Di lapangan terbuka dengan banyak pengendara motor juga cewek-cewek seksi yang bergelayut manja kepada para pemain motor. Tempat yang sering didatangi para geng apalagi jika selain tempat balapan.
Yuda tertawa terbahak-bahak setelah mendengar lelucon dari Ali. Mereka tidak ada rasa malu disaat yang lain menjaga ekspresi cool malah mereka memperlihatkan sikap absurd. David hanya bisa menggeleng kepala melihat tingkah mereka yang agak memalukan.
"Eh, katanya driver kuyang semakin mejadi, ya?" tanya Ali dengan watados.
"Hooh, katanya di Kalimantan pakai begituan," sahut Andra dengan menggaruk tengkuknya.
"Hoax itu! Itu mah cuman bahan bercandaan tapi kalau kuyang memang ada. Ali Lo kan orang Banjar masa nggak tahu ginian aneh Lo, njir!" sahut Yuda dengan memutar matanya.
"Ya kan, gue tinggal di Banjar hanya 2 tahun mana tahu gituan anjir!" seru Ali dengan muka masam.
David yang sudah bosan dengan perdebatan mereka berkata, "Kalian ngomongin hal yang nggak penting."
Tiba-tiba beberapa anak cewek menghampiri Yuda dkk salah satunya juga ada Asya yang memegang gelar adik dari Airin. Ia sangat risih disaat gadis itu langsung menempeli nya seperti dedemit. Ia mendorong kecil namun lagi-lagi gadis itu menempel ke tubuhnya.
"Asya berhenti sebelum gue bersikap kasar!" geram Yuda dengan muka dingin.
"Loh, emangnya kenapa? Kamu aja sama Airin dekat banget," ucap Asya dengan nada manja dibuat-buat.
Yuda yang mendengarnya pun bukannya merasa gemas malah menjadi jijik. Asya sangat berbeda dengan kakaknya yang sangat menjaga dirinya pantas saja gadis itu selalu menjadi adiknya. Ini memang suatu keharusan Airin untuk mengubah gadis yang didepannya.
Yuda menghela nafas panjang berkata, "Asya gue sama Airin itu hanya teman lalu dia nggak pernah nempel ke gue. Sebab gue yang selalu berada disampingnya seharusnya Lo sebagai saudaranya tahu bagaimana keterpurukannya."
Yuda mengambil ponselnya lalu mengetikkan sesuatu yang membuat semua orang penasaran. Setelah itu dia menyembunyikan ponselnya dengan menatap Asya.
∆∆∆
Namun, disaat waktu yang bersamaan di hotel A. Sosok bertopeng harimau sedang berdiskusi dengan orang yang cukup terkenal didaerahnya. Orang yang berdiskusi dengan organisasi Star Blood tidak lain seorang pengusaha kaya.
"Saya minta bunuh rival bisnis saya. Lalu ambil ginjal mereka untuk pengobatan anak saya."
"Apa yang akan kami dapatkan jika memenuhi semua permintaan anda?" tekan Lord Star dengan menyeringai.
"Apapun! Saya akan memberikan apapun yang anda minta! Mereka adalah orang yang keji dan suka korupsi besar-besaran!"
Lord Star terdiam menatap tajam kepada pengusaha yang sedang memohon seperti hewan. Ia mengambil sesuatu dari balik jaket kulitnya.
Dor!
Sebuah peluru sudah bersarang di perut pengusaha itu. Anggota Star Blood tidak kaget lagi melihat tingkah ketuanya yang tidak bisa ditebak.
"Marco apa sudah mendapatkan informasinya?" tanya Lord Star dengan wajah beringasnya.
"Roby Budianto pengusaha kaya dalam bidang industri roti. Dia memiliki seorang putra yang memiliki penyakit gagal ginjal sedari kecil. Orang itu berbohong sebenarnya dia tidak menyanyangi putranya yang memiliki penyakit dia hanya menganggap anak pembawa sial baginya," jelas Marco dengan tegas.
Lord Star hanya mengangguk berseru, "Pasukan Savage boleh beraksi kalian apakan orang itu. Kali ini saya akan beri kalian izin! Lakukan dengan baik! Jangan lupa sisanya organ pentingnya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[TBM] The Biggest Mistake (END)
Fiksi RemajaKhairina Putri atau biasa dipanggil Airin merupakan gadis yang kehidupannya tidak diperlakukan secara adil oleh keluarganya. Airin memiliki adik tempramental ini semua keinginannya harus dituruti sehingga membuatnya selalu mengalah. Airin hanya send...