dikejutkan oleh kebenaran yang baru saja mereka dengar. Namun, mereka dikejutkan lagi Airin kembali menyerang lelaki itu dengan brutal di wajah tidak lupa masa depannya. Semua orang ikut merasakan ngilu sembari melirik ke selangkangan mereka.
"Aduh! Ngeri pisan euy!"
"Masa depannya hancur sudah itu!"
"Sadis banget tuh cewek."
"Tapi menantang kalau punya pacar seperti adik Tian."
Airin menyeringai dengan mencengkeram keras dagu lelaki itu menerangkan, "Gue nggak suka ada yang ngusik keluarga gue! Orang yang boleh menyakiti keluarga gue hanyalah Khairina Putri!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[TBM] The Biggest Mistake (END)
Roman pour AdolescentsKhairina Putri atau biasa dipanggil Airin merupakan gadis yang kehidupannya tidak diperlakukan secara adil oleh keluarganya. Airin memiliki adik tempramental ini semua keinginannya harus dituruti sehingga membuatnya selalu mengalah. Airin hanya send...