8. Keterpurukan Airin🐾

60 18 0
                                    

Airin berjalan dengan mengambil botol kaca yang berisi cairan cokelat. Ia melemparkan kearah laki-laki bercelana jeans yang membuat semuanya berhenti dari aktivitas masing-masing.

Yuda hanya menatap datar membiarkan apa yang akan dilakukan oleh gadis itu. Ali meringis kecil sudah dipastikan lelaki itu tidak akan selamat dapat Airin. David seperti biasa hanya menatap diam tanpa minat.

Airin terkekeh geli dengan menatap tajam lelaki itu. Ia mencengkram erat kerah baju lelaki itu hingga hampir jatuh dari meja yang didudukinya.

"Huh, ngapain cantik? Maaf tapi gue sudah punya pacar."

Airin menggeram kesal lalu mengeluarkan buku sejarah yang sangat tebal. Ia tertawa kecil yang membuat semua orang merinding dibuatnya.

"Siapa yang suka sama cowok brengsek kayak Lo, hmm. Lalu gue lebih tua 1 tahun mana sopan santun Lo," ucap Airin menatap sinis dengan menepuk-nepuk buku tebal itu ditangannya.

Yuda yang melihat itu hanya bisa meringis ngeri karena tenaga gadis itu tidak main-main terbukti saat memukulinya dari tadi. Ali juga ikut merinding karena jika gadis itu sudah mencatat nama dari blacklist nya maka dia akan selalu mempunyai dendam kesumat pada orang itu. David merasakan aura yang sama saat berada dikelas gadis itu bisa dibilang lebih garang dari para guru.

"Lalu ada apa ya, Kak? Emangnya kita ada urusan."

"Lo bilang nggak ada urusan, hah! Dulu siapa yang buat Khasya Rachel sakit hati! Siapa?! Memangnya itu monyet!" murka Airin dengan menimpuk lengan lelaki itu dengan keras yang membuat sang empu meringis kesakitan.

Airin terus-menerus memukuli cowok brengsek yang satu ini. Mereka itu anggota geng bukan berarti tahan banting dan ini bukan seberapa. Ia sudah berbaik hati untuk tidak menonjok wajah cowok itu.

"ADUH! ADUH! BANG TOLONGIN INI ADA MACAN BETINA LEPAS! LO ITU ADA HUBUNGAN APA SIH SAMA ASYA!"

"Mau ngadu walaupun Lo minta tolong mereka nggak akan bisa bantuin Lo, brengsek! Hubungan gue sama Asya, Lo tanya itu! Gue Khairina Putri kakak kandung dari Asya walaupun nggak sudi ngakuin!" berang Airin yang masih memukuli cowok brengsek itu.

Kali ini Ali tidak merasa ngeri, tetapi hanya bisa tertawa puas melihat lelaki itu tersiksa. Akhirnya ada yang bisa membalas saingannya itu tanpa ada yang bisa menghentikannya.

"Lo juga sama Ali! Jika gue lihat Lo sakiti orang yang gue kenal nggak akan segan-segan salah satu anggota tubuh Lo hilang. Camkan itu," ucap Airin dengan tersirat makna ancaman.

Yuda ingin menghentikan Airin, tetapi dihentikan oleh gadis itu. Ia menghela nafas panjang alhasil membiarkan urusan mereka selesai.

"Lalu Lo cowok brengsek! Lo nggak boleh sakiti Asya! Orang yang boleh menyakiti Asya itu hanya satu yaitu gue!" seru Airin dengan menyeringai tidak akan ia biarkan cowok brengsek itu yang menyakiti gadis manja.

Airin mencengkeram erat tengkuk lelaki itu dengan membisikkan sebuah kata. Ia tersenyum puas melihat wajah lelaki itu berubah pucat seketika.

"Yuda, antar gue pulang atau rumah ini gue ratakan." Airin menatap datar kearah lelaki itu.

"Ye, mentang-mentang anak horkay Lo seenak jidat mau gusur markas kita," gerutu Ali dengan memutar matanya.

"Memangnya kerjaan bonyok dia apa?" tanya Yuda yang sedikit penasaran.

"Dokter bedah dan manajer keuangan," sahut David dengan melirik kearah gadis itu.

Airin mengerutkan keningnya bagaimana lelaki itu bisa mengetahui pekerjaan mamanya selama ini dia hanya pernah cerita pekerjaan papanya. Namun, ia kembali menepis pikiran negatifnya mungkin hanya kebetulan tahu.

[TBM] The Biggest Mistake (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang